Markus 3:31-35
Benarkah Kita Adalah Salah Satu Yang Ditunjuk Yesus, Bahwa Kita Adalah Saudara-Nya?
Pertanyaan mengenai siapakah ibuku dan saudaraku? Dan Yesuspun tidak menunjuk keluargaNya sebagai saudaraNya, terlihat dan terdengar sangat keras dan tidak sopan. Apakah benar Yesus tidak sopan dan berlaku kasar terhadap mereka? Jawaban ini adalah sebuah jawaban atas dua kelompok yang menyalah artikan pelayanan yang dikerjakan olehNya. Dua kelompok tersebut adalah keluarganya yang mencemaskan Yesus sampai akhirnya salah mengerti tentang pelayanan, dan yang ke dua adalah para ahli Taurat yang menganggap bahwa pelayanan Yesus adalah sebuah pelayanan yang bersumber pada kuasa iblis. Bagian sebelum dan sesudahnya Yesus selalu memfokuskan pada hati. Bagian ini adalah salah satu aplikasi atau akibat hati yang telah dilembutkan dan murni tanpa ada kenajisan didalamnya. Yesus menggunakan momen ini untuk dijadikan ilustrasi mengenai hubungan antara diriNya dan orang yang mau berhubungan denganNya
Jawaban dan sikap Yesus bukanlah untuk menunjukan sikap yang kasar dan tidak sopan, namun Yesus sedang berbicara tentang hati orang-orang yang berada disekitar Yesus. Yesus menegur keluarganya yang lebih mengutamakan perasaan mereka dibandingkan pelayanan itu sendiri. Dibagian ayat sebelumnya diceritakan bahwa keluarga Yesus ingin mengambil paksa Yesus sebab mereka mengira bahwa Yesus sudah tidak waras (Markus 3:20-21). Apa yang menyebabkan keluarganya menganggap bahwa Yesus tidak lagi waras? Sebab pada ayat 20 dikatakan bahwa Yesus sudah lupa makan karena sibuknya Dia dalam pelayanan. Keluarganya tidak memahami bahwa semua itu Dia lakukan karena Dia lebih mengutamakan kehendak Bapa-Nya dibandingkan dengan diri-Nya sendiri. Yesus sedang mengajarkan kepada kita bahwa tidaklah layak dan pantas, ketika dalam kehidupan kita, Yesus tidak menjadi yang terutama. Ketika Dia mengatakan sambil menunjuk orang lain dan tidak menunjuk keluarga-Nya “Yesus menunjuk bahwa saudara dan ibuku adalah mereka yang duduk bersama Dia. Saudara Yesus adalah setiap orang yang melakukan kehendak Allah”. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa, Yesus harus menjadi yang utama bagi diri kita, dalam hal apapun tanpa terkecuali.
Apa yang dimaksudkan dengan bahwa Yesus harus menjadi yang terutama? Maka jawabannya tidak boleh terlepas dari pembicaraan firman Tuhan pada bagian terdahulu, dimana Yesus sedang fokus kepada hati manusia, dimana Yesus menyinggung tentang kedegilan hati orang-orang Farisi. Orang Farisi memiliki hati yang degil dimana hati mereka teramat keras dan tidak lagi bisa dan mau dibentuk oleh Yesus. Hati orang Farisi sama sekali tidak lagi bisa dibentuk dan diperbaiki untuk menerima pengajaran dari Yesus. Semua perkara yang Yesus buat dimata orang Farisi adalah kesalahan belaka. Begitu pula halnya keluarga Yesus dimana hati mereka tidak mampu menangkap dan memahami hati Yesus sehingga memiliki pandangan yang salah terhadap Yesus. Semua mengenai tentag hati. Apapun yang kita buat, Yesus memeriksa hati saya dan saudara. Apapun perkerjaan kita hari ini, maka yang dilihat Yesus adalah bukan perbuatan tangan kita, melainkan hati ini untuk siapa. Kita bisa kerja dan melayani, namun Tuhan melihat hati kita untuk siapa. Jika hati dan pikiran kita bukan untuk Tuhan maka kita sedang menjaukan diri kita dari Tuhan. Apa yang terjadi ketika kita menjauhkan diri kita kepada Tuhan? Bagi Tuhan tidak pernah berubah, kasih-Nya kepada kita tidak pernah berubah bahkan tidak berkurang sedikitpun. Ketika kita sedang menjauhkan diri kita kepada Tuhan sebenarnya kitalah yang sedang membawa diri pada sebuah kerugian besar. Ini sama halnya dengan, ada seorang dermawan yang kaya raya dan kemudian dengan penuh kasih sayang memberikan berkat yang berkelimphan kepada masyarakat miskin. Sang dermawan berlaku sangat adil dalam pemberian bantuan tersebut sehingga tidak ada satupun masyarakan miskin yang diutamakan. Saat pembagian bantuan kepada masyarakat miskin ternyata ada yang datang juga ada yang tidak mau datang. Pertanyaannya adalah siapakah yang mengalami kerugian? Sang dermawankan atau masyarakat yang tidak datang? Tentu sang dermawan tidak mengalami kerugian apapun dan kasihnyapun tidak berkurang kepada masyarakat miskit tersebut, hanya saja masyarakat miskin yang tidak datanglah yang pastinya akan mengalami kerugian. Sama halnya dengan Tuhan kita, setiap detik Dia menyediakan berkat yang berkelimpahan bagi kita semua (berkat tidak selalu berbicara materi). Hanya dari kita yang tidak datang pada Tuhan dan mengabaikan undangan Tuhan pada kita sambil berkata “(Mat 11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, Yesus sama sekali tidak mengalami kerugian apapun, dan tidak berkurang sedikitpun untuk tetap mengasihi kita namun saya dan saudara akan mengalami sebuah kerugian besar.
Saudaraku, Yesus sangat berhasrat dan bersemangat untuk memiliki hubungan secara rohani dengan kita, bahkan tidak ada ketertarikan apapun kepada kita selain satu kata HUBUNGAN. Yesus selalu membuat perkara-perkara baik didalam kita maupun di luar kita untuk menarik kita dalam sebuah hubungan yang indah bersama Dia. Sebab dari sejak semula Tuhan menciptakan manusia agar manusia memiliki hubungan baik dengan sesama manusia terlebih kepada Tuhan. Benar Allah tidak memiliki tanggung jawab apapun kepada manusia untuk menyelamatkan manusia, namun ingatlah Tuhan memiliki kasih kepada manusia. Atas dasar kasih itulah maka Allah mencari manusia yang terhilang dari sebuah hubungan yang indah di Eden. Dosa telah merusak hubungan kasih antara Allah dan manusia. Saudaraku dalam (1Yoh 4:8) Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1Yoh 4:16) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Ungkapan Allah adalah kasih ini membuktikan kepada kita bahwa apa yang Dia buat bagi kita adalah sebagai bentuk pendemonstrasian kasih Allah kepada kita semata-mata. Ketika Dia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menghancurkan dosa kita di kayu salib itu adalah pendomstrasian kasih Allah kepada kita. Akibat kasih Allah yang besar itulah maka hari ini kita yang telah percaya memilki hubungan kembali dengan Allah. Setelah kita diselamatkan dengan kasih Allah yang besar itulah maka hari ini Allah begitu menikmati hubungan antara kita dengan Tuhan, sebab dengan kita datang dan bersekutu dengan Tuhan maka itu adalah bentuk pernyataan kasih kita kepada Tuhan. Bukti bahwa saudara dan saya tidak mengasihi Tuhan adalah ketika hubungan dengan Tuhan bukan menjadi yang prioritas bagi kita. Allah begitu bersemangat ketika melihat kita datang mencari Tuhan. Dalam (Yoh 4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Ungkapan sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian sebenarnya dalam bahasa aslinya berkata “Bapa mencari penyembah-penyembah demikian”. Oh Haleluya, bahwa Allah mencari anak-anak-Nya yang memiliki kerinduan untuk selalu menyembah Tuhan. Allah begitu bergairah mencari anak-anak Tuhan yang begitu bersemangat untuk menaruh Tuhan yang terutama dalam hati kita. Dimana hati kita tidak ada pribadi lain, tidak ada benda lain, tidak ada pekerjaan lain dan tidak ada apapun juga selain Tuhan yang kita kasihi. Hal ini bukan berarti kita meninggalkan pekerjaan kita,
meninggalkan study kita, meninggalkan apapun yang hari ini kita sedang hadapi, bukan seperti itu maksudnya. Kita tetap melakukan apapun yang sedang kita lakukan dengan pekerjaan kita, study kita dan lain-lainnya, namun tidak membuat semua itu menjadi yang utama di hati kita. Tetap Yesus menjadi idola kita.
Saudaraku, ini semua berbicara mengenai sebuah hubungan yang bersumber dari hati yang tulus. Sebuah hati yang murni dan tidak bercamput apapun untuk menjalin sebuah hubungan yang indah dengan Tuhan. Ketika kita datang pada Dia baik dalam hubungan secara bersama-sama maupun pribadi, Tuhan menyenangi hati yang tulus dan murni dimana motifasi lain tidak mencampuri hati kita. Pada saat Firman Tuhan ini dituliskan banyak sekali orang yang datang pada Tuhan. Salah satu yang di tentang Yesus adalah banyak orang datang dari kalangan Farisi bukan untuk mengasihi Tuhan Yesus dalam sebuah hubungan namun datang dengan motifasi untuk mencari kesalahan Yesus. Bukan itu saja, banyak dari antara mereka sudah melihat bagaimana Yesus membuat perkara-perkara besar dengan mujisat-mujisat yang luarbiasa. Maka hal ini menyebabkan banyak motifasi yang datangn kepada Yesus. Ada yang datang hanya mau merasakan mujisat Yesus karena mengalami sakit penyakit, ada juga yang datang pada saat itu karena mereka berharap mendapatkan makanan dari Yesus, ada juga yang mengikuti Yesus karena mereka keuntungan finansial dari Yesus. Saudaraku, Tuhan berharap agar ketika kita datang pada Tuhan maka kita datang karena kita mau menjalin sebuah hubungan yang saling mengasihi. Ketika kita datang ke Gereja karena kita memang mengasihi Tuhan, ketika kita datang berdosa secara pribadi karena memang kita tulus mengasihi Tuhan. Bukan datang karena karena sebuah ritual kekristenan.
Saudaraku, hubungan yang tulus pasti akan menghasilkan tunduknya kita pada kehendak Allah. Pada berberapa waktu yang lalu saya pernah berkotbah mengenai tentang ketaatan. Seringkali kita sebagai anak Tuhan senang sekali berbicara tentang anugerah namun tidak menyukai ketika berbicara tentang ketaatan. Mengapa saya berbicara tentang ketaatan? Sebab konteks dalam pembahasan Firman Tuhan kita adalah “Yesus menunjuk bahwa saudara dan ibuku adalah mereka yang duduk bersama Dia Saudara Yesus adalah setiap orang yang melakukan kehendak Allah” saudara Yesus adalah yang mau duduk bersama Yesus dan melakukan kehendak Bapa. Saya
sudah panjang lebar membahas tentang duduk bersama Yesus adalah sebuah hubungan dan selanjutnya adalah melakukan kehendak Bapa. Ketika kita berbicara kehendak Bapa maka kita sedang berbicara mengenai ketaatan kepada keinginan Tuhan. Inilah yang saya katakan tadi bahwa kita sengan berbicara tentang anugerah namun sulit dan gentar ketika kita berbicara tentang ketaatan. Tahukah saudara bahwa ketaatan bisa sangat terasa manis dalam kehidupan kita. Pertanyaannya adalah, mengapa ketaatan terasa pahit bagi kita? Karena kitasalah menilai tentang ketaatan kepada Tuhan. Karena kita menilai bahwa ketaatan adalah sebuah daftar list ketaatan yang kemudian kita dipaksakan dengan kekuatan kita untuk melakukan semua itu. Alkitab kita pandang sebagai sebuah daftar peraturan yang harus kita taati dengan kemampuan kita. Pada akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak dapat melakukan semua daftar ketaatan tersebut. Bukan seperti itu saudara, ketika kita berbicara ketaatan dalam kekristenan. Ketaatan akan terjadi secara otomatis dan indah karena dihasilkan dari sebuah kasih yang tulus. Pada saat kita memiliki hubungan yang indah dan dalam dengan Tuhan maka secara otomatis Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk dapat taat kepada-Nya. Ini bukan berbicara kita bisa ataupun tidak bisa. Kita memahami bahwa tidak ada satupun dari kita yang dapat dan mampu untuk dapat melakukan ketaatan kepada Tuhan. Mengapa kita tidak mampu karena pada dasarnya kita adalah daging semata-mata.
Saudaraku, hubungan yang tulus bukan hanya menghasilkan taat pada kehendak Allah tapi juga akan menghasilkan sebuah:
• Akan selalu menghasilkan kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan
Hubungan yang tulus dengan Tuhan akan membuat Allah tersenyum atas kehidupan kita. Allah tidak menginginkan sebuah hubungan yang tidak sepenuh hati kita. Hubungan yang sepenuh hati akan menghasilkan tindakan-tindakan yang baik dan tulus karena didasari atas kasih kita kepada Tuhan, semisal ketika kita bertindak sebagai ayah maka kita akan melakukan semua hal bagi anak-anak kita karena kita mengasihi Allah dengan tulus, ketika kita jadi suami atau isteri maka kita akan melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh atas semua tanggung jawab kita karena kita mengasihi Tuhan, ketika kita bekerja maka kita melakukan pekerjaan kita karena kita mengasihi Tuhan, ketika kita menjadi apapun juga maka kita akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tulus karena kita mengasihi Tuhan.
• Akan mengasihi orang lain
Ketika kita megasihi Tuhan dan duduk diam dihadirat Tuhan sambil kita hidup dalam kehendak Allah akan membuat kita mengerti bahwa mengasihi bukan hanya sampai pada mengasihi Tuhan namun sasaran dari mengasihi Tuhan adalah mengasihi sesama khususnya kepada saudara seiman.
• Rela berkorban untuk pelayanan
Memandang dengan benar bahwa pada saat Yesus memulai pelayanan-Nya, beliau benar-benar tidak memikirkan hal lainnya selain melayani Bapa-Nya dalam kehidupan manusia. Saudaraku, ketika kita mengasihi Tuhan maka kita akan memandang dengan benar dan memiliki hati yang benar ketika kita diperhadapkan dengan pelayanan. Kita akan memandang bahwa pelayanan adalah proyek maha agung Tuhan, dan akan mengalami sebuah kerugian besar ketika kita disodorkan sebuah proyek yang agung tersebut dan kita tidak turut serta dalam pekerjaan agung tersebut. Kita akan terjun dalam pelayanan dengan menggunakan karunia yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Kita akan memandang diri kita dengan benar bahwa kita ada saat ini karena Tuhan mau pakai kita dalam pekerjaan Tuhan.
Amin
MENGASIHI TUHAN DENGAN SEGENAP
HATI, DENGAN SEGENAP JIWA, DAN SEGENAP KEKUATAN
Markus 12:30
Saudaraku yang terkasih
diawal pertobatan saya pada tahun 1997 pada saat saya di manado, saya
mendapatkan surat dari orang tua saya ketika saya ada di Manado. Intinya adalah
bahwa orang tua saya kuatir jika seandainya dengan pertobatan saya membuat saya
lebih mengasihi orang-orang yang saya layani dibandingkan mereka. Mereka
berharap bahwa tidak ada lagi pribadi lain yang dapat saya sayangi selain orang
tua saya. Begitu pula pada saat saya meranjak remaja, mamah saya selalu
mengingatkan saya dengan perkataanya
“jika nanti kamu mendapatkan
Isteri, ingatlah jangan sampai kamu tidak lagi sayang mama”. Ada sebuah
keinginan yang besar agar saya tetap menyayangi mamah saya dari siapapun.
Saudaraku yang terkasih
dalam Tuhan cerita pengalaman saya diatas walaupun tidak menggambarkan dengan
sempurna kasih sayang mamah saya jika dibandingkan dengan kasih Tuhan bagi
kita, namun ada satu benang merah yang harus kita pahami bahwa Tuhan ingin agar
kita mengasihi Tuhan lebih dari apapun juga.
Firman Tuhan
mengajarkan kita agar kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita. Apakah
yang dimaksudkan mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita?
Baik saudaraku yang
terkasih mengenai tentang mengasihi segenap jiwa adalah, dimana saat kita
merefleksi dan merenungkan hidup ini maka yang paling kita renungkan dalam
batin ini hanyalah Tuhan. Tuhan menjadi perenungan yang paling utama dalam
hidup ini. Mungkin saat ini kita sedang merenungkan tentang kahidupan kita maka
setiap renungan hidup kita selalu kita berusaha bagaimana kita dapat mengasihi
Tuhan atau perenungan hidup kita selalu merindukan mengasihi Tuhan dan
membiarkan Tuhan menjadi yang paling dominan dalam setiap perenungan batin kita
yang terdalam. Tidak ada pribadi atau benda lain yang lebih diingini batin ini
selain Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Sehingga tidak ada kekuatiran dan
ketakutan dalam batin ini atau hati ini menguasai kita.
Tuhan bukan hanya
mengaharapkan kita mengasihi-Nya dengan segenap hati kita namun juga segenap
jiwa kita. Saudaraku, jiwa memiliki tiga bagian terpenting yakni, pikiran,
perasaan, juga kemauan kita. Maka Tuhan sangat ingin sekali agar kita dapat
mengasihi Tuhan dengan segenap pikiran kita. Pikiran kita benar-benar jatuh
cinta kepada Tuhan sehingga tidak ada satupun perkara dalam hidup kita yang
lebih indah selain Tuhan yang kita pikirkan. Saya memahami bahwa banyak sekali
yang harus kita pikirkan dalam setiap kehidupan yang kita jalani. Namun jangan
sampai perkara-perkara tersebut membuat kita menjadi orang yang penuh dengan
ketakutan, kuatir, cemas, hampa dalan lain-lain. Saudara lihat apa perbedaannya
ketika pikiran kita mengasihi Tuhan ataupun mengasihi perkara perkara lainnya?
Ketika perkara-perkara lainnya selain Tuhan (baik itu pekerjaan, persoalan,
keuangan dll) yang mendominasi dipikiran ini maka yang terjadi adalah
ketakutan, kecemasan dan kekuatiran yang akan menguasai kehidupan kita, dan
pada akhirnya kita sulit untuk bertumbuh di dalam Tuhan bahkan buah yang kita
hasilkan hanya sedikit sekali dan bahkan orang lain sama sekali tidak dapat
merasakan apapun buah dalam kehidupan kita. Beda halnya dengan ketika Tuhan
mendominasi segala pikiran ini, maka pikiran kita akan menjadi tenang dan pikiran
kitapun menjadi sehat pada akhirnya kita menjadi anak-anak Tuhan yang gagah
menjalani setiap langkah hidup kita. Maka saudaraku selalulah berusaha untuk
memikirkan Tuhan baik pribadi-Nya maupun segala perbuatan-Nya bagi kehidupan
kita. Ingatlah segala kebaikannya, perbuatan-Nya, kasih-Nya dan karya-karya
lainnya yang telah Dia perbuat dalam hidup kita. Gantilah kepenatan pikirann
kita karena pekerjaan, persoalan keuangan, persoalan rumah tangga kita dan
lain-lainnya dengan memikirkan Tuhan dan karya-Nya yang agung yang telah Dia
buktikan kepada kita. Mulailah belajar untuk membiasakan pikiran kita diarahkan
kapada Tuhan disetiap detik hidup kita, hanya Dia, ya hanya Dia saja yang kita
pikirkan dalam kerinduan dan pikiran yang paling dalam untuk selalu memikirkan
Tuhan. Hal ini mungkin sama dengan ketika kita jatuh cinta kepada seseorang
maka pribadi tersebut sangat dominan dalam pikiran ini. Mulailah untuk jatuh
cinta kepada Tuhan
Selanjutnya bagian jiwa
kita adalah perasaan kita. Maka yang dimaksudkan dengan mengasihi Tuhan dengan
segenap jiwa kita adalah mengasihi Tuhan dengan segenap perasaan atau emosi
kita. Tuhan menjadi pribadi yang paling kita rasakan untuk kita cintai. Ada
sebuah persoalan yang kronis dalam kehidupan kita bersama yakni bahwa kita
begitu mencintai dosa, persoalan, pergumulan, harta, keuangan, pekerjaan dll
dalam kehidupan kita. Apa buktinya? Buktinya adalah jika perkara perkara
tersebut menjadi perkara terpenting dalam kehidupan kita. Bagaimana kita dapat
mengetahuinya bahwa kita sedang jatuh cinta kepada perkara-perkara tersebut,
adalah apakah perkara tersebut paling mendominasi atau mendapatkan tempat utama
dalam kehidupan perasaan kita? Kita menjadi benar-benar jatuh cinta dalam
perasaan ini dengan mencintai uang ,
pekerjaan, harta, dosa. Saudaraku, jika ini terjadi pada kita maka yang terjadi
adalah kita akan mengalami kelelahan bahkan pada akhirnya menjadi kacau dalam perasaan
yang pada akhirnya menyebabkan kita memiliki emosi yang tidak sehat, bukankah
hal ini membuat kita menjadi pribadi yang bermasalah? Saudara mulailah dari
sekarang untuk mengubah perasaan ini untuk mengasihi atau mencitai Tuhan di
atas apapun juga. Dialah yang paling kita cintai dan tidak ada pribadi lain
atau benda dan perkara lain yang paling mendominasi perasaan ini. Tuhan menjadi
pribadi yang paling menguasai perasaan ini. Sampai pada keadaan dimana perasaan
kita tidak tenang dan sukacita ketika perasaan ini seperti meninggalkan Tuhan.
Perasaan kita selalu terpaut pada Tuhan, maka itu saudaraku, mulailah belajar
untuk memenuhi perasaan ini dengan merasakan kehadiran-Nya dan merasakan setiap
tindakan-Nya yang penuh kuasa, kasih dan sebagainya, perkara ini hanya bisa
kita alami hanya ketika kita berdoa dalam perasaan ini, tanpa berkeputusan,
terus memuji-Nya dalam doa tak berkeputusan.
Saudaraku, kita juga
diminta oleh Tuhan agar kita mengasihi Tuhan dengan segala kekuatan kita.
Adalah perkara yang aneh dan lucu adalah ketika perkara dunia kita boleh berjuang
habis-habisan. Untuk pekerjaan kita, kita bisa memberikan seutuhnya pikiran,
perasaan kita untuk keberhasilan hidup kita. Untuk perkara uang kita boleh
menghabiskan berjuta-juta hanya untuk kecantikan kita, penampilan kita, pakaian
kita, dan lain-lainnya, namun untuk perkara pekrejaan Tuhan kita memberikan
porsi yang sedikit sekali. Saudaraku, apakah ini dikatakan berhasil? Tidak sama
sekali saudaraku, sebab Tuhan menyelamatkan kita agar kita menggunakan semua
kekuatan kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Semua yang ada pada kita
adalah titipan Tuhan agar Tuhan dipermuliakan. Saya tidak mengatakan bahwa
semua tenaga dan potensi yang kita miliki diserahkan ke gereja, tidak, bukan
itu maksud saya, namun semua yang kita miliki pakailah itu untuk kemuliaan
Tuhan. Contoh, ketika kita membesarkan anak-anak kita dan memberikan mereka
sekolah yang terbaik bukan supaya mereka hanya pintar dan cemerlang dalam masa
depan mereka, namun mereka harus sadar dalam diri mereka bahwa apa yang kita
buat bagi mereka hanya semata-mata agar mereka dapat mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan mereka. Jika suatu saat mereka
jadi dokter, jadilah dokter yang motivasinya bukan supaya kaya raya, namun jadi
dokter yang dapat membantu orang susah dan kemuliaan Allah dinyatakan. Ketika
kita bekerja biarlah kita bekerja seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia dan
kemuliaan Tuhan dinyatakan. Apapun yang kita buat, buatlah itu untuk memamerkan
kebesaran Tuhan itulah yang dinamakan mengasihi Tuhan. Dulu sebelum kita
memiliki pekerjaan, doa-doa kita adalah “Tuhan berikanlah aku pekerjaan agar
dengan pekerjaan itu aku bisa menginjil ditempat kerjaku, bisa memberikan
uangku bagi pekerjaan Tuhan dalam menghadirkan kerajaaMu didunia ini”, namun
setelah pekerjaan Tuhan berikan, apakah kita lebih setia dalam ibadah? Apakah
kita lebih setia dalam pertemuan-pertemuan online yang disediakan gereja? Apakah
setiap paket data yang kita miliki untuk mencari kemuliaan Tuhan atau yang
lainnya? Kitalah yang bisa menjawab semua itu saudara.
Saudaraku, apa yang
terjadi ketika ayat ini terjadai atas kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan?
Pertama, menguatkan
kita untuk melakukan yang benar. Dengan kasih yang besar di hati ini pastilah
akan membuat kita dapat melakukan perkara yang benar. Kita akan menjadi Takut
akan Tuhan. Kitab Amsal mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari
hikmat Tuhan. Hikmat Tuhanlah yang akan membuat kita memahami apa yang benar
dan apa yang tidak benar. Bukan hanya membuat kita memahami apa yang benar dan
tidak namun juga akan membuat leluasa Roh Kudus memimpin kita dalam tindakan
yang benar. Saudaraku, ketika kehidupan kita mengasihi Tuhan maka secara
otomatis Roh kudus akan memberikan kita kekuatan dalam menghadapi kehidupan
kita. Berbeda dengan kehidupan yang sembrono, tanpa mengasihi Tuhan, kita akan
menjalaninya dengan sangat berat dan melelahkan. Hati yang mengasihi Tuhan akan
membuat kita memiliki hati yang lemah lembut untuk Tuhan bentuk menjadi seperti
yang Dia inginkan. Jika diatas saya mengatakan bahwa ketika kita takut akan
Tuhan kita akan memahami hikmat Tuhan. Takut akan Tuhan bukan takut seperti
seseorang takut akan di pukul atau takut dikoyak-koyak tubuh kita, bukan. Tapi
takut akan Tuhan adalah sikap yang
hormat kepada Tuhan. Sebuah sikap yang merasa segan untuk menyakiti hati Tuhan.
Menghormati Tuhan membuat kita menjadi pribadi yang selalu berusaha dengan
kekuatan Roh kudus untuk tidak menynggung persaan Tuhan. Berbeda anak Tuhan
yang tidak takut akan Tuhan, mereka tidak pernah memikirkan apakah yang
diperbuatnya menyinggung perasaan Tuhan atau tidak, menyenangkan hati Tuhan
atau tidak? Membuat Tuhan berduka atau tidak?
Kedua, membuat ketaatan
terasa manis. Saudaraku, saya teringat pada saat isteri saya hamil anak pertama
kami. Tengah malam isteri saya membangunkan saya untuk membeli sesuatu makanan
yang saat itu dia inginkan. Maka ditengah kegelapan malam saya dengan rasa
kantuk yang berat berjalan sekitar 1 Km untuk membeli makanan yang isteri saya
ingini. Sesampainya di rumah ternyata isteri saya sudah tidak lagi menginginkan
makanan tersebut (faktor mengidam). Apakah saya marah? Kecewa? Tersinggung?
Tidak sama sekali, bahkan berjalan ditengah malam dalam keadaan mengantuk yang
berat terasa manis menjalaninya karena cinta yang ada di dalam dada ini.
Saudaraku, ketaatan kepada Tuhan akan terasa manis ketika kita benar-benar
mengasihi Tuhan diatas segala apapun. Berbanding terbalik pada saat kehidupan
kita tidak mengasihi Tuhan. Ketika perkataan ketaatan terdengar di telinga ini
maka yang terjadi adalah ketaatan kepada Tuhan seperti racun yang sulit untuk
ditelan.
Ketiga, dengan
mengasihi Tuhan maka kemuliaan Tuhan akan terjadi dalam kehidupan kita.
Kemuliaan Tuhan adalah mengekspresikan Tuhan atas kehidupan kita. Dengan
mengasihi Tuhan maka yang nyata dari setiap perkataan kita, perbuatan kita,
orang lain akan merasakan kehebatan Tuhan, kemaha kuasaan Tuhan, dan dirasakan
oleh orang lain yang bergaul dengan kita. Orang lain melihat Tuhan ditempat
kerja kita, dirumah kita dimanapun kita beraktifitas.
Saudaraku, dengan
mengasihi Tuhan akan menghancurkan setiap kedagingan kita. Keinginan daging
adalah setiap kegiatan kita yang tidak menampilkan Tuhan adalah kegadingang
atau bisa juga dikatakan bertindak secara fasik. Kita tidak dapat mengalahkan
atau menghancurkan kedagingan kita, hanya dengan mengasihi Tuhan dalam sebuah
hubungan yang akrab dengan Tuhan akan membuat kita berkemenangan dengan
keinginan daging kita. Ketaatan menjadi sesuatau perkara indah dalam kehidupan
kita. Bukan lagi perkara yang menakutkan. Banyak dari kita suka dengan anugerah
namun tidak suka dengan ketaatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karana kita memandang
ketaatan adalah sebuah perkara apa yang harus kita lakukan dengan kekuatan
kita. Ini adalah perkara yang salah saudaraku. Ketaatan bukanlah berbicara
tentang apa yang harus kita lakukan, melainkan apakah kita mengasihi Tuhan.
Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa taat kepada Dia, namun Tuhanlah yang akan
mengerjakan kemampuna bagi kita agar kita taat disaat kita mengasihi Dia.
Marilah saudaraku,
tinggalkan kehidupan kita yang lama yang tidak didasari atas kasih kita kepada
Tuhan, namun mulailah dengan mengarahkan hati, jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan) dan semua kekuatan kita untuk kita dapat mengasihi Tuhan. Mulailah
dengan belajar untuk berdoa yang tak berkeputusan. Mulailah dengan mebaca Alkitab yang teratur,
mulailah menyaksikan pekerjaan Tuhan bagi setiap jiwa yang kita jumpai. Amin
Renungan Kotbah memperingati kematian Kristus Yesus
10 April 2020
Paskah Bagi Kita
Pada saat ini kita orang
kristen di seluruh dunia sedang merayakan sebuah kisah yang sangat mengagungkan
bagi kita, yakni paskah. Sebuah karya agung Allah yang luarbiasa dan tak bisa
dibandingkan dengan apapun. Sebuah karya yang bernilai kekal bagi kita yang
percaya kepada Yesus dan karya yang agung tersebut.
Saudaraku yang kekasih dalam
Tuhan, ketika kita berbicara atau membahas paskah maka kita harus mengetahui
dengan persis apakah yang dimaksudkan dengan paskah dalam Alkitab? Maka semua
berawal dari sebuah ayat dalam Alkitab Kejadian 3:15 “Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
Saudaraku semua berawal disini
ketika Allah memberikan sebuah nubuatan yang disebabkan oleh sebuah peristiwa
sebelumnya, yakni jatuhnya manusia ke dalam dosa yang menjijikan hati Allah.
Allah memahami dengan persis akibat dosa yakni kematian (Roma 6:23). Kematian
yang dimaksudkan disini tidak hanya berbicara tentang kematian jasmani namun
juga berbicara mengenai kematian rohani dan kematian kekal. Kematian jasmani
benar tidak langsung terjadi bagi Adam dan Hawa namun berangsung angsur mereka
memiliki keterbatasan usia dalam kehidupan mereka dan pada akhirnya mereka
harus kembali ke tanah atau kematian jasmani. Namun saudaraku, yang harus kita
pahami hari ini adalah berbicara kematian rohani yang terjadi akibat dosa
manusia. Kematian rohani terjadi pada saat itu juga, peristiwa ini menyebabkan
hubungan antara Allah dan manusia terputus secara total, juga manusia mengalami
kerusakan secara total. Saudaraku bagi Adam dan Hawa dosa tidak membatalkan
sebuah sejarah dalam diri mereka bahwa mereka pernah berjumpa, melihat,
bercakap-cakap, berpengalaman dengan Allah, namun bagaimana dengan keturunan
dari Adam dan Hawa? Yakni kita. Seluruh keturunan Adam secara otomatis telah
menjadi berdosa tanpa terkecuali. Dosa ini merasuk secara otomatis kedalam diri
semua keturunan Adam melalui garis keturunan dari Adam, inilah yang dinamakan
dosa keturunan bagi manusia. Sejak adam berdosa maka seluruh elemen dalam diri
Adam telah terkontaminasi dengan dosa, tidak ada satu inchipun dalam dirinya
tak berdosa semua menjadi rusak, termasuk bagian terpenting dalam diri Adam
yang dipakai untuk menurunkan garis keturunan manusia yakni kromosom dari Adam.
Dosa inilah juga menyebabkan kita memiliki upah yang sama yang dimiliki Adam
yakni “maut”. Kita dilahirkan dalam keadaan terpisah dan terasing dari Allah.
Kita dilahirkan sama sekali tidak ada lagi benih yang berasal dari Allah, kita
dilahirkan dari benih Adam yang terhilang dari Allah. Manusia benar benar
kehilangan dari pribadi yang agung yakni Allah, bahkan kita bukan hanya
terhilang namun juga semua perkara yang kita buat dihadapan Allahpun menjadi
najis tak berguna bagi Allah. Sebaik apapun usaha kita untuk dapat menyenangkan
hati Allah tetap semua usaha itu adalah kesia-siaan belaka sebab tindakan orang
berdosa adalah najis dan kotor dihadapan Allah yang suci nan kudus.
Saudaraku mari kita melihat
sebuah peristiwa yang indah dan pelajaran yang berharga mengenai karya
keselamatan Yesus diceritakan oleh Alkitab sejak Kejadian 3:7-10;21, dimana
ketika mereka sadar bahwa mereka telanjang karena dosa yang telah mereka buat
membuat naluri mereka bekerja untuk menutupi ketelanjangan mereka.
Pertanyaannya adalah apakah persoalan mereka tentang ketelanjangan selesai? Ya
selesai diantara mereka sebagai manusia. Mereka mengambil daun ara dan
membuatnya untuk dijadikan cawat, dan mereka mengenakan cawat tersebut dan
tidak lagi merasa telanjang, namun bagaimana dihadapan Tuhan apakah usaha
mereka untuk menutupi ketelanjangan mereka selesai? Mari kita lihat kronologi
ceritanya, dalam Kej 3:8-10 diceritakan dalam Alkitab bahwa setelah peristiwa
pembuatan cawat di taman Eden Allah datang mencari mereka sambil memanggil
mereka, apakah mereka langsung menjumpai Allah? Tidak, mengapa mereka tidak
langsung datang kepada Allah bahkan malah bersembunyi dari Allah? Dalam Kej
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku
mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku
telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Mereka sembunyi dari Allah dan
mengakui keberadaan mereka yang telanjang. Telanjang? Bukankah mereka telah
menggunakan cawat dari daun pohon ara? Tapi mengapa mereka mengatakan bahwa
mereka masih telanjang? Ini adalah sebuah pelajaran yang indah dan berharga
bagi kita bahwa tenyata sejak dari bagian pertama dalam Alkitab menjelaskan
kepada kita bahwa segala usaha manusia untuk menutupi, menyelesaikan dan
menghapus dosa manusia gagal. Bagaimana untuk menyelesaikan ketelanjangan
manusia? Maka Allah sendiri harus DATANG mencari manusia yang terhilang ke dalam taman
Eden bukan manusia yang MENCARI ALLAH dan kemudian
Allah melakukan sebuah karya yang melambangkan sebagai pengorbanan yang mulia
dari Yesus Kristus Tuhan kita, Allah mengambil seekor binatang untuk
dikorbankan dan kulitnya dibentuk untuk menjadi pakaiann bagi Adam dan Hawa,
barulah persoalan ketelanjangan mereka terselesaikan.
Pelajaran apa yang kita
dapatkan dari peristiwa ini?
Pertama manusia berdosa dan terhilang dari Allah dan terancam
akan murka Allah yang kekal di Neraka.
Kedua Allahlah yang mencari manusia untuk menyelamatkan
manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Bagaimana mungkin hari ini ada
ajaran ajaran yang menimpang dalam kekristenan, dimana manusia dengan
kesombongannya berusaha dengan berbagai cara untuk mencari Allah agar
diselamatkan dari murka Allah yang akan datang? Tidak saudaraku, Allahlah yang
mencari manusia untuk menyelamatkan manusia.
Ketiga, manusia berusaha menutupi atau menyelesaikan masalahnya
dengan membuat cawat dari daun pohon ara, pada akhirnya semua usaha manusia
gagal dihadapan Allah mereka tetap telanjang di hadapan Allah. Bagaimana
mungkin ada ajaran hari ini yang mengajarkan bahwa usaha manusia dapat
menyelamatkan dirinya. Ini adalah sebuah ajaran mengenai kesombongan manusia
yang dibalut dengan perkataan Firman Tuhan yang sebenarnya adalah sebuah
penyimpangan dan kebohongan iblis agar membelokan karya keselamatan Kristus.
Keempat, Allahlah yang menyelamatkan kita. Perhatikan dalam
Kejadian 3:21” Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.” Sebuah
peristiwa yang capur aduk Allah rasakan pada saat itu, dimana harus ada sebuah
pengorbanan yang menyayat hati-Nya dengan membunuh seekor binatang yang
sebelumnya tidak ada pembunuhan mahkluk yang bernyawa, namun Allah harus
melakukannya untuk dijadikan sebagai koban, untuk menutupi ketelanjangan akibat
kesalahan mereka dengan membuat pakaian dari kulit binatang tersebut. Ini adalah
sebuah gambaran tentang pelajaran yang berharga bagi Adam dan kita saat ini
bahwa akan ada sebuah pengorbanan yang sempurna bagi dosa-dosa kita yang
tergenapi dalam diri Yesus. Bagaimana mungkin hari ini masih banyak dalam
kekristenan yang mengajarkan untuk melecehkan sebuah karya yang agung Tuhan
kita Yesus Kristus, dengan mengajarkan bahwa keselamatan merupakan hasil
perbuatan baik kita sebagai manusia. Ini adalah sebuah pelecehan dari karya
agung Allah. Bahkan saat ini ada juga tipuan setan yang lebih dilunakan namun
pada intinya tetap sama yakni melecehkan karya agung Tuhan kita Yesus Kristus
bahwa keselamatan adalah merupakan hasil dari usaha manusia ditambah dengan
iman kita kepada Yesus Kristus, bukankah ini juga mengajarkan bahwa karya agung
Tuhan kita Yesus Kristus dipandang tak sempurna dan akan menjadi sempurna
keselamatan ditambah dengan kebaikan kita... ini adalah ajaran kesombongan
iblis yang dibalut dengan keKristenan.
Saudaraku setelah peristiwa
daun pohon ara yang dibuat untuk dijadikan cawat, Allah langsung memberikan
sebuah janji kepada manusia bahwa Yesus akan menjadi manusia dari garis
keturunan manusia untuk dijadikan korban penebusan dosa manusia. Inilah yang
diungkapkan dalam Kej 3:15 yang sudah disinggung pada bagian pertama kotbah ini.
Saudaraku tidak ada sedikitpun disinggung dalam bagian bagian pertama ayat
Alkitab bahwa ada andil usaha manusia untuk keselamatannya. Semua adalah sebuah
karya yang agung dari Tuhan kita Yesus Kristus, namun banyak sekali ajaran-ajaran
yang memanipulasi ayat Alkitab dan dipaksakan untuk mengajarkan bahwa
keselamatan adalah hasil usaha manusia, ingat saudaraku kitab Kejadian adalah
pondasi dari Alkitab dan tidak mungkin Alkitab pada bagian lainnya menentang
apa yang diungkapkan dalam kitab Kejadian.
Sejak Kejadian 3:15 seluruh
pemberitaan Alkitab berpusat pada diri Yesus dan karya-Nya. Singkat cerita
Yesus harus diturunkan sebagai manusia melalui garis keturunan manusia. Janji untuk
menurunkan Yesus sebagai manusia dan karya keselamatan-Nya maka Allah dengan
otoritas penuh memilih Abraham sebagai garis keturunan Yesus, dan janji itu
diteruskan kepada anaknya Ishak dan cucunya Yakub. Dari Yakub inilah muncul
sebuah bangsa yang besar yang menjadi bangsa pilihan Allah untuk meneruskan
janji Allah yakni bangsa Israel. Sampai pada akhirnya bangsa Israel harus
berada di Mesir untuk menjadi bangsa yang asing. Namun kehidupan mereka pada
awalnya mengalami kesejahterhan yang melimpah karena Yesuf menjadi seorang
petinggi di Mesir, sampai pada akhirnya Yusuf mati dan Mesir dipimpin oleh
seorang raja yang tidak mengenal Yusuf. Sementara bangsa Israel menjadi sebuah
bangsa yang besar di tanah Mesir sehingga hal ini menakutkan Firaun. Keluarlah
kebijakan dari mulut Firaun untuk menjadikan bangsa Israel menjadi budak dan
disiksa dengan kerja paksa. Teriakan bangsa Israel atas penderitaan itu
terdengar ditelinga Tuhan dan Tuhan memilih Musa untuk membawa keluar bangsa
Israel dari tanah perbudakan (Kel 2:23-25). Musa mencoba untuk datang ke Firaun
untuk meminta ijin kepadanya agar kaumnya pergi meninggalkan Mesir dan kembali
ke tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi bangsa Israel. Namun Allah
harus mengeraskan hati Firaun untuk tidak mengijinkan bangsa pilihan-Nya untuk
keluar dari Mesir. Pengerasan hati ini agar semua bangsa melihat akan kekuatan
dan kebesaran Allah sehingga Allah menunjukan dan mendemonstrasikan kekuatannya
dengan memberikan bangsa Mesir dengan sepuluh tulah.
Pada tulah yang kesepuluh Allah
memerintahkan kepada bangsa Israel agar melumuri setiap tiang pintu rumah
mereka, sebab jika Allah melihat lumuran darah itu Allah akan melewati rumah
itu dan tidak mencabut nyawa setiap pribadi sulung baik binatang maupun manusia.
Lihat perkataan Allah dalam Kel 12:12-13 Sebab pada malam ini Aku
akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai
anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan
hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di
mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada
kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku
menghukum tanah Mesir.
Perhatikan saudaraku, setiap
ambang pintu yang ada darah Allah akan melewati rumah Israel dan
tidak membunuh setiap sulung di rumah tersebut. Darah merupakan perlambangan
pengorbanan darah Yesus yang mulia di kayu salib dan setiap orang yang percaya
kepada pengorbanan tersebut akan terlewatkan dari sebuah hukuman yang kekal dan
mengerikan yakni neraka. Setelah tulah kesepuluh inilah maka Allah membawa
Israel keluar dari Mesir. Allah memerintahkan bangsa Israel melalui Musa untuk
membuat perayaan paskah bagi anak cucu mereka (Kel 12:12-28). Dalam ayat ini
yang menarik perhatian adalah pada ayat 21, bahwa dalam merayakan paskah harus
ada korban kambing, domba dan anak domba paskah. Inilah
inti dari perayaan paskah yang bertujuan agar bangsa Israel terus mengingat
bahwa ada sebuah korban yang agung yang juga akan disebut sebagai Anak
doba Paskah. Dalam Yoh 1:29 disebutkan tugas Anak Domba Paskah “Pada keesokan harinya Yohanes melihat
Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia.” Sebuah pernyataan yang jelas bahwa Yesus dalam
kehadirannya sebagai manusia untuk menggenapi beberapa bagian yang kita bahas
dibagian terdahulu sebagai korban penebusan dosa. Yohanes memploklamirkan atau
juga memperkenalkan siapakah Yesus? Dialah Anak Domba Paskah yang sesungguhnya
yang selama ini di beritakan dalam perjanjian lama. Dialah satu-satunya pribadi
yang layak untuk dijadikan sebagai korban penebusan dosa manusia. Saudaraku,
Yesus menjadi manusia untuk dijadikan penggantian bagi kita yang berdosa, agar dengan
kemanusiaan-Nya, Dia menggantikan semua hukuman dosa yang kita perbuat.
Saudaraku, paskah adalah sebuah kegiatan bagi kita anak-anak Tuhan, bukan lagi
mengenang tentang tulah yang kesepuluh melainkan sebuah karya yang agung dan
mulia dari Yesus Kristus sebagai Anak Domba paskah yang disembelih di kayu
salib bagi kita. Saudaraku, penebusan dosa bukan berarti Yesus meniadakan dosa
didunia ini. Ada yang bertanya kepada saya, jika Yesus menebus dosa mengapa
dosa masih berlimpah ruah di dunia ini? Maka jawabanya adalah bahwa pengorbanan
Yesus di salib bukanlah meniadakan dosa namun menanggung, membayar semua akibat
dari pelanggaran manusia. Darah Yesus dikorbankan di kayu salib cukup bahkan
berkelimpahan bagi semua dosa manusia. Kekuaatan darah Yesus untuk membayar
dosa kita hanya akan berlaku bagi kita yang percaya pada Yesus dan karya-Nya
yang agung. Saudaraku,didalam firman Tuhan... Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan
dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. (Kisah
Para Rasul 13:39). Sangat jelas perkataan firman Tuhan bahwa di dalam Yesus
yang percaya akan memperoleh pembebasan dari segala dosa. Setiap kita yang
percaya bukan berbuat baik, bukan juga berbuat baik tambah iman, tidak.... ayat
ini hanya mengatakan setiap kita yang percaya memperoleh pembebasan dari segala
dosa. Apa yang dimaksudkan segala dosa? Semua dosa, ini bukan berarti
meniadakan dosa namun semua akibat dosa kita yang selayaknya kita dihukum,
Yesus telah melakukan penghukuman itu bagi kita yang percaya, sehingga dosa
bagi orang percaya tidaklah lagi menghasilkan maut sebab maut telah dikalahkan
Yesus dikebangkitan-Nya, dan kemenangan-Nya adalah kemenangan bagi kita yang
percaya pada-Nya. Saudaraku, hari ini kita telah memiliki jaminan keselamatan
itu, maka tanggung jawab kita adalah memberitakan Yesus yang adalah Anak Domba paskah yang telah dikorbankan bagi manusia. Sangat
miris dihati Tuhan jika kita yang telah ditebus oleh darah Kristus dan kita
tidak terlibat dalam pemberitaan Injil.
Saudaraku, jika saat ini ada
seorang ahli telah menemukan sebuah vaksin yang dapat melawan virus korona,
kemudian vaksin ini hanya diberikan kepada keluarganya dan tidak diberikan
kepada orang lain sekalipun telah diminta dengan sangat. Bukankah seorang ahli
ini adalah orang yang jahat? Begitu pula halnya dengan kita, saat ini darah
Yesus telah membasuh kita sebagai vaksin dosa yang menyelamatkan kita dari bisa
dosa, bagaimana mungkin kemudian kita tidak memberikannya kepada orang lain
dalam pemberitaan Injil?
Makna paskah pada akhirnya bagi
kita adalah mengingatkan kita kembali betapa besar kasih Allah bagi kita dalam
karya penebusan, mengingatkan kita kembali ada sebuah tugas yang utama bagi
kita yakni pemberitaan Inji, kita yang telah menerima karya keselamat itu harus
terus bertumbuh dalam mengasihi Tuhan dan mencintai Firman-Nya sampai pada
akhirnya kita diubahkan menjadi seperti Kristus, dan persekutuan kita makin
kokoh dalam ikatan kasih yang agung. Amin
Liturgi Ibadah Minggu Di Rumah
Minggu, 5 April 2020
•
Lagu pembukaan:
KAU YANG TERINDAH
Kau
yang terindah didalam hidup ini,
tiada
Allah Tuhan yang seperti Engkau,
besar perkasa penuh kemuliaan
Kau
yang termanis didalam hidup ini,
kucinta
Kau lebihDari segalanya,
besar
kasih setiaMu kepadaku
Reef:
Kusembah Kau ya Allahku
Kutinggikan
namaMu selalu, tiada lutut tak bertelut
Menyembah
Yesus Tuhan Rajaku
Kusembah
Kau ya Allahku, Kkutinggikan namaMu selalu
Semua
lidahkan mengaku
Engkaulah
Yesus Tuhan Allahku
HARI INI KURASA BAHAGIA
Hari ini ku rasa bahagia,
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus, t’lah satukan kita,
Tanpa memandang, diantara kita
Reef : Bergandengan tangan dalam
kasih,
Dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau saudaraku & kau sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita (2x)
Doa pembukaan:
•
Puji pujian:
SEJAUH TIMUR DARI BARAT
Sejauh timur dari
barat, Engkau membuang dosaku
Tiada Kau ingat
lagi, pelanggaranku
Jauh kedalam
tubir laut, Kau melemparkan dosaku
Tiada Kau
perhitungkan, kesalahanku
Reef: Betapa
besar kasih, pengampunan-Mu Tuhan
Tak Kau pandang
hina hati, yang hancur
Kuberterima kasih
kepada-Mu ya Tuhan
Pengampunan yang
Kau beri, pulihkanku
SEPERTI YANG KAU INGINI
Bukan dengan
barang fana, Kau membayar dosaku
Dengan Darah yang
mahal, tiada noda & celah
Bukan dengan emas
perak, Kau menebus hidupku
Oleh segenap hati
& pengorbanan-Mu
Reef: Ku telah
mati & tinggalkan,
cara hidupku yang
lama
Semuanya sia-sia
& tak berarti lagi
Hidup ini
kuletakkan, pada mezbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku
seperti yang Kau ingini
Doa
syafaat:
- ...........................................................................
- (Silahkan ditambahkan
•
kesaksian
•
Persembahan :
HATIKU BERTERIMA KASIH
Betapa
hatiku berterima kasih Yesus,
Kau
mengasihiku, Kau memiliki-ku
Reef
: Hanya ini
Tuhan persembahanku
Segenap
hidupku jiwa & ragaku
S’bab
yang kumiliki, harta kekayaan
Tak
cukup berarti, tuk ku persembahkan
Hanya
ini Tuhan permohonanku
Terimalah
Tuhan persembahanku
Pakailah
hidupku sebagai alat-Mu, seumur hidupku
Betapa
hatiku bersyukur pada-Mu Yesus
Kau
selamatkanku, ku telah ditebus
Reef
:
•
Firman Tuhan :
S’PERTI RUSA RINDU
S’perti
rusa rindu sungai-Mu, jiwaku rindu Engkau
Kaulah
Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembah-Mu
Engkau
kekuatan dan perisaiku, kepada-Mu aku berserah
Kaulah
Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembah-Mu
Reef:
Yesus...Yesus, Kau berarti bagiku
Yesus…Yesus,
Kau segalanya bagiku
PERJUMPAAN DENGAN TUHAN
Kisah
Para Rasul 9:11;17;20
Sebuah pertanyaan yang patut kita
pertanyakan adalah “apakah Tuhan sudah berhenti menjumpai manusia?” Untuk
mejawab pertanyan ini maka kita akan melihat dua bagian penting tentang
peristiwa dimana Allah pernah menjumpai manusia, yakni pada saat Tuhan memilih
Abraham untuk menjadi Bapak leluhur secara jasmaniah bagi bangsa Israel dan
ketika Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa pilihan Allah dari garis
keturunan Abraham untuk keluar dari perbudakan di mesir. Cara Allah menjumpai
merekapun sangat berbeda. Musa, Allah menjumpainya melalui semak yang nampak
terbakar dan Abraham Allah menjumpainya dengan Firman-Nya sedangkan Paulus
ditengah jalan dalam cahaya yang sangat menyilaukan mata. Namun yang jelas
bahwa Allah menumpai mereka. Maka jawaban dari pertanyaan ini akan memiliki
beragam jawaban, paling tidak ada dua jawaban yang akan kita jumpai yakni
pertama adalah sudah tidak lagi menjumpai dan masih menjumpai. Pihak yang
mengatakan tidak lagi menjumpai karena kita telah memiliki Alkitab secara
sempurna dan Allah tidak perlu lagi menjumpai kita. Sementara yang kedua bahwa
Allah masih menjumpai dengan Firman-Nya. Dari kedua jawaban ini sebenarnya
memilki inti yang sama bahwa Allah masih menjumpai kita dalam Firman-Nya.
Saudara yang kekasih kita mempercayai dengan sungguh bahwa Alkitab yang kita
pegang saat ini adalah Firman Allah yang sempurna. Karena Alkitab sempurna maka
Alkitab juga tidak memiliki kesalahan sedikitpun. Maka dengan itu ketika kita
membaca, merenungkan, memperlajari, di saat itulah kita sedang berjumpa dengan
Tuhan. Namum perjumpaan kita pertama kalinya adalah disaat kita menerima Dia
sebagai Tuhan dan Juru selamat kita. Kita memahami bahwa pada saat kita sebelum
percaya kepada Yesus maka kita adalah orang berdosa yang terhilang dari Allah.
Hubungan antara kita dan Allah kita mengalami keterputusan secara total. Namun
pada saat kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah datang sebagai
manusia, mati di salib, dikuburkan karena dosa-dosa kita serta dibangitkanbagi
kemenangan kita, disaat seperti itulah kita menerima Dia di dalam hati kita,
bukankah ini perjumpuaan dengan Tuhan? Ya, ini adalah perjumpaan pertama kita
dengan Tuhan dan Dia selalu menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Firman-Nya.
Ada sebuah kesulitan besar pada saat anak Tuhan tidak memperdulikan atas kebenaran
Firman Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca namun dipelajari sehingga
kita dapat memahaminya serta pada akhirnya kebenaran Firman Tuhan menjadi hidup
dan nyata dalam prilaku kita. Oleh karena itu belajar Firman Tuhan tujuannya
bukan hanya kita dapat memahami namun jauh dari itu yani penerapan Firman Tuhan
dalam setiap langkah hidup kita.
Kotbah kali ini kita akan menitik
beratkan pada perjumpaan Paulus dengan Tuhan di tengah perjalan Paulus ke
Damsyik untuk menangkap orang-orang parcaya dan menyiksa mereka. Perjumpaan
itulah yang mengubah segalanya dalam kehidupan seorang Paulus dari penyiksa
jemaat menjadi seorang pejuang jemaat, dari penghujat Allah menjadi pemuji
Allah. Selalu saja perjumpaan dengan Allah akan mengubahkan seseorang yang dijumpai-Nya.
Begitu pula bagi kita sebagai anak-anak-Nya jika memang kita telah berjumpa
dengan-Nya maka pastilah kita akan mengalami pengubahan dalam diri kita dan
pada akhirnya Tuhan akan di muliakan. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan
perubahan apakah yang terjadi pada Paulus ketika dia berjumpa dengan Tuhan,
maka saat ini kita akan melihat tiga hal penting yang terjadi dalam kehidupan
Paulus.
Perjumpaan dengan Tuhan membuat Paulus
1. Berdoa
(11)
Dari pembacaan Firman Tuhan kali ini
kita menjumpai adanya sebuah rangkaian yang sangat indah, berawal dari seorang
penganiaya jemaat Tuhan yang sangat bengis, berjumpa dengan Tuhan dan arah doa
yang berubah kepada Yesus. Ayat 11 adalah merupakan perkataan langsung dari
Tuhan kepada Ananias dan kesaksian Tuhan kepada Ananias adalah bahwa Paulus
sedang berdoa. Perjumpaan itu menyebabkan Paulus memiki kerinduan untuk datang
kepada Tuhan, menggerakan dirinya untuk menjalin sebuah hubungan yang indah dan
mesra dengan Tuhan. Saudara yang kekasih, saya memiliki kesaksian, bahwa pada
Tahun 1991 saya meninggalkan tanah kelahiran saya Jakarta untuk mengikuti orang
tua ke Poso. Pada tahun 1996 saya harus pindah ke kota Luwuk karena perkerjaan
saya dan sejak saat itu saya tidak pernah berjumpa dengan orang tua saya yang
ada di Poso. Pada tahun 2000 saya mendaptkan telpon dari orang tua saya kalau
mereka telah kembali ke Jakarta karena mereka tidak mampu lagi menetap tinggal
disana dikarenakan kerusuhan yang besar telah terjadi di Poso, sampai pada
akhirnya saya diberikan kesempatan untuk ke jakarta pada tahun 2002. Dalam
perjumpaan itu kami benar benar memanfaatkan waktu untuk mengobrol sebagai
bentuk ungkapan rasa kasih sayang kami sebagai anak dan orang tua, bukan hanya
sebagai bentuk kasih sayang, namun kami juga berbagi setiap pergumulan kami dan
banyak kebahagian lainnya yang saya rasakan dalam perjumpaan itu. Saudaraku
yang kekasih perjumpaan itu membuat saya begitu menikmati hubungan dengan orang
tua saya. Begitu pula halnya dengan
kita, kalau memang kita benar-benar telah berjumpa dengan Tuhan di dalam hati
kita maka pastilah kita ada sebuah kerinduan yang dalam untuk berjumpa dengan
Allah dalam doa. Doa akan menjadi sebuah sarana yang rutin untuk kita dapat
berjumpa dengan Allah.
Saudaraku doa bukan hanya sebagai Alat
bagi kita untuk kita meminta, namun jauh dari pada itu, doa adalah sebagai
tempat untuk kita dapat berjumpa dengan Allah. Dengan doa kita bisa menikmati
sebuah hubungan yang indah dengan Tuhan.
Saudaraku dalam Filipi 4:6-7 Allah
mengajak kita untuk berdoa. Sangat sulit dalam pemikiran saya kalau seorang
anak Tuhan tidak suka dengan doa, sebab jika kita memahami bahwa doa adalah
ajakan Tuhan dan kita tidak perduli atas ajakan tersebut apakah bisa dikatakan
bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang memilki sebuah kerinduan untuk
berjumpa dengan Tuhan?
Saudaraku, Yesus memberikan banyak
contoh dalam perjanjian baru bahwa Dia begitu perduli dengan yang namanya doa.
Doa adalah sebagai bentuk ungkapan kasih Yesus yang besar kepada Bapa-nya dan
kepada orang lain. Saudaraku, begitu pula dengan kita, kasih kita kepada Tuhan
pastilah akan membuat kita rindu untuk kita datang kepada Tuhan dalam doa
kecuali memang kita tidak mengasihi Tuhan sehingga membuat kita memandang bahwa
doa bukanlah sebuah perkara penting bagi kita. Doa juga bagi kita adalah
sebagai bentuk kasih kita kepada sesama saudara seiman ataupun juga kepada
jiwa-jiwa yang terhilang. Sangat mengherankan ketika kita dengan menggebu-gebu
berkata dan mengungkapkan bahwa kekristenan adalah agama yang dipenuhi dengan
ajaran kasih, bahkan saya banyak kali mendengar dan melihat ketika orang
Kristen mempromosikan agamanya kepada orang lain mengenai kasih, baik kepada
Tuhan maupun kepada sesama, namun hidupnya tidak sama sekali perduli dengan
yang namanya doa. Saudaraku, mengapa doa juga sebagai bentuk kasih kita kepada
saudara seiman dan sesama? Karena dalam doa kita menyampaikan bentuk kasih kita
kepada Tuhan setiap pergumulan yang sedang dihadapi olah anak-anak Tuhan
lainnya dan jiwa jiwa yang terhilang agar dapat berjumpa dengan Tuhan dalam
Injil keselamatan, dengan tidak berdoa maka kita tidak memperdulikan jiwa jiwa
tersebut terhilan dan masuk keneraka. Hal ini bukan berarti seseorang
diselamatkan karena doa-doa kita, namun doa adalah sebagai bentuk kita mengasihi
mereka yang terhilang dari Kristus. (got Question)
2. Penuh
Roh Kudus (17)
Saudaraku yang kekasih, yang menarik
hasil dari pertobatan dan perjumpaan Paulus dengan Tuhan adalah bahwa ada
sebuah perubahan drastis yang terjadi dalam kehidupan Paulus, sebuah perubahan
dari kehidupan yang dipenuhi dengan kebencian, kemarahan, kedengkian dan
kejahatan-kejahatan lainnya dan berubah mejadi seorang yang dipenuhi oleh Roh
Kudus. Bagian ini kita akan membahas mengenai kehidupan yang dipenuhi oleh Roh
Kudus. Banyak penafsiran dan pemraktekan yang berkaitan dengan dipenuhi dengan
Roh Kudus. Mereka menafsirkan Alkitab sangat liar tentang kehidupan yang
dikuasai oleh Roh kudus. Mereka menafsirkan bahwa kehidupan yang dikuasai Oleh
Roh kudus adalah dengan adanya tanda tanda yang supernatural, seperti
mukjisat-mukjisat, bahasa Roh, dan tanda tanda lainnya yang sepertinya
kelihatan luar biasa. Marilah kita akan membahas mengenai apa yang dimaksudkan
oleh Alkitab yang dimaksudkan dengan dipenuhi oleh Roh Kudus
2.1.
Dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dikuasai oleh Roh Kudus. Banyak kali orang
Kristen sendiri tidak memahami atau tidak mampu membedakan apa yang dimaksudkan
dengan didiami oleh Roh Kudus dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Berbicara tentang
didiami Roh Kudus tidaklah terjadi serta merta kepada semua manusia atau jika
dipersempit tidak semua orang yang beragama Kristen secara otomatis didiami
oleh Roh Kudus. Sebab didiami Roh kudus tidaklah berkaitan sama sekali dengan
keadaan seseorang beragama Kristen ataupun tidak beragama Kristen. Hal ini
adalah perkara mengenai seseorang percaya Yesus atau tidak. Dalam Di dalam Dia
kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan
dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (Efesus 1:13), bagian ini sangat
jelas berbicara dimateraikan dengan Roh Kudus. Ayat ini juga menjelaskan kepada
kita syarat seseorang materaikan dengan Roh Kudus adalah PERCAYA, bukan perkara
yang lainnya. Tidak ada tindakan apapun yang dapat kita lakukan agar Roh Kudus
memateraikan kita dengan Roh Kudus, tidak ada upacara apapun yang dapat
dilakukan oleh upacara keagamaan yang dapat membuat kita dimateraikan dengan
Roh Kudus, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita dimateraikan dengan Roh
Kudus hanya pada saat kita PERCAYA. Apakah yang dimaksudkan dengan dimateraikan
dengan Roh kudus? Makah hal ini dapat kita jumapai dalam 2 Korintus 1:22
memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam
hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. Materai
tersebut adalah sebagai tanda bahwa kita telah menjadi milikNya, maka sebelum
kita dimateraikan dengan tanda milik-Nya maka secara otomatis kita bukanlah
milik Kristus, sekali lagi ini bukan berbicara tentang agama Kristen atau
upacara keagamaan Kristen tapi ini berbicara mengenai apakah kita telah
dimateraikan dengan Roh Kudus atau belum? Dimateraikan dengan Roh Kudus dalam
ayat diatas artinya adalah berdiamanya Roh Kudus di dalam hati kita.
Sementara ketika Firman Tuhan
berbicara mengenai dipenuhi Roh Kudus adalah dipimpin, ditawan oleh Roh Kudus.
Anehnya adalah banyak kali tindakan Roh kudus sangat dibatasi oleh selera
doktrin mereka dengan membatasinya dengan tanda tanda mukjisat, berbahasa Roh
dan lain-lainnya.
Saudaraku, pekerjaan Roh Kudus
tidaklah mungkin bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan yang yang ada dalam
Alkitab. Kita memahami bahwa saat ini kita ada dalam masa Kasih Karunia (Roma
6:14), maka Roh Kudus pastilah akan membimbing kita dalam kaidah kaidah masa
kasih karunia. Roh Kudus tidaklah mungkin memberikan wahyu, nubuatan baru bagi
kehidupan orang percaya sebab Akitab yang kita miliki saat ini telah sempurna
dan tidak akan mungkin Roh Kudus membimbing kita dengan memberikan wahyu dan
nubuatan baru, seperti banyak hamba Tuhan memberikan wahyu dan nubuatan baru
yang harus diterapkan dijemaat mereka. Paulus mengatakan bahwa dipenuhi Roh
Kudus adalah sebuah kehidupan yang dikuasai oleh Roh Kudus, kehidupan yang
dikuasai Roh kudus adalah sebuah kehidupan yang pastinya akan nampak dari
setiap tindakan yang berbuah Roh dalam kehidupannya. Sangat sulit bagi saya
untuk dapat memikirkan bahwa kita telah menerima Roh Kudus dalam hati kita
namun pada kenyataannya dalam tidakan kita tidak nampak kehidupan yang
merindukan menghasilkan buah-buah Roh yang indah bagi Tuhan
3. Memberitakan
Injil (20)
Bagian ketiga yang sedang kita
bicarakan pada saat ini mengenai hasil dari perjumpaan Paulus dengan Tuhan
adalah Paulus langsung bergabung dalam dunia pelayanan penginjilan. Kasih Tuhan
yang menyentuh kehidupan kita yang telah diselamatkan adalah sebuah kehidupan
yang otomatis memiliki sebuah kerinduan hati yang mendalam untuk terus
memberitakan Injil Anugerah Allah. Menginjil bukanlah hany berbicara tentang
Firman Tuhan, namun lebih kehusu lagi yakni memberitakan keberadaan manusia
yang berdosa. Keberadaan yang berdosa menyebabkan orang tersebut terhilang dari
Allah (Roma 6:23 upah dosa ialah maut). Keberadaan terhilang ini mengancam
kehidupan manusia yang akan dicampakan kedalam neraka, sehingga mengalami
penderitaan kekal di sana. Manusia tidak mungkin dapat menyelamatkan dirinya
sebab manusia telah berdosa dan rusak dihadapan Allah. Manusia membutuhkan
pertolongan Tuhan untuk dapat menyelamatkan dirinya dari ancaman hukuman
neraka. Allah yang penuh dangan kasih-Nya memeberikan Anak-Nya yang tunggal
yakni Yesus Kristus untuk dikorbankan bagi pelanggaran kita, agar kita yang
percaya kepada-Nya tidak binasa malainkan memperoleh hidup yang kekal (Yoh
3:16) dan kita yang telah percaya Yesus akan diberikan kepastian akan
keselamatan kekal di Sorga.
Saudaraku yang kekasih, adasebuah
tindakan otomatis dari hati kita yang terdalam bahwa kita menangis bagi jiwa
jiwa yang terhilang, dan dengan penuh kerinduan untuk dapat memberitakan Injil
anugerah Allah dan membimbing orang yang terhilang kepada Yesus dengan berita
Injil. Marilah saudaraku kita memiliki tugas utama untuk memberitakan kasih
Allah yang besar ini dalam pekabaran injil.
Tanda bahwa kita telah menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juru selamat kita adalah bawha kita memiliki kerinduan yang
dalam untuk datang kepada Allah dalam doa, tunduk pada pimpinan Roh Kudus serta
giat dalam pemberitaan Injil. Amin
•
Penutup:
SENTUH HATIKU
Betapa
ku mencintai, segala yang t’lah terjadi
Tak
perna sendiri, jalani hidup ini, selalu menyertai
Betapa
ku menyadari didalam hidupku ini
Kau
s’lalu memberi rancangan terbaik, oleh karena kasih
Reef
: Bapa sentuh
hatiku, ubah hidupku,
menjadi
yang baru Bbagai emas yang murni,
Kau
membentuk bejana hatiku
Bapa
ajarku mengerti, sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai
air mengalir, yang tiada perna berhenti
•
Doa penutup
Liturgi Ibadah Minggu Di Rumah (Social Distancing)
Minggu, 29 Maret 2020
1. Lagu
pembukaan:
MULIA
Mulia, sembah Dia mulia,
Bagi Yesus puji hormat & kuasa
Mulia, agung & mulia,
Dari Sorga datang untuk s’gnap umatNya
Dipuji, ditinggikan, nama-Nya Yesus
Agungkan, muliakanlah Kristus Tuhan.......
Mulia, sembah Dia mulia
Dia t’lah mati, dibangkitkan, dimuliakan
HORMAT BAGI ALLAH BAPA
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya
Hormat bagi Roh Penghibur, ketiganya yang Esa
Haleluyah, haleluyah, ketiganya yang Esa
Hormat bagi Raja Sorga, Tuhan kaum manusia
Hormat bagi Kepala G’reja diseluruh dunia
Haleluyah, haleluyah, diseluruh dunia
2. Doa
pembukaan: Kepala Keluarga
3. Puji
pujian:
KETIKA AKU
Ketika aku berbeban berat, kudatang kepada
Yesus
Dia b’rikan damai & sukacita, sejahtra
dalam hatiku
Ketika aku berputus asa, kudatang kepada
Yesus
Dia bebaskan ku & lepaskanku, kini aku
jadi baru
Reef: Yesus, Yesus Tuhan, mulia nama-Mu
Kutinggikan, kuagungkan, nama-Mu,
selama-lamanya
MENYENANGKAN-MU
Tuhan ku mau menyenangkan-Mu,
Tuhan bentuklah hati ini
Jadi bejana untuk hormat-Mu,
Cemerlang bagai emas murni
Tuhan kuserahkan hatiku,
Semua kuberikan pada-Mu
Kuduskan hingga tulus selalu,
Agar aku menyenangkan-Mu
Reef: Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu
Hanya itu kerinduanku (2x)
44. Doa
syafaat:
- .........................................
- ..........................................
- ..........................................
- ..........................................
5. Kesaksian
6. Persembahan :
HATIKU BERTERIMA KASIH
Betapa hatiku berterima kasih Yesus,
Kau mengasihiku, Kau memiliki-ku
Reef : Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku jiwa & ragaku
S’bab yang kumiliki, harta kekayaan
Tak cukup berarti, tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alat-Mu, seumur
hidupku
Betapa hatiku bersyukur pada-Mu Yesus
Kau selamatkanku, ku telah ditebus
Reef :
7. Firman
Tuhan :
FIRMAN-MU
Firman-Mu p’lita bagi kakiku, terang bagi
jalanku
Firman-Mu p’lita bagi kakiku, terang bagi
jalanku
Waktu kubimbang dan hilang jalanku,
Tetaplah Kau disisiku
Dan takkan ku takut, asal Kau didekatku,
Besertaku selamanya......
Judul: “PERSAHABATAN ANTARA DOSA DAN BENCANA”
Dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi
hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain,
ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;
dan jikalau Allah membinasakan
kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya
suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian (2 Petrus
2:5-6)
Saudara yang kekasih di dalam Tuhan, kita menyadari bahwa
saat-saat ini kita bersama mengalami kesulitan yang begitu rupa. Bukan hanya
pergumulan mengenai kehidupan kita tiap hari, baik itu tentang kebutuhan
ekonomi, pergumulan keluarga kita, masa depan kita, dan masih banyak lagi yang
dapat kita sebutkan dihati ini, namun disaat ini kita juga sedang menghadapi
sebuah pergumulan sedunia yakni pandemi penyakit yang disebabkan oleh virus
Corona dan menyebar ke hampir seluruh dunia. Bahkan
kita hampir tidak bisa berkata bahwa "Saya pasti akan terlepas dari
bencana ini". Bencana ini seperti hantu yang datang dengan sangat senyap
namun hampir pasti menjumpai kehidupan siapapun. Bencana ini tidak memandang
siapapun, semua kelompok dan golongan berjumpa dengan bencana ini. baru saja
kemarin sebuah berita mengabarkan bahwa Perdana Menteri Inggris terjangkit
virus Corona, di Indonesia sendiri
seorang Bupati dari Kerawang dinyatakan
positif terinfeksi. Sampai saat saya menuliskan
kotbah ini sudah ada 597.267 jiwa yang terinfeksi dan 27.365 jiwa yang
meninggal. Perkara ini bukanlah perkara biasa namun sungguh luarbiasa, maka
timbulah sebuah pertanyaan besar “APAKAH
BENCANA YANG SEDANG KITA ALAMI SAAT INI DIAKIBATKAN OLEH DOSA?”
Maka untuk menjawab pertanyaan ini
kita tidak bisa menjawabnya hanya sekedar perkiraan kita saja, namun kita
sebagai anak Tuhan haruslah menjawabnya dengan data yang ada di dalam Alkitab.
Ketika kita membaca dua ayat di atas maka kita tidak sedang berbicara mengenai
sebuah bencana yang kecil, namun sebuah bencana yang sangat besar dan
menggemparkan seluruh bumi. Dua bencana besar yang bisa kita lihat adalah air
bah saat peristiwa nabi Nuh dan pemusnahan kota Sodom dan Gomora dalam jaman
Lot ataupun Abraham. Sangat jelas bahwa Alkitab menyatakan bahwa kedua
peristiwa tersebut tidaklah terlepas dari campur tangan Allah. Firman Tuhan
pada ayat yang ke lima dan ke enam mengatakan “ jikalau Allah tidak menyayangkan
dan jikalau Allah membinasakan” dari kedua ayat ini maka kita bisa menarik
kesimpulan bahwa bencana besar tidaklah terlepas dari campur tangan Tuhan. Hal
ini Allah ingin tunjukan kuasa-Nya jauh lebih besar dari apapun juga. Tidak ada
satupun kekuatan yang dapat menghalangi kekuatan-Nya untuk dinyatakan. Hal ini
sangat nyata seperti yang disampaikan Paulus dalam Roma 5:20 Sebab apa
yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan
keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Pertama, Allah
ingin menyatakan kepada umat manusia agar mereka dapat melihat kekuatan dan
keilahian-Nya. Kalau kita kaji lebih dalam diseluruh dunia ini maka manusia
selalu berusaha menggantikan Allah
dengan apapun juga. Mereka tidak lagi perduli kepada kekuatan Allah dan
menggantikannya dengan kekuatan manusia, kekuatan teknologi, keuangan,
kehebatan otak manusia dan masih banyak lagi. Pada akhirnya mengabaikan
keilahian Allah yang sempurna itu dengan apapun juga, sehingga Allah tidak
dipandang lagi sebagai Allah yang Maha Kuasa. Bagaimana dengan kita anak Tuhan?
Apakah kita bisa terperosok kedalam dosa ini? Dimana kekuatan Allah tidak lagi
menjadi yang terutama bagi kita dan kita menjalani semua kehidupan kita tidak
lagi mengakui bahwa Allah adalah Allah bagi kita? Jawabannya TENTU
SANGAT BISA. Mari saudaraku kita lihat ayat selanjutnya
dalam Roma 5:21-23
Sebab sekalipun mereka mengenal
Allah, MEREKA TIDAK MEMULIAKAN DIA SEBAGAI ALLAH atau MENGUCAP
SYUKUR KEPADA-NYA.
Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi
gelap.
Mereka berbuat seolah-olah mereka
penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
Mereka menggantikan kemuliaan allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia
yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau
binatang-binatang yang menjalar.
Ada dua
hal penting yang perlu kita sadari:
Pertama, tidak memuliakan Dia
sebagai Allah. Bagian ini menjelaskan kepada kita, ketika kita tidak memuliakan
Dia maka kita sedang mengabaikan Allah dan menggantikan posisi Allah bukan
sebagai Allah. Apakah yang dimaksudkan tidak memuliakan Allah? Tidak Memuliakan
Allah berarti semua hal tentang kita baik itu perkataan, perbuatan, pekerjaan,
keluarga tidaklah lagi memamerkan Kristus yang ada dalam kehidupan kita. Yang
kita pamerkan adalah kekuatan kita, pekerjaan kita, apapun tentang kita.
Saudaraku kita kembali pada ayat 2 Petrus, bahwa ketika Allah membuat sebuah
bencana yang besar seperti air bah dan pemusnahan Sodom dan Gomora Allah sedang
mendemonstrasikan kekuatan-Nya yang agung kepada manusia. Dalam peristiwa
bencana Corona ini kita sebagai anak Tuhan diingatkan kembali agar kita sadar
bahwa kekuatan Tuhan dan keilahian Tuhan adalah sesuatu yang penting bagi kita yang
harus kita pamerkan, agar kita belajar untuk mengesampingkan semua perkara yang
menghalangi semua tindakan kita untuk memuliakan Allah. Jika hal ini diabaikan
tentu Tuhan memiliki hak yang otonom untuk melakukan perkara yang tidak bisa
kita bayangkan. Mari saudaraku kembalilah dalam konsep kehidupan kita yang
utama yakni memamerkan Tuhan Yesus atas semua kehidupan kita, dimanapun kita
berada saat ini. Ketika orang lain melihat kehidupan kita, pekerjaan kita,
usaha kita, perkataan kita, semua hal tentang kita mereka meklihat bahwa Allah
dipamerkan atas kita.
Kedua, tidak mengucap syukur
kepada Tuhan. Mengapa begitu pentingnya mengucap syukur kepada Tuhan? Sebab
mengucap syukur menyenangkan kedua pihak, baik bagi Allah sendiri dan tentunya
bagi kita juga. Mengucap syukur adalah tindakan kita untuk berterima kasih atas
apapun juga yang Tuhan buat bagi kita. Ketika kita berterima kasih kepada Tuhan
maka tindakan itu menyenangkan hati Tuhan. Mengapa menyenangkan hati Tuhan?
Karena dengan ucapan syukur itu membuktikan bahwa kita memahami semua rancangan
Tuhan bagi kita. Sebab kita tahu bahwa apapun juga yang Tuhan buat itu baik adanya. Tidak pernah
Tuhan memberikan kita bukan yang terbaik. Mungkin itu kesusahan, penderitaan,
kedukaan, ataupun bencana hari ini pastilah Tuhan memberikan yang terbaik.
Mungkin saat ini kita belum mengerti dengan jelas apa maksud-Nya bagi kita,
namun percayalah saudara bahwa dibalik semua itu Tuhan memiliki rencana yang
indah bagi kita. Saat ini mungkin sangat menyedihkan bagi saya dimana
saudara-saudara tidak beribadah bersama sama dengan kami, namun saya dapat
menangkap maksud Tuhan yang indah. Tuhan sedang membuat kita kepala keluarga
untuk menjadi imam bagi keluarga kita. Tuhan sedang membuat kita untuk memahami
bahwa persekutuan bersama dengan keluarga adalah sebuah keindahan yang tak bisa
dikatakan indahnya. Tuhan sedang membuat kita bergandengan tangan dari jauh
untuk membuktikan bahwa persekutuan kita tetap kokoh sekalipun kita dipisahkan
jarak beribadah. Tuhan saat ini membuat ibadah makin banyak disetiap rumah kita
masing-masing dan membuat pengkotbah-pengkotbah Firman Tuhan makin tumbuh
subur.
Saudaraku, orang dunia saat ini tidak lagi
mengucap syukur kepada Tuhan melainkan menggantikan kekuatan Allah dan
keilahian Allah dengan barang barang fana. Tuhan digantikan dengan teknologi,
digantikan dengan pekerjaan, digantikan dengan asuransi kesehatan dan lain
lain. Bencana ini Tuhan sedang memberitahukan kepada umat manusia bahwa Dialah
yang berkuasa atas alam ini, dan tidak ada Tuhan lain selain Allah yang di
ceritakan dalam alkitab dan dinyatakan dalam diri Yesus Kristus.
Maka jika ditarik kesimpulan ketika manusia
mengabaikan kekuatan Allah dan keilahian Allah maka manusia sedang jatuh ke
dalam dosa penyembahan berhala. Maka janganlah heran jika hari ini Tuhan sedang
membuat sebuah perkara yang besar, agar manusia sadar bahwa ada Pribadi yang
hebat yang mengendalikan alam ini yakni Tuhan. Bagi kita anak Tuhan juga
demikian agar kita diingatkan bahwa kita harus sadar bahwa kita membutuhkan
Tuhan dalam peristiwa ini. Karena ketika kita menomor duakan Tuhan maka disaat
itulah kita sedang jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Kita menggantikan
kekuatan Tuhan dan keilahian-Nya dengan segala sesuatu yang tidak mencerminkan
kekuatan Tuhan. Sebagai bahan renungan kita untuk mengdiagnosa apakah kita
sedang memuliakan Tuhan atau sedang menomor duakan Tuhan adalah? Jawablah
pertanyaan ini:
1. Apa tujuannya kita
bekerja?
2.
Apa tujuannya kita membangun rumah tangga kita?
3.
Apa tujuannya kita menyekolahkan anak-anak kita?
4.
Apa tujuannya kita membuat usaha?
5. Apa tujuannya kita hari
ini hidup?
Selanjutnya saudara yang kekasih dalan Tuhan,
dalam 2 Petrus 2:5-6 ada ungkapan “ketika
Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan
untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian”
Bagian ini jelas sekali bagi kita anak-anak Tuhan
bahwa benjana besar ini terjadi pada saat manusia bertindak dengan fasik dan
masif. Artinya bahwa hampir semua manusia melakukan dosa kefasikan. Dijaman Nuh
hanya tertinggal Nuh yang berkenan dihadapan Allah sendiri (isteri, ketiga
anak-nya dan ketiga anak mantunya tidak dikatakan bahwa mereka hidup seperti
imannya Nuh, hanya mereka percaya untuk masuk kedalam bahtera Nuh) begitu pula
sodom dan gomora hanya tertinggal Lot yang mempercayai perkataan Allah. Berkaca
dengan peristiwa saat ini yang mewabah ke seluruh dunia (bayangkan greenland
saja sudah ada yang terinfeksi virus corona) ini membuktikan bahwa kefasikan
sudah sangat menguasai seluruh bagian bumi. Pertanyaannya adalah, apakah yang
dimaksudkan dengan kefasikan? Kefasikan adalah segala sesuatu yang tidak
menggambarkan Allah. Bukankah hal ini sudah dibahas diatas? Allah murka atas
kehidupan yang tidak menceritakan tentang kemuliaan dan kekuatan Allah. Allah
murka ketika Dia digantikan dengan apapun juga. Allah murka ketika Dia tidak
lagi menjadi tujuan utama atas kehidupan kita.
Saudaraku, didalam Tuhan... kitapun demikian,
ketika tindakan kita tidak lagi menggambarkan Allah dalam hal apapun maka
disanalah kita sedang jatuh kedalam dosa kefasikan. Apapun juga saudaraku,
haruslah tindakan kita menggambarkan keilahian Kristus dan kekuatan Kristus.
Apa tindakan kita agar kekuatan itu nyata dan kemuliaan itu nyata atas kita?
Tidak ada tindakan kita untuk dapat terhindar dari kefasikan, yang ada hanya
milikilah persekutuan dengan Tuhan yang benar. Ingat ilustrasi saat Yesus
mengatakan bahwa Dialah pokok anggur yang benar dan kitalah carangnya Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku. (Yoh 15:4)
Lihat ungkapan Yesus yang agung “demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal
di dalam Aku.” Apa yang harus kita lakukan? Tidak ada....
yang Dia minta hanya tinggal di dalam
Aku. Tinggal di dalam Yesus berarti adalah hidup dalam sebuah
hubungan yang dalam dan akrab dengan Tuhan dimana hati dan pikiran kita semua
tentang kita tertuju pada Yesus. Bertahun tahun saya mengajarkan kepada kita
semua untuk memiliki latihan kudus setiap hari. Apa itu latihan kudus? Sebuah
keadaan batin kita yang berdoa dan menyembah Tuhan tak berkeputusan. Disaat
apapun kita tetap dalam keadaan berdoa, berdoa didalam batin kita yang
terdalam. Tidak ada benda-benda lain selain Yesus dihati dan pikiran kita.
Tidak ada perkara lain dihati dan pikiran kita, tidak ada rencana lain
dipikiran kita.... semua hati dan pikiran ini hanyalah Yesus semata. Dialah
pusat kerinduan kita, Dialah pusat pikiran kita, kita tidak merasa nyaman
ketika pikiran dan perasaan kita ada benda benda lain selain Yesus. Berdoalah
dengan tidak berkeputusan, dan diamlah dihadiratNya, bukankah kita saat ini
dianjurkan untuk berdiam di rumah? Bukankah ini kesempatan kita untuk
memperbanyak waktu kita untuk datang kepada Tuhan? Bukankah ini waktunya untuk
kita lebih melatih diri kita untuk berdoa dan mencintai Firman-Nya? Marilah
kita bersekutu dalam hadirat Tuhan yang indah. Amin
8. Penutup:
SENTUH HATIKU
Betapa ku mencintai,
segala yang t’lah terjadi
Tak perna sendiri, jalani
hidup ini, selalu menyertai
Betapa ku menyadari
didalam hidupku ini
Kau s’lalu memberi
rancangan terbaik, oleh karena kasih
Reef : Bapa sentuh
hatiku, ubah hidupku,
menjadi yang baru Bbagai
emas yang murni,
Kau membentuk bejana
hatiku
Bapa ajarku mengerti,
sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir, yang
tiada perna berhenti
9.
Doa penutup
Hari Minggu Ke I
Liturgi dan Kotbah saat Social Distancing
1.
Lagu
pembukaan:
·
..........................................
·
..........................................
2.
Doa pembukaan:
3.
Puji pujian:
menyanyi
4.
Doa syafaat:
·
Berdoa buat
semua saudara seiman
·
Berdoa buat
bangsa kita agar cepat terjadi pemulihan dari virus corona
·
Berdoa buat
gembala dan keluarga
·
...................................
(Silahkan ditambahkan)
5.
Persembahan :
menyanyi “Betapa hatiku”
6.
Firman Tuhan :
menyanyi “Kusiapkan hatiku Tuhan”
Maz 63:1-8
AK: Dalam pelarian kita
menghadapi wabah kolora, kita tetap haru mengakui bahwa Allah adalah Allah
kita, mencari Tuhnan dalam kerinduan kita yang terdalam, memandang wajah Tuhan
dalam pergumulan tetap berharap pada kasih setia Tuhan serta dalam pujian dan
majadikan Tuhan sebagai pertolongan kita
Judul: TAK
MERANA DALAM WABAH KORONA
Bagian kitab Mazmur ini adalah
salah satu bagian favorit saya dalam Alkitab. Bagian ini adalah menceritakan
pengalaman Daud yang memilukan karena dia harus menghadapi pemberontakan dari
anaknya sendiri yang bernama Absalom. Absalom bukan hanya memberontak terhadap
ayahnya Daud, namun juga berusaha dengan mati matian untuk membunuh ayahnya.
Dengan kemarahan yang menyala-nyala Absalom terus bergerak mengejar ayahnya
untuk dibunuh. Sampai pada akhirnya Daud harus Tuhan bawa dalam pengasingan di
padang gurun untuk menghindari kemarah yang berapi-api dari anaknya. Bukan
tanpa sebab Absalom berusaha membuhuh ayahnya. Ini adalah sebuah peristiwa yang
sangat memilukan karena terjadi perang saudara, bahkan perang saudara antara
ayah dan anak. Absalom berhasil menggulingkan tahta ayahnya, dan baru kali ini
dalam sejarah kerajaan Israel raja digulingkan oleh anak raja.
Saudara yang terkasih dalam
Tuhan, apakah pelarian Daud kehutan adalah bentuk ketidak percayaan Daud kepada
Tuhan? Apakah juga sebagai bentuk ketakutan Daud karena tidak bergantung pada
Tuhan? Ataukah karena Daud tidak mengenal jalan jalan Tuhan? Peristiwa Daud
yang sedang kita pelajari kali ini tidaklah jauh beda dengan apa yang sedang
kita jalani hari ini. Kita bagaikan sedang menghadapi sebuah musibah yang pasti
akan datang kepada kita yakni sebuah Tsunami yang sangat besar. Dari kejauhan
kita melihat air laut membumbung tinggi dan dengan dahsyatnya sedang menhampiri
kita. Tentu dalam hal ini kita harus mengambil sikap. Akhir-akhir akhir ini
banyak para hamba Tuhan dan orang Kristen berkotbah dan berbicara bahwa
menghindar untuk tidak beribadah pada hari minggu bersama sama adalah sebagai
bentuk ketidak percayaan orang Kristen kepada Tuhan, bentuk ketakutan sebagian
orang Kristen karena dianggap tidak mengandalkan Tuhan, juga sebagai langkah
yang tidak mengenal kerja Tuhan. Benarkah demikian saudara?
Jika Firman Tuhan yang sedang
kita bahas kali ini maka pantaslah kita bertanya kepada diri kita sendiri,
apakah ketika Daud lari mengungsi ke padang gurun dari serangan anaknya yang
brutal adalah sebagai bentuk ketidak percayaan Daud kepada Tuhan? Ataukah
karena Daud takut menghadapi Absalom anaknya? Ataukah kehidupan Daud tidak
mengandalkan Tuhan? Tentu tidak saudara, berbicara kepercayaan Daud kepada
Tuhan sudah sangat terbukti atas kebergantungan hidup Daud kepada Tuhan dalam
segala hal, berbicara tentang ketakutan tentu juga Daud sama sekali tidak takut
terhadap anaknya sebab kepahlawanan Daud yang termasyur itu sudah sangat
terbukti dan teruji sejak Daud mengalahkan Galioat dan musuh musuh orang
Israel, dan juga berbicara tentang mengenal langkah Tuhan tentu saja kita juga
bisa mempercayai bahwa sepanjang kehidupan Daud sangat mengenal setiap jalan
Tuhan, bukankah Daud dipakai Tuhan untuk menulis sebagaian besar kitab Mazmur?
Daud mengungsi ke padang gurun
adalah sebagai bentuk ketaatan Daud terhadap perintah Tuhan. Di padang gurun
inilah kemudian Daud bertemu dengan banyak para pahlawan yang akhirnya
sepanjang perjalanan karir Daud menjadi tangan kanan Daud. Mengungsinya Daud
adalah juga sebagai bentuk bahwa Daud mengenal jalan Tuhan. Mengungsi atau
menghindar tidaklah selalu identik karena kita tidak percaya kepada Tuhan. Hari
ini banyak para pengkotbah berusaha mencari panggung ketenaran mereka dan mulai
menyingkirkan Tuhan dari panggungNya, banyak gereja berusaha untuk mengambil
otoritas Tuhan bagi anak anak Tuhan. Dalam mengahadapi situasi wabah Corona ini
mereka dengan lantang menyerukan bahwa “BANYAK GEREJA LARI DARI TANGGUNG JAWAB
DENGAN MENGHENTIKAN IBADAH”. Apakah benar lari dari tanggung jawab? Ataukah
mereka yang tetap memaksakan diri beribadah adalah bentuk ketidak percayaan
mereka terhadap pimpinan Tuhan? Atau juga karena mereka takut jika ibadah di
tiadakan akan mengurangi pendapatan gereja? Ataukah mereka tidak mengenal jalan
Tuhan? Pastilah ketiganya benar. Ketika gereja kita menganjurkan seluruh warga
Gereja Alkitab Anugerah untuk mengungsi dirumah masing-masing dan beribadah di
rumah masing-masing adalah sebagai tindakan kita yang percaya akan penyertaan
Tuhan dan langkah Tuhan yang agung. Ketika kita beribadah di rumah kita
diberikan kesempatan untuk bisa belajar bersekutu di keluarga kita. Para kepala
keluarga bertindak sebagai imam, bukankah itu indah dipemandangan Tuhan? Bukankah
kemudian para isteri bangga dan bersujud dihadirat Tuhan sambil meneteskan air
mata sukacita karena suaminya menjadi imam bagi dirinya dan anak-anaknya?
Bukankah Tuhan juga berikan kita kesempatan untuk saling menguatkan dalam
kesesakan kita? Disinilah persekutuan kita sedang diuji untuk di tempa menjadi
bejana yang mulia. Setiap anak Tuhan yang bertumbuh pastilah akan mampu melihat
apa yang Tuhan lihat, mampu merasakan apa yant Tuhan rasakan, mampu menilai apa
yang menjadi penilaian Tuhan, bukan langkah yang spekulatif. Mari jemaat Tuhan
ketika kita beribadah bersama dengan keluarga kita, inilah waktunya kita
semakin mempererat hubungan keluarga kita, semakin membuat keluarga kita
terarah kepada kemuliaan Tuhan.
Saudaraku, apa yang Daud lakukan
ketika badai pergumulan Absalom menghantam kehidupannya? Hal pertama yang indah
adalah Daud berkata dalam ayat 2 “Ya Allah, Engkaulah Allahku”. Saudara lihat,
ini adalah sebuah pengakuan yang luar biasa, bukan hanya sekedar ungkapan biasa
saja. Ungkapan kata Ya Allah, Engkaulah Allahku adalah sebuah keyakinan bahwa
tidak ada Allah lain selain Allahnya. Ini adalah bentuk pernyataan kepercayaan
yang sangat radikal bagi Daud. Sebuah langkah awal memenangkan pergumulan yang
hebat. Dengan ungkapan tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Daud
sedang memamerkan bahwa hanya Allahnya saja yang hebat, yang agung, yang luar
biasa, yang sanggup membantunya dalam kesesakan dan segalanya bagi
kehidupannya.
Saudaraku, saya memahami betul
apa yang sedang kita rasakan bersama. Mungkin belum habis pergumulan yang
sedang kita hadapi, saat ini kita bersama sedang menghadapi sebuah tantangan
pergumulan yang luar biasa yakni Virus Corona. Langkah awal kemenangan kita
adalah terulah dalam hati kita bahwa Allah adalah Allah kita. Taruhlah dihati
kita kepercayaan kita yang radikal terhadapa kekuatan Tuhan yang akan membantu
kita pada waktunya melewati masa yang sulit ini. Percayalah bahwa Dia adalah
Allah yang sangat mampu menyelesaikan setiap persoalan kita, tarulah
kepercayaan yang sungguh bahwa Dia adalah Allah yang hidup yang bergerak dan
bertindak menolong kita dalam kesesakan. Tunggulah waktu Tuhan kita akan
melihat betapa dahsyatnya pertolongan Tuhan atas kita. Saudaraku, sadarkah
kita, bahwa terkadang Tuhan harus membawa kita dalam masa yang sukar agar kita
sadar bahwa kita bukanlah Superman yang bisa menyelesaikan semua persoalan kita
dengan sendiri. Allah seringkali datang kepada kita dengan pergumulan agar kita
melepaskan semua kekuatan kita, semua yang kita andalkan diluar Tuhan dan
kemudian melepaskanitu semua dan berbalik kepada Tuhan untuk menaruh harap yang
besar kepadanya. Tuhan senang melihat kebergantungan kita terhadap Tuhan. Tuhan
ingin semua hal yang ada pada diri kita, apapun itu Dia ada disana pula.
Dipekerjaan kita, dirumah tangga kita, di keuangan kita, dimana saja kita
berada Dia ingin ada disana. Percayalah dengan cara yang radikal akan
perbuatanNya sellu yang terbaik atas kita. Kedewasaan sangat bergantung pada
kebergantungan kita yang utuh kepada Tuhan.
Selanjutnya saudaraku, disaat
penghimpatan yang besar atas pergumulan yang Daud alami, dia bukan hanya
percaya secara radikal kepada Tuhan, namu Daud mengatakan bahwa matanya tertuju
kepada Tuhan. Mata yang tertuju kepada Tuhan adalah sebuah sikap dimana seluruh
bagian jiwa kita yakni pikiran, rasa dan kemauan kita terfokus pada Tuhan.
Tuhan menjadi bagian terbanyak dari pikiran kita, Tuhan menjadi bagian yang
terbanyak dari kasih kita, dan Tuhan menjadi bagian yang terbanyak dari kemauan
kita, intinya Dia menjadi yang terutama. Hal ini hanya bisa kita lakukan jika
kita
1.
Mencari Tuhan
(2)
Dalam
kesesakan Daud dipadang gurun, dia tidak menjadi anak Tuhan yang cengeng dengan
menagisi keadaanya sambil terus bertanya dengan pertanyaan “Kenapa Tuhan?” Daud
dalam kesesakan yang amat sangat dari seorang raja menjadi orang buangan, dari
bergelimangan harta di istananya berubah total menjadi kekurangan dipadang
gurun, dari kenyamanan berubah menjadi penuh dengan bahaya Daud tetap mencari
Tuhan. Dikatakan dalam ayat 2 bahwa Daud mencari Tuhan bukan hanya sekedarnya
yang penting sudah datang kepada Tuhan namun Daud mengatakan “Jiwaku haus dan
tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah tandus yang merindukan Tuhan. Saudara
lihat Daud tidak fokus pada tempat untuk mencari Tuhan. Saudara bisa bayangkan
apa yang terjadi ketika Daud datang kebait Allah untuk beribadah? Penghormatan,
kemuliaan, sanjungan dia akan dapatkan, namun dipadang gurun? Apa yang Daud
dapatkan? Tidak ada selain Tuhan. Saudaraku lihat, sekalipun kita tidak
beribadah di Gereja pada hari minggu namun Tuhan menunggu hati kita yang benar
benar haus akan Tuhan dan FirmanNya, Tuhan menunggu tubuh kita yang bukan hanya
sekedar ada dihadapan Tuhan tapi sebuah keadaan yang merindukan Tuhan dan
mencarinya dengan penuh kegairahan yang mendalam. Penyembahan tidak bergantung
pada tempat, namun, bergantung kepada hati kita. Allah rindu kepada hati yang
penuh dengan kerinduan pada-Nya.
2.
Tetap berharap
pada kasih Tuhan (4)
Bagian ini
adalah sangat menarik bagi saya. Sebab seperti tidak ada alasan bagi Daud untuk
mengharapkan kasih Tuhan dalam keadaan terjepit dan penuh dengan pergumulan.
Tidak ada alasan bagi Daud untuk mengatakan bahwa Tuhan tetap mengasihinya
dalam keadaannya saat itu. Mengapa Daud tetap berharap pada kasih Tuhan? Sebab
Daud sangat memahami karakter Allah tentang kasih. Saudaraku, sifat dasar Allah
adalah kasih, apapun yang Dia buat adalah kasih. Kasih-Nya tak pernah berubah
oleh apapun juga. Kasih-Nya tak pernah menjadi lebih besar kepada kita hanya
karena kita mengsihi-Nya, dan juga kasih-Nya tak akan pernah berkurang bagi
kita hanya karena kita tidak mengasihi-Nya. Dalam kesesakan saat ini sangatlah
perlu kita menaruh dalam hati kita bahwa apapun yang hari ini kita alami Allah
tetap dalam kegiatan kasih-Nya bagi kita semua.
3.
Terus manaikan
pujian dan penyembahan (4-5)
Pujian dan
penyembahan adalah identik dengan gaya hidup Daud. Daud memberikan kepada kita
sebuah kesaksian yang indah dimana dalam segala perkara Dia memahami bahwa
Allah tetap baik. Tuhan senang atas pujian kita. Pujian dan penyembahan tidak
selalu berbicara tentang musik. Saudara lihat pada masa ditaman Eden belum ada
alat musik, nanti dalam Kejadian 4:21 barulah Alkitab menyatakan ada alat
musik. Ini membuktikan bahwa penyembahan dan pujian bukanlah hanya sekerdar
musik atau lagu tertentu yang mendayu dayu barulah ita katakan penyembahan,
tidak. Pujian adalah sikap hati kita yang menghormati Tuhan diatas segalanya
itulah pujian. Pujian kita dalam menyani tidaklah ada artinya ketika kita
melakukannya tidak dengan hormat dihadirat Allah. Menyani sekedarnya, datang
ibadah sekedarnya semuanya yan gkita berikan pada Tuhan sekedarnya. Sementara
penyembahan adalah segalah sesuatu yan gmnyenangkan hati Tuhan. Apapun itu semuanya
yang menyenangkan hati Tuhan adalah penyembahan. Mungkin di gereja kita hanya
membawa pundi persembahan namun jika itu dilakukanuntuk menyenangkan hati Tuhan
itulah penyembahan. Mungkin kita tidak bergelimang harta namun ketika kita hidup
menyenangkan hati Tuhan maka disanalah kehidupan dikatakan penyembahan.
Marilah
saudara-saudara di dalam Tuhan, saat ini kita menyadari kita dalam keadaan
penuh dengan pergumulan namun ingatlah untuk selalu percaya kepada-Nya,
tarulahiman yang radikal kepadaNya sampai kita menaruh semua harap kita pada
Tuhan,teruslah mencari Tuhan jangan putus asa dan tetaplah berharap bahwa kasih
Tuhan berlimpah atas kita. Amin
7.
Penutup:
menyanyi “Yesus baik, baik buat saya”
8.
Doa penutup