KETAKSALAHAN
ALKITAB
Kritik-kritik
yang sangat tajam sudah berabad-abad lamanya ditujukan kepada Alkitab, terutama
mengenai ketaksalahan Alkitab. Pada bagian ini penulis mencoba menjelaskan
bahwa pengilhaman Alkitab menyebabkan Alkitab memiliki sifat yang luarbiasa
yakni ketidak salahan alkitab dan ketidak gagalan Alkitab.
Dalam
pembahasan mengenai ketaksalahan Alkitab, maka akan dijumpai dua istilah yang
mendasar yakni, infability (tanpa
kegagalan) dan inerancy (tanpa
kesalahan), kedua istilah ini diterjemahkan dengan ketidakkekeliruan.[1]
Walaupun memiliki isilah yang berbeda, sebenarnya keduanya memeliki pengertian
yang tidak berbeda. Kedua-duanya memiliki pengertian ketakbersalahan dalam
segala hal yang terdapat dalam Alkitab.
Definisi
ketidakkeliruan Alkitab Indra menjelaskan pengertiannya sebagai berikut,
Setiap kata dalam Alkitab merpakan
perkataan Allah dalam arti dihasilkan di bawah pemgawasan dan penjagaan Roh
Kudus sehingga bebas dari kesalahan (dalam bahasa aslinya) dan tidak mungkin
gagal dalam tujuannya. Hal ini dapat dibuktikan baik secara deduktif maupun
secara induktif.[2]
Jelaslah
bahwa dari penjelasan diatas Alkitab menjadi tidak bersalah dan tak pernah akan
gagal, disebabkan karena pengilhaman dari Allah yang merupakan ciri khas
Alkitab itu sendiri. Dalam hal ini Rirye menambahkan mengenai ketidakkeliruan
Alkitab sebagai berikut, “ketidakkeliruan hanya bisa ditegaskan dalam kaitannya
dengan naskah aslinya karena datang langsung dari Allah melalui pengilhaman.”[3]
Kembali penulis mencoba menegaskan bahwa pengilhaman dan ketidakkeliruan
Alkitab merupakan sebuah keselarasan ataupun juga merupakan sebab akibat yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Dari
penjelasan yang telah di paparkan diatas dapatlah di simpulkan bahwa Alkitab
adalah Firman Tuhan yang tak memiliki kesalahan dalam segala hal. Karena
Alkitab merupakan Firman Tuhan yang tak memiliki kekeliruan maka Alkitab
memiliki kewibawaan yang luar biasa. Kewibawan yang luarbiasa inilah maka
Alkitab dapat dijadikan sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan manusia.
Keotoritasan
Alkitab yang tak ada saingannya, maka Alkitab menjadi dasar dari segala bentuk
kehidupan manusia. Baik menjadi dasar dalam kehidupan spiritual maupun
kehidupan secara praktikal.
Tanpa
Alkitab manusia tidak akan dapat berbuat apa-apa, sebab di sanalah Allah
menyatakan diri-Nya secara jelas dan menyeluruh. Tidak ada di tempat lain
dimana Allah menyatakan diri-Nya sejelas Ia menyatakannya di dalam Alkitab.
James Kenedy menyatakan mengenai penyataan diri-Nya kepada manusia adalah
sebagai berikut “Karena Alkitab adalah Firaman Tuhan maka Allah berbicara
selama berabad-abad waktu Alkitab sedang ditulis, dan Ia tetap berbicara kepada
manusia pada masa kini di saat ini melalui Alkitab.”[4]
Harapan
penulis kiranya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber yang yang
bermanfaat dalam memberi pengertian yang benar terhadap pengilhaman Alkitab.
Yang nantinya dapat di aplikasikan sebagai bahan pembelajaran secara pribadi
maupun dalam memberikan pertanggung jawaban terhadap pengilhaman dan sifat
Alkitab yang tak memiliki kekeliruan.
No comments:
Post a Comment