Tuesday 24 March 2020

Liturgi dan Kotbah saat Social Distancing


Markus 3:31-35

Benarkah Kita Adalah Salah Satu Yang Ditunjuk Yesus, Bahwa Kita Adalah Saudara-Nya?

Pertanyaan mengenai siapakah ibuku dan saudaraku? Dan Yesuspun tidak menunjuk keluargaNya sebagai saudaraNya, terlihat dan terdengar sangat keras dan tidak sopan. Apakah benar Yesus tidak sopan dan berlaku kasar terhadap mereka? Jawaban ini adalah sebuah jawaban atas dua kelompok yang menyalah artikan pelayanan yang dikerjakan olehNya. Dua kelompok tersebut adalah keluarganya yang mencemaskan Yesus sampai akhirnya salah mengerti tentang pelayanan, dan yang ke dua adalah para ahli Taurat yang menganggap bahwa pelayanan Yesus adalah sebuah pelayanan yang bersumber pada kuasa iblis. Bagian sebelum dan sesudahnya Yesus selalu memfokuskan pada hati. Bagian ini adalah salah satu aplikasi atau akibat hati yang telah dilembutkan dan murni tanpa ada kenajisan didalamnya. Yesus menggunakan momen ini untuk dijadikan ilustrasi mengenai hubungan antara diriNya dan orang yang mau berhubungan denganNya
Jawaban dan sikap Yesus bukanlah untuk menunjukan sikap yang kasar dan tidak sopan, namun Yesus sedang berbicara tentang hati orang-orang yang berada disekitar Yesus. Yesus menegur keluarganya yang lebih mengutamakan perasaan mereka dibandingkan pelayanan itu sendiri. Dibagian ayat sebelumnya diceritakan bahwa keluarga Yesus ingin mengambil paksa Yesus sebab mereka mengira bahwa Yesus sudah tidak waras (Markus 3:20-21). Apa yang menyebabkan keluarganya menganggap bahwa Yesus tidak lagi waras? Sebab pada ayat 20 dikatakan bahwa Yesus sudah lupa makan karena sibuknya Dia dalam pelayanan. Keluarganya tidak memahami bahwa semua itu Dia lakukan karena Dia lebih mengutamakan kehendak Bapa-Nya dibandingkan dengan diri-Nya sendiri. Yesus sedang mengajarkan kepada kita bahwa tidaklah layak dan pantas, ketika dalam kehidupan kita, Yesus tidak menjadi yang terutama. Ketika Dia mengatakan sambil menunjuk orang lain dan tidak menunjuk keluarga-Nya “Yesus menunjuk bahwa saudara dan ibuku adalah mereka yang duduk bersama Dia. Saudara Yesus adalah setiap orang yang melakukan kehendak Allah”. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa, Yesus harus menjadi yang utama bagi diri kita, dalam hal apapun tanpa terkecuali.
Apa yang dimaksudkan dengan bahwa Yesus harus menjadi yang terutama? Maka jawabannya tidak boleh terlepas dari pembicaraan firman Tuhan pada bagian terdahulu, dimana Yesus sedang fokus kepada hati manusia, dimana Yesus menyinggung tentang kedegilan hati orang-orang Farisi. Orang Farisi memiliki hati yang degil dimana hati mereka teramat keras dan tidak lagi bisa dan mau dibentuk oleh Yesus. Hati orang Farisi sama sekali tidak lagi bisa dibentuk dan diperbaiki untuk menerima pengajaran dari Yesus. Semua perkara yang Yesus buat dimata orang Farisi adalah kesalahan belaka. Begitu pula halnya keluarga Yesus dimana hati mereka tidak mampu menangkap dan memahami hati Yesus sehingga memiliki pandangan yang salah terhadap Yesus. Semua mengenai tentag hati. Apapun yang kita buat, Yesus memeriksa hati saya dan saudara. Apapun perkerjaan kita hari ini, maka yang dilihat Yesus adalah bukan perbuatan tangan kita, melainkan hati ini untuk siapa. Kita bisa kerja dan melayani, namun Tuhan melihat hati kita untuk siapa. Jika hati dan pikiran kita bukan untuk Tuhan maka kita sedang menjaukan diri kita dari Tuhan. Apa yang terjadi ketika kita menjauhkan diri kita kepada Tuhan? Bagi Tuhan tidak pernah berubah, kasih-Nya kepada kita tidak pernah berubah bahkan tidak berkurang sedikitpun. Ketika kita sedang menjauhkan diri kita kepada Tuhan sebenarnya kitalah yang sedang membawa diri pada sebuah kerugian besar. Ini sama halnya dengan, ada seorang dermawan yang kaya raya dan kemudian dengan penuh kasih sayang memberikan berkat yang berkelimphan kepada masyarakat miskin. Sang dermawan berlaku sangat adil dalam pemberian bantuan tersebut sehingga tidak ada satupun masyarakan miskin yang diutamakan. Saat pembagian bantuan kepada masyarakat miskin ternyata ada yang datang juga ada yang tidak mau datang. Pertanyaannya adalah siapakah yang mengalami kerugian? Sang dermawankan atau masyarakat yang tidak datang? Tentu sang dermawan tidak mengalami kerugian apapun dan kasihnyapun tidak berkurang kepada masyarakat miskit tersebut, hanya saja masyarakat miskin yang tidak datanglah yang pastinya akan mengalami kerugian. Sama halnya dengan Tuhan kita, setiap detik Dia menyediakan berkat yang berkelimpahan bagi kita semua (berkat tidak selalu berbicara materi). Hanya dari kita yang tidak datang pada Tuhan dan mengabaikan undangan Tuhan pada kita sambil berkata “(Mat 11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, Yesus sama sekali tidak mengalami kerugian apapun, dan tidak berkurang sedikitpun untuk tetap mengasihi kita namun saya dan saudara akan mengalami sebuah kerugian besar.
Saudaraku, Yesus sangat berhasrat dan bersemangat untuk memiliki hubungan secara rohani dengan kita, bahkan tidak ada ketertarikan apapun kepada kita selain satu kata HUBUNGAN. Yesus selalu membuat perkara-perkara baik didalam kita maupun di luar kita untuk menarik kita dalam sebuah hubungan yang indah bersama Dia. Sebab dari sejak semula Tuhan menciptakan manusia agar manusia memiliki hubungan baik dengan sesama manusia terlebih kepada Tuhan. Benar Allah tidak memiliki tanggung jawab apapun kepada manusia untuk menyelamatkan manusia, namun ingatlah Tuhan memiliki kasih kepada manusia. Atas dasar kasih itulah maka Allah mencari manusia yang terhilang dari sebuah hubungan yang indah di Eden. Dosa telah merusak hubungan kasih antara Allah dan manusia. Saudaraku dalam (1Yoh 4:8) Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1Yoh 4:16) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Ungkapan Allah adalah kasih ini membuktikan kepada kita bahwa apa yang Dia buat bagi kita adalah sebagai bentuk pendemonstrasian kasih Allah kepada kita semata-mata. Ketika Dia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menghancurkan dosa kita di kayu salib itu adalah pendomstrasian kasih Allah kepada kita. Akibat kasih Allah yang besar itulah maka hari ini kita yang telah percaya memilki hubungan kembali dengan Allah. Setelah kita diselamatkan dengan kasih Allah yang besar itulah maka hari ini Allah begitu menikmati hubungan antara kita dengan Tuhan, sebab dengan kita datang dan bersekutu dengan Tuhan maka itu adalah bentuk pernyataan kasih kita kepada Tuhan. Bukti bahwa saudara dan saya tidak mengasihi Tuhan adalah ketika hubungan dengan Tuhan bukan menjadi yang prioritas bagi kita. Allah begitu bersemangat ketika melihat kita datang mencari Tuhan. Dalam (Yoh 4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Ungkapan sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian sebenarnya dalam bahasa aslinya berkata “Bapa mencari penyembah-penyembah demikian”. Oh Haleluya, bahwa Allah mencari anak-anak-Nya yang memiliki kerinduan untuk selalu menyembah Tuhan. Allah begitu bergairah mencari anak-anak Tuhan yang begitu bersemangat untuk menaruh Tuhan yang terutama dalam hati kita. Dimana hati kita tidak ada pribadi lain, tidak ada benda lain, tidak ada pekerjaan lain dan tidak ada apapun juga selain Tuhan yang kita kasihi. Hal ini bukan berarti kita meninggalkan pekerjaan kita,
meninggalkan study kita, meninggalkan apapun yang hari ini kita sedang hadapi, bukan seperti itu maksudnya. Kita tetap melakukan apapun yang sedang kita lakukan dengan pekerjaan kita, study kita dan lain-lainnya, namun tidak membuat semua itu menjadi yang utama di hati kita. Tetap Yesus menjadi idola kita.
Saudaraku, ini semua berbicara mengenai sebuah hubungan yang bersumber dari hati yang tulus. Sebuah hati yang murni dan tidak bercamput apapun untuk menjalin sebuah hubungan yang indah dengan Tuhan. Ketika kita datang pada Dia baik dalam hubungan secara bersama-sama maupun pribadi, Tuhan menyenangi hati yang tulus dan murni dimana motifasi lain tidak mencampuri hati kita. Pada saat Firman Tuhan ini dituliskan banyak sekali orang yang datang pada Tuhan. Salah satu yang di tentang Yesus adalah banyak orang datang dari kalangan Farisi bukan untuk mengasihi Tuhan Yesus dalam sebuah hubungan namun datang dengan motifasi untuk mencari kesalahan Yesus. Bukan itu saja, banyak dari antara mereka sudah melihat bagaimana Yesus membuat perkara-perkara besar dengan mujisat-mujisat yang luarbiasa. Maka hal ini menyebabkan banyak motifasi yang datangn kepada Yesus. Ada yang datang hanya mau merasakan mujisat Yesus karena mengalami sakit penyakit, ada juga yang datang pada saat itu karena mereka berharap mendapatkan makanan dari Yesus, ada juga yang mengikuti Yesus karena mereka keuntungan finansial dari Yesus. Saudaraku, Tuhan berharap agar ketika kita datang pada Tuhan maka kita datang karena kita mau menjalin sebuah hubungan yang saling mengasihi. Ketika kita datang ke Gereja karena kita memang mengasihi Tuhan, ketika kita datang berdosa secara pribadi karena memang kita tulus mengasihi Tuhan. Bukan datang karena karena sebuah ritual kekristenan.
Saudaraku, hubungan yang tulus pasti akan menghasilkan tunduknya kita pada kehendak Allah. Pada berberapa waktu yang lalu saya pernah berkotbah mengenai tentang ketaatan. Seringkali kita sebagai anak Tuhan senang sekali berbicara tentang anugerah namun tidak menyukai ketika berbicara tentang ketaatan. Mengapa saya berbicara tentang ketaatan? Sebab konteks dalam pembahasan Firman Tuhan kita adalah “Yesus menunjuk bahwa saudara dan ibuku adalah mereka yang duduk bersama Dia Saudara Yesus adalah setiap orang yang melakukan kehendak Allah” saudara Yesus adalah yang mau duduk bersama Yesus dan melakukan kehendak Bapa. Saya
sudah panjang lebar membahas tentang duduk bersama Yesus adalah sebuah hubungan dan selanjutnya adalah melakukan kehendak Bapa. Ketika kita berbicara kehendak Bapa maka kita sedang berbicara mengenai ketaatan kepada keinginan Tuhan. Inilah yang saya katakan tadi bahwa kita sengan berbicara tentang anugerah namun sulit dan gentar ketika kita berbicara tentang ketaatan. Tahukah saudara bahwa ketaatan bisa sangat terasa manis dalam kehidupan kita. Pertanyaannya adalah, mengapa ketaatan terasa pahit bagi kita? Karena kitasalah menilai tentang ketaatan kepada Tuhan. Karena kita menilai bahwa ketaatan adalah sebuah daftar list ketaatan yang kemudian kita dipaksakan dengan kekuatan kita untuk melakukan semua itu. Alkitab kita pandang sebagai sebuah daftar peraturan yang harus kita taati dengan kemampuan kita. Pada akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak dapat melakukan semua daftar ketaatan tersebut. Bukan seperti itu saudara, ketika kita berbicara ketaatan dalam kekristenan. Ketaatan akan terjadi secara otomatis dan indah karena dihasilkan dari sebuah kasih yang tulus. Pada saat kita memiliki hubungan yang indah dan dalam dengan Tuhan maka secara otomatis Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk dapat taat kepada-Nya. Ini bukan berbicara kita bisa ataupun tidak bisa. Kita memahami bahwa tidak ada satupun dari kita yang dapat dan mampu untuk dapat melakukan ketaatan kepada Tuhan. Mengapa kita tidak mampu karena pada dasarnya kita adalah daging semata-mata.
Saudaraku, hubungan yang tulus bukan hanya menghasilkan taat pada kehendak Allah tapi juga akan menghasilkan sebuah:
• Akan selalu menghasilkan kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan
Hubungan yang tulus dengan Tuhan akan membuat Allah tersenyum atas kehidupan kita. Allah tidak menginginkan sebuah hubungan yang tidak sepenuh hati kita. Hubungan yang sepenuh hati akan menghasilkan tindakan-tindakan yang baik dan tulus karena didasari atas kasih kita kepada Tuhan, semisal ketika kita bertindak sebagai ayah maka kita akan melakukan semua hal bagi anak-anak kita karena kita mengasihi Allah dengan tulus, ketika kita jadi suami atau isteri maka kita akan melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh atas semua tanggung jawab kita karena kita mengasihi Tuhan, ketika kita bekerja maka kita melakukan pekerjaan kita karena kita mengasihi Tuhan, ketika kita menjadi apapun juga maka kita akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tulus karena kita mengasihi Tuhan.
• Akan mengasihi orang lain
Ketika kita megasihi Tuhan dan duduk diam dihadirat Tuhan sambil kita hidup dalam kehendak Allah akan membuat kita mengerti bahwa mengasihi bukan hanya sampai pada mengasihi Tuhan namun sasaran dari mengasihi Tuhan adalah mengasihi sesama khususnya kepada saudara seiman.
• Rela berkorban untuk pelayanan
Memandang dengan benar bahwa pada saat Yesus memulai pelayanan-Nya, beliau benar-benar tidak memikirkan hal lainnya selain melayani Bapa-Nya dalam kehidupan manusia. Saudaraku, ketika kita mengasihi Tuhan maka kita akan memandang dengan benar dan memiliki hati yang benar ketika kita diperhadapkan dengan pelayanan. Kita akan memandang bahwa pelayanan adalah proyek maha agung Tuhan, dan akan mengalami sebuah kerugian besar ketika kita disodorkan sebuah proyek yang agung tersebut dan kita tidak turut serta dalam pekerjaan agung tersebut. Kita akan terjun dalam pelayanan dengan menggunakan karunia yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Kita akan memandang diri kita dengan benar bahwa kita ada saat ini karena Tuhan mau pakai kita dalam pekerjaan Tuhan.
Amin


MENGASIHI TUHAN DENGAN SEGENAP HATI, DENGAN SEGENAP JIWA, DAN SEGENAP KEKUATAN

Markus 12:30
Saudaraku yang terkasih diawal pertobatan saya pada tahun 1997 pada saat saya di manado, saya mendapatkan surat dari orang tua saya ketika saya ada di Manado. Intinya adalah bahwa orang tua saya kuatir jika seandainya dengan pertobatan saya membuat saya lebih mengasihi orang-orang yang saya layani dibandingkan mereka. Mereka berharap bahwa tidak ada lagi pribadi lain yang dapat saya sayangi selain orang tua saya. Begitu pula pada saat saya meranjak remaja, mamah saya selalu mengingatkan saya dengan perkataanya   “jika nanti kamu   mendapatkan Isteri, ingatlah jangan sampai kamu tidak lagi sayang mama”. Ada sebuah keinginan yang besar agar saya tetap menyayangi mamah saya dari siapapun.
Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan cerita pengalaman saya diatas walaupun tidak menggambarkan dengan sempurna kasih sayang mamah saya jika dibandingkan dengan kasih Tuhan bagi kita, namun ada satu benang merah yang harus kita pahami bahwa Tuhan ingin agar kita mengasihi Tuhan lebih dari apapun juga.
Firman Tuhan mengajarkan kita agar kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita. Apakah yang dimaksudkan mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita?
Baik saudaraku yang terkasih mengenai tentang mengasihi segenap jiwa adalah, dimana saat kita merefleksi dan merenungkan hidup ini maka yang paling kita renungkan dalam batin ini hanyalah Tuhan. Tuhan menjadi perenungan yang paling utama dalam hidup ini. Mungkin saat ini kita sedang merenungkan tentang kahidupan kita maka setiap renungan hidup kita selalu kita berusaha bagaimana kita dapat mengasihi Tuhan atau perenungan hidup kita selalu merindukan mengasihi Tuhan dan membiarkan Tuhan menjadi yang paling dominan dalam setiap perenungan batin kita yang terdalam. Tidak ada pribadi atau benda lain yang lebih diingini batin ini selain Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Sehingga tidak ada kekuatiran dan ketakutan dalam batin ini atau hati ini menguasai kita.
Tuhan bukan hanya mengaharapkan kita mengasihi-Nya dengan segenap hati kita namun juga segenap jiwa kita. Saudaraku, jiwa memiliki tiga bagian terpenting yakni, pikiran, perasaan, juga kemauan kita. Maka Tuhan sangat ingin sekali agar kita dapat mengasihi Tuhan dengan segenap pikiran kita. Pikiran kita benar-benar jatuh cinta kepada Tuhan sehingga tidak ada satupun perkara dalam hidup kita yang lebih indah selain Tuhan yang kita pikirkan. Saya memahami bahwa banyak sekali yang harus kita pikirkan dalam setiap kehidupan yang kita jalani. Namun jangan sampai perkara-perkara tersebut membuat kita menjadi orang yang penuh dengan ketakutan, kuatir, cemas, hampa dalan lain-lain. Saudara lihat apa perbedaannya ketika pikiran kita mengasihi Tuhan ataupun mengasihi perkara perkara lainnya? Ketika perkara-perkara lainnya selain Tuhan (baik itu pekerjaan, persoalan, keuangan dll) yang mendominasi dipikiran ini maka yang terjadi adalah ketakutan, kecemasan dan kekuatiran yang akan menguasai kehidupan kita, dan pada akhirnya kita sulit untuk bertumbuh di dalam Tuhan bahkan buah yang kita hasilkan hanya sedikit sekali dan bahkan orang lain sama sekali tidak dapat merasakan apapun buah dalam kehidupan kita. Beda halnya dengan ketika Tuhan mendominasi segala pikiran ini, maka pikiran kita akan menjadi tenang dan pikiran kitapun menjadi sehat pada akhirnya kita menjadi anak-anak Tuhan yang gagah menjalani setiap langkah hidup kita. Maka saudaraku selalulah berusaha untuk memikirkan Tuhan baik pribadi-Nya maupun segala perbuatan-Nya bagi kehidupan kita. Ingatlah segala kebaikannya, perbuatan-Nya, kasih-Nya dan karya-karya lainnya yang telah Dia perbuat dalam hidup kita. Gantilah kepenatan pikirann kita karena pekerjaan, persoalan keuangan, persoalan rumah tangga kita dan lain-lainnya dengan memikirkan Tuhan dan karya-Nya yang agung yang telah Dia buktikan kepada kita. Mulailah belajar untuk membiasakan pikiran kita diarahkan kapada Tuhan disetiap detik hidup kita, hanya Dia, ya hanya Dia saja yang kita pikirkan dalam kerinduan dan pikiran yang paling dalam untuk selalu memikirkan Tuhan. Hal ini mungkin sama dengan ketika kita jatuh cinta kepada seseorang maka pribadi tersebut sangat dominan dalam pikiran ini. Mulailah untuk jatuh cinta kepada Tuhan
Selanjutnya bagian jiwa kita adalah perasaan kita. Maka yang dimaksudkan dengan mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa kita adalah mengasihi Tuhan dengan segenap perasaan atau emosi kita. Tuhan menjadi pribadi yang paling kita rasakan untuk kita cintai. Ada sebuah persoalan yang kronis dalam kehidupan kita bersama yakni bahwa kita begitu mencintai dosa, persoalan, pergumulan, harta, keuangan, pekerjaan dll dalam kehidupan kita. Apa buktinya? Buktinya adalah jika perkara perkara tersebut menjadi perkara terpenting dalam kehidupan kita. Bagaimana kita dapat mengetahuinya bahwa kita sedang jatuh cinta kepada perkara-perkara tersebut, adalah apakah perkara tersebut paling mendominasi atau mendapatkan tempat utama dalam kehidupan perasaan kita? Kita menjadi benar-benar jatuh cinta dalam perasaan ini dengan  mencintai uang , pekerjaan, harta, dosa. Saudaraku, jika ini terjadi pada kita maka yang terjadi adalah kita akan mengalami kelelahan bahkan pada akhirnya menjadi kacau dalam perasaan yang pada akhirnya menyebabkan kita memiliki emosi yang tidak sehat, bukankah hal ini membuat kita menjadi pribadi yang bermasalah? Saudara mulailah dari sekarang untuk mengubah perasaan ini untuk mengasihi atau mencitai Tuhan di atas apapun juga. Dialah yang paling kita cintai dan tidak ada pribadi lain atau benda dan perkara lain yang paling mendominasi perasaan ini. Tuhan menjadi pribadi yang paling menguasai perasaan ini. Sampai pada keadaan dimana perasaan kita tidak tenang dan sukacita ketika perasaan ini seperti meninggalkan Tuhan. Perasaan kita selalu terpaut pada Tuhan, maka itu saudaraku, mulailah belajar untuk memenuhi perasaan ini dengan merasakan kehadiran-Nya dan merasakan setiap tindakan-Nya yang penuh kuasa, kasih dan sebagainya, perkara ini hanya bisa kita alami hanya ketika kita berdoa dalam perasaan ini, tanpa berkeputusan, terus memuji-Nya dalam doa tak berkeputusan.
Saudaraku, kita juga diminta oleh Tuhan agar kita mengasihi Tuhan dengan segala kekuatan kita. Adalah perkara yang aneh dan lucu adalah ketika perkara dunia kita boleh berjuang habis-habisan. Untuk pekerjaan kita, kita bisa memberikan seutuhnya pikiran, perasaan kita untuk keberhasilan hidup kita. Untuk perkara uang kita boleh menghabiskan berjuta-juta hanya untuk kecantikan kita, penampilan kita, pakaian kita, dan lain-lainnya, namun untuk perkara pekrejaan Tuhan kita memberikan porsi yang sedikit sekali. Saudaraku, apakah ini dikatakan berhasil? Tidak sama sekali saudaraku, sebab Tuhan menyelamatkan kita agar kita menggunakan semua kekuatan kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Semua yang ada pada kita adalah titipan Tuhan agar Tuhan dipermuliakan. Saya tidak mengatakan bahwa semua tenaga dan potensi yang kita miliki diserahkan ke gereja, tidak, bukan itu maksud saya, namun semua yang kita miliki pakailah itu untuk kemuliaan Tuhan. Contoh, ketika kita membesarkan anak-anak kita dan memberikan mereka sekolah yang terbaik bukan supaya mereka hanya pintar dan cemerlang dalam masa depan mereka, namun mereka harus sadar dalam diri mereka bahwa apa yang kita buat bagi mereka hanya semata-mata agar mereka dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan mereka. Jika suatu saat mereka jadi dokter, jadilah dokter yang motivasinya bukan supaya kaya raya, namun jadi dokter yang dapat membantu orang susah dan kemuliaan Allah dinyatakan. Ketika kita bekerja biarlah kita bekerja seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia dan kemuliaan Tuhan dinyatakan. Apapun yang kita buat, buatlah itu untuk memamerkan kebesaran Tuhan itulah yang dinamakan mengasihi Tuhan. Dulu sebelum kita memiliki pekerjaan, doa-doa kita adalah “Tuhan berikanlah aku pekerjaan agar dengan pekerjaan itu aku bisa menginjil ditempat kerjaku, bisa memberikan uangku bagi pekerjaan Tuhan dalam menghadirkan kerajaaMu didunia ini”, namun setelah pekerjaan Tuhan berikan, apakah kita lebih setia dalam ibadah? Apakah kita lebih setia dalam pertemuan-pertemuan online yang disediakan gereja? Apakah setiap paket data yang kita miliki untuk mencari kemuliaan Tuhan atau yang lainnya? Kitalah yang bisa menjawab semua itu saudara.
Saudaraku, apa yang terjadi ketika ayat ini terjadai atas kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan?
Pertama, menguatkan kita untuk melakukan yang benar. Dengan kasih yang besar di hati ini pastilah akan membuat kita dapat melakukan perkara yang benar. Kita akan menjadi Takut akan Tuhan. Kitab Amsal mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat Tuhan. Hikmat Tuhanlah yang akan membuat kita memahami apa yang benar dan apa yang tidak benar. Bukan hanya membuat kita memahami apa yang benar dan tidak namun juga akan membuat leluasa Roh Kudus memimpin kita dalam tindakan yang benar. Saudaraku, ketika kehidupan kita mengasihi Tuhan maka secara otomatis Roh kudus akan memberikan kita kekuatan dalam menghadapi kehidupan kita. Berbeda dengan kehidupan yang sembrono, tanpa mengasihi Tuhan, kita akan menjalaninya dengan sangat berat dan melelahkan. Hati yang mengasihi Tuhan akan membuat kita memiliki hati yang lemah lembut untuk Tuhan bentuk menjadi seperti yang Dia inginkan. Jika diatas saya mengatakan bahwa ketika kita takut akan Tuhan kita akan memahami hikmat Tuhan. Takut akan Tuhan bukan takut seperti seseorang takut akan di pukul atau takut dikoyak-koyak tubuh kita, bukan. Tapi takut akan Tuhan adalah  sikap yang hormat kepada Tuhan. Sebuah sikap yang merasa segan untuk menyakiti hati Tuhan. Menghormati Tuhan membuat kita menjadi pribadi yang selalu berusaha dengan kekuatan Roh kudus untuk tidak menynggung persaan Tuhan. Berbeda anak Tuhan yang tidak takut akan Tuhan, mereka tidak pernah memikirkan apakah yang diperbuatnya menyinggung perasaan Tuhan atau tidak, menyenangkan hati Tuhan atau tidak? Membuat Tuhan berduka atau tidak?
Kedua, membuat ketaatan terasa manis. Saudaraku, saya teringat pada saat isteri saya hamil anak pertama kami. Tengah malam isteri saya membangunkan saya untuk membeli sesuatu makanan yang saat itu dia inginkan. Maka ditengah kegelapan malam saya dengan rasa kantuk yang berat berjalan sekitar 1 Km untuk membeli makanan yang isteri saya ingini. Sesampainya di rumah ternyata isteri saya sudah tidak lagi menginginkan makanan tersebut (faktor mengidam). Apakah saya marah? Kecewa? Tersinggung? Tidak sama sekali, bahkan berjalan ditengah malam dalam keadaan mengantuk yang berat terasa manis menjalaninya karena cinta yang ada di dalam dada ini. Saudaraku, ketaatan kepada Tuhan akan terasa manis ketika kita benar-benar mengasihi Tuhan diatas segala apapun. Berbanding terbalik pada saat kehidupan kita tidak mengasihi Tuhan. Ketika perkataan ketaatan terdengar di telinga ini maka yang terjadi adalah ketaatan kepada Tuhan seperti racun yang sulit untuk ditelan.
Ketiga, dengan mengasihi Tuhan maka kemuliaan Tuhan akan terjadi dalam kehidupan kita. Kemuliaan Tuhan adalah mengekspresikan Tuhan atas kehidupan kita. Dengan mengasihi Tuhan maka yang nyata dari setiap perkataan kita, perbuatan kita, orang lain akan merasakan kehebatan Tuhan, kemaha kuasaan Tuhan, dan dirasakan oleh orang lain yang bergaul dengan kita. Orang lain melihat Tuhan ditempat kerja kita, dirumah kita dimanapun kita beraktifitas.
Saudaraku, dengan mengasihi Tuhan akan menghancurkan setiap kedagingan kita. Keinginan daging adalah setiap kegiatan kita yang tidak menampilkan Tuhan adalah kegadingang atau bisa juga dikatakan bertindak secara fasik. Kita tidak dapat mengalahkan atau menghancurkan kedagingan kita, hanya dengan mengasihi Tuhan dalam sebuah hubungan yang akrab dengan Tuhan akan membuat kita berkemenangan dengan keinginan daging kita. Ketaatan menjadi sesuatau perkara indah dalam kehidupan kita. Bukan lagi perkara yang menakutkan. Banyak dari kita suka dengan anugerah namun tidak suka dengan ketaatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karana kita memandang ketaatan adalah sebuah perkara apa yang harus kita lakukan dengan kekuatan kita. Ini adalah perkara yang salah saudaraku. Ketaatan bukanlah berbicara tentang apa yang harus kita lakukan, melainkan apakah kita mengasihi Tuhan. Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa taat kepada Dia, namun Tuhanlah yang akan mengerjakan kemampuna bagi kita agar kita taat disaat kita mengasihi Dia.
Marilah saudaraku, tinggalkan kehidupan kita yang lama yang tidak didasari atas kasih kita kepada Tuhan, namun mulailah dengan mengarahkan hati, jiwa (pikiran, perasaan, kemauan) dan semua kekuatan kita untuk kita dapat mengasihi Tuhan. Mulailah dengan belajar untuk berdoa yang tak berkeputusan.  Mulailah dengan mebaca Alkitab yang teratur, mulailah menyaksikan pekerjaan Tuhan bagi setiap jiwa yang kita jumpai. Amin








                                    Renungan Kotbah memperingati kematian Kristus Yesus     
                                                                     10 April 2020                                                                                                           
Paskah Bagi Kita


Pada saat ini kita orang kristen di seluruh dunia sedang merayakan sebuah kisah yang sangat mengagungkan bagi kita, yakni paskah. Sebuah karya agung Allah yang luarbiasa dan tak bisa dibandingkan dengan apapun. Sebuah karya yang bernilai kekal bagi kita yang percaya kepada Yesus dan karya yang agung tersebut.
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, ketika kita berbicara atau membahas paskah maka kita harus mengetahui dengan persis apakah yang dimaksudkan dengan paskah dalam Alkitab? Maka semua berawal dari sebuah ayat dalam Alkitab Kejadian 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Saudaraku semua berawal disini ketika Allah memberikan sebuah nubuatan yang disebabkan oleh sebuah peristiwa sebelumnya, yakni jatuhnya manusia ke dalam dosa yang menjijikan hati Allah. Allah memahami dengan persis akibat dosa yakni kematian (Roma 6:23). Kematian yang dimaksudkan disini tidak hanya berbicara tentang kematian jasmani namun juga berbicara mengenai kematian rohani dan kematian kekal. Kematian jasmani benar tidak langsung terjadi bagi Adam dan Hawa namun berangsung angsur mereka memiliki keterbatasan usia dalam kehidupan mereka dan pada akhirnya mereka harus kembali ke tanah atau kematian jasmani. Namun saudaraku, yang harus kita pahami hari ini adalah berbicara kematian rohani yang terjadi akibat dosa manusia. Kematian rohani terjadi pada saat itu juga, peristiwa ini menyebabkan hubungan antara Allah dan manusia terputus secara total, juga manusia mengalami kerusakan secara total. Saudaraku bagi Adam dan Hawa dosa tidak membatalkan sebuah sejarah dalam diri mereka bahwa mereka pernah berjumpa, melihat, bercakap-cakap, berpengalaman dengan Allah, namun bagaimana dengan keturunan dari Adam dan Hawa? Yakni kita. Seluruh keturunan Adam secara otomatis telah menjadi berdosa tanpa terkecuali. Dosa ini merasuk secara otomatis kedalam diri semua keturunan Adam melalui garis keturunan dari Adam, inilah yang dinamakan dosa keturunan bagi manusia. Sejak adam berdosa maka seluruh elemen dalam diri Adam telah terkontaminasi dengan dosa, tidak ada satu inchipun dalam dirinya tak berdosa semua menjadi rusak, termasuk bagian terpenting dalam diri Adam yang dipakai untuk menurunkan garis keturunan manusia yakni kromosom dari Adam. Dosa inilah juga menyebabkan kita memiliki upah yang sama yang dimiliki Adam yakni “maut”. Kita dilahirkan dalam keadaan terpisah dan terasing dari Allah. Kita dilahirkan sama sekali tidak ada lagi benih yang berasal dari Allah, kita dilahirkan dari benih Adam yang terhilang dari Allah. Manusia benar benar kehilangan dari pribadi yang agung yakni Allah, bahkan kita bukan hanya terhilang namun juga semua perkara yang kita buat dihadapan Allahpun menjadi najis tak berguna bagi Allah. Sebaik apapun usaha kita untuk dapat menyenangkan hati Allah tetap semua usaha itu adalah kesia-siaan belaka sebab tindakan orang berdosa adalah najis dan kotor dihadapan Allah yang suci nan kudus.
Saudaraku mari kita melihat sebuah peristiwa yang indah dan pelajaran yang berharga mengenai karya keselamatan Yesus diceritakan oleh Alkitab sejak Kejadian 3:7-10;21, dimana ketika mereka sadar bahwa mereka telanjang karena dosa yang telah mereka buat membuat naluri mereka bekerja untuk menutupi ketelanjangan mereka. Pertanyaannya adalah apakah persoalan mereka tentang ketelanjangan selesai? Ya selesai diantara mereka sebagai manusia. Mereka mengambil daun ara dan membuatnya untuk dijadikan cawat, dan mereka mengenakan cawat tersebut dan tidak lagi merasa telanjang, namun bagaimana dihadapan Tuhan apakah usaha mereka untuk menutupi ketelanjangan mereka selesai? Mari kita lihat kronologi ceritanya, dalam Kej 3:8-10 diceritakan dalam Alkitab bahwa setelah peristiwa pembuatan cawat di taman Eden Allah datang mencari mereka sambil memanggil mereka, apakah mereka langsung menjumpai Allah? Tidak, mengapa mereka tidak langsung datang kepada Allah bahkan malah bersembunyi dari Allah? Dalam Kej 3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Mereka sembunyi dari Allah dan mengakui keberadaan mereka yang telanjang. Telanjang? Bukankah mereka telah menggunakan cawat dari daun pohon ara? Tapi mengapa mereka mengatakan bahwa mereka masih telanjang? Ini adalah sebuah pelajaran yang indah dan berharga bagi kita bahwa tenyata sejak dari bagian pertama dalam Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa segala usaha manusia untuk menutupi, menyelesaikan dan menghapus dosa manusia gagal. Bagaimana untuk menyelesaikan ketelanjangan manusia? Maka Allah sendiri harus DATANG  mencari manusia yang terhilang ke dalam taman Eden bukan manusia yang MENCARI ALLAH dan kemudian Allah melakukan sebuah karya yang melambangkan sebagai pengorbanan yang mulia dari Yesus Kristus Tuhan kita, Allah mengambil seekor binatang untuk dikorbankan dan kulitnya dibentuk untuk menjadi pakaiann bagi Adam dan Hawa, barulah persoalan ketelanjangan mereka terselesaikan.
Pelajaran apa yang kita dapatkan dari peristiwa ini?
Pertama manusia berdosa dan terhilang dari Allah dan terancam akan murka Allah yang kekal di Neraka.
Kedua Allahlah yang mencari manusia untuk menyelamatkan manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Bagaimana mungkin hari ini ada ajaran ajaran yang menimpang dalam kekristenan, dimana manusia dengan kesombongannya berusaha dengan berbagai cara untuk mencari Allah agar diselamatkan dari murka Allah yang akan datang? Tidak saudaraku, Allahlah yang mencari manusia untuk menyelamatkan manusia.
Ketiga, manusia berusaha menutupi atau menyelesaikan masalahnya dengan membuat cawat dari daun pohon ara, pada akhirnya semua usaha manusia gagal dihadapan Allah mereka tetap telanjang di hadapan Allah. Bagaimana mungkin ada ajaran hari ini yang mengajarkan bahwa usaha manusia dapat menyelamatkan dirinya. Ini adalah sebuah ajaran mengenai kesombongan manusia yang dibalut dengan perkataan Firman Tuhan yang sebenarnya adalah sebuah penyimpangan dan kebohongan iblis agar membelokan karya keselamatan Kristus.
Keempat, Allahlah yang menyelamatkan kita. Perhatikan dalam Kejadian 3:21” Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.” Sebuah peristiwa yang capur aduk Allah rasakan pada saat itu, dimana harus ada sebuah pengorbanan yang menyayat hati-Nya dengan membunuh seekor binatang yang sebelumnya tidak ada pembunuhan mahkluk yang bernyawa, namun Allah harus melakukannya untuk dijadikan sebagai koban, untuk menutupi ketelanjangan akibat kesalahan mereka dengan membuat pakaian dari kulit binatang tersebut. Ini adalah sebuah gambaran tentang pelajaran yang berharga bagi Adam dan kita saat ini bahwa akan ada sebuah pengorbanan yang sempurna bagi dosa-dosa kita yang tergenapi dalam diri Yesus. Bagaimana mungkin hari ini masih banyak dalam kekristenan yang mengajarkan untuk melecehkan sebuah karya yang agung Tuhan kita Yesus Kristus, dengan mengajarkan bahwa keselamatan merupakan hasil perbuatan baik kita sebagai manusia. Ini adalah sebuah pelecehan dari karya agung Allah. Bahkan saat ini ada juga tipuan setan yang lebih dilunakan namun pada intinya tetap sama yakni melecehkan karya agung Tuhan kita Yesus Kristus bahwa keselamatan adalah merupakan hasil dari usaha manusia ditambah dengan iman kita kepada Yesus Kristus, bukankah ini juga mengajarkan bahwa karya agung Tuhan kita Yesus Kristus dipandang tak sempurna dan akan menjadi sempurna keselamatan ditambah dengan kebaikan kita... ini adalah ajaran kesombongan iblis yang dibalut dengan keKristenan.
Saudaraku setelah peristiwa daun pohon ara yang dibuat untuk dijadikan cawat, Allah langsung memberikan sebuah janji kepada manusia bahwa Yesus akan menjadi manusia dari garis keturunan manusia untuk dijadikan korban penebusan dosa manusia. Inilah yang diungkapkan dalam Kej 3:15 yang sudah disinggung pada bagian pertama kotbah ini. Saudaraku tidak ada sedikitpun disinggung dalam bagian bagian pertama ayat Alkitab bahwa ada andil usaha manusia untuk keselamatannya. Semua adalah sebuah karya yang agung dari Tuhan kita Yesus Kristus, namun banyak sekali ajaran-ajaran yang memanipulasi ayat Alkitab dan dipaksakan untuk mengajarkan bahwa keselamatan adalah hasil usaha manusia, ingat saudaraku kitab Kejadian adalah pondasi dari Alkitab dan tidak mungkin Alkitab pada bagian lainnya menentang apa yang diungkapkan dalam kitab Kejadian.
Sejak Kejadian 3:15 seluruh pemberitaan Alkitab berpusat pada diri Yesus dan karya-Nya. Singkat cerita Yesus harus diturunkan sebagai manusia melalui garis keturunan manusia. Janji untuk menurunkan Yesus sebagai manusia dan karya keselamatan-Nya maka Allah dengan otoritas penuh memilih Abraham sebagai garis keturunan Yesus, dan janji itu diteruskan kepada anaknya Ishak dan cucunya Yakub. Dari Yakub inilah muncul sebuah bangsa yang besar yang menjadi bangsa pilihan Allah untuk meneruskan janji Allah yakni bangsa Israel. Sampai pada akhirnya bangsa Israel harus berada di Mesir untuk menjadi bangsa yang asing. Namun kehidupan mereka pada awalnya mengalami kesejahterhan yang melimpah karena Yesuf menjadi seorang petinggi di Mesir, sampai pada akhirnya Yusuf mati dan Mesir dipimpin oleh seorang raja yang tidak mengenal Yusuf. Sementara bangsa Israel menjadi sebuah bangsa yang besar di tanah Mesir sehingga hal ini menakutkan Firaun. Keluarlah kebijakan dari mulut Firaun untuk menjadikan bangsa Israel menjadi budak dan disiksa dengan kerja paksa. Teriakan bangsa Israel atas penderitaan itu terdengar ditelinga Tuhan dan Tuhan memilih Musa untuk membawa keluar bangsa Israel dari tanah perbudakan (Kel 2:23-25). Musa mencoba untuk datang ke Firaun untuk meminta ijin kepadanya agar kaumnya pergi meninggalkan Mesir dan kembali ke tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi bangsa Israel. Namun Allah harus mengeraskan hati Firaun untuk tidak mengijinkan bangsa pilihan-Nya untuk keluar dari Mesir. Pengerasan hati ini agar semua bangsa melihat akan kekuatan dan kebesaran Allah sehingga Allah menunjukan dan mendemonstrasikan kekuatannya dengan memberikan bangsa Mesir dengan sepuluh tulah.
Pada tulah yang kesepuluh Allah memerintahkan kepada bangsa Israel agar melumuri setiap tiang pintu rumah mereka, sebab jika Allah melihat lumuran darah itu Allah akan melewati rumah itu dan tidak mencabut nyawa setiap pribadi sulung baik binatang maupun manusia. Lihat perkataan Allah dalam Kel 12:12-13 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.
Perhatikan saudaraku, setiap ambang pintu yang ada darah Allah akan melewati rumah Israel dan tidak membunuh setiap sulung di rumah tersebut. Darah merupakan perlambangan pengorbanan darah Yesus yang mulia di kayu salib dan setiap orang yang percaya kepada pengorbanan tersebut akan terlewatkan dari sebuah hukuman yang kekal dan mengerikan yakni neraka. Setelah tulah kesepuluh inilah maka Allah membawa Israel keluar dari Mesir. Allah memerintahkan bangsa Israel melalui Musa untuk membuat perayaan paskah bagi anak cucu mereka (Kel 12:12-28). Dalam ayat ini yang menarik perhatian adalah pada ayat 21, bahwa dalam merayakan paskah harus ada korban kambing, domba dan anak domba paskah. Inilah inti dari perayaan paskah yang bertujuan agar bangsa Israel terus mengingat bahwa ada sebuah korban yang agung yang juga akan disebut sebagai Anak doba Paskah. Dalam Yoh 1:29 disebutkan tugas Anak Domba Paskah “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Sebuah pernyataan yang jelas bahwa Yesus dalam kehadirannya sebagai manusia untuk menggenapi beberapa bagian yang kita bahas dibagian terdahulu sebagai korban penebusan dosa. Yohanes memploklamirkan atau juga memperkenalkan siapakah Yesus? Dialah Anak Domba Paskah yang sesungguhnya yang selama ini di beritakan dalam perjanjian lama. Dialah satu-satunya pribadi yang layak untuk dijadikan sebagai korban penebusan dosa manusia. Saudaraku, Yesus menjadi manusia untuk dijadikan penggantian bagi kita yang berdosa, agar dengan kemanusiaan-Nya, Dia menggantikan semua hukuman dosa yang kita perbuat. Saudaraku, paskah adalah sebuah kegiatan bagi kita anak-anak Tuhan, bukan lagi mengenang tentang tulah yang kesepuluh melainkan sebuah karya yang agung dan mulia dari Yesus Kristus sebagai Anak Domba paskah yang disembelih di kayu salib bagi kita. Saudaraku, penebusan dosa bukan berarti Yesus meniadakan dosa didunia ini. Ada yang bertanya kepada saya, jika Yesus menebus dosa mengapa dosa masih berlimpah ruah di dunia ini? Maka jawabanya adalah bahwa pengorbanan Yesus di salib bukanlah meniadakan dosa namun menanggung, membayar semua akibat dari pelanggaran manusia. Darah Yesus dikorbankan di kayu salib cukup bahkan berkelimpahan bagi semua dosa manusia. Kekuaatan darah Yesus untuk membayar dosa kita hanya akan berlaku bagi kita yang percaya pada Yesus dan karya-Nya yang agung. Saudaraku,didalam firman Tuhan... Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. (Kisah Para Rasul 13:39). Sangat jelas perkataan firman Tuhan bahwa di dalam Yesus yang percaya akan memperoleh pembebasan dari segala dosa. Setiap kita yang percaya bukan berbuat baik, bukan juga berbuat baik tambah iman, tidak.... ayat ini hanya mengatakan setiap kita yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa. Apa yang dimaksudkan segala dosa? Semua dosa, ini bukan berarti meniadakan dosa namun semua akibat dosa kita yang selayaknya kita dihukum, Yesus telah melakukan penghukuman itu bagi kita yang percaya, sehingga dosa bagi orang percaya tidaklah lagi menghasilkan maut sebab maut telah dikalahkan Yesus dikebangkitan-Nya, dan kemenangan-Nya adalah kemenangan bagi kita yang percaya pada-Nya. Saudaraku, hari ini kita telah memiliki jaminan keselamatan itu, maka tanggung jawab kita adalah memberitakan Yesus yang adalah Anak Domba paskah yang telah dikorbankan bagi manusia. Sangat miris dihati Tuhan jika kita yang telah ditebus oleh darah Kristus dan kita tidak terlibat dalam pemberitaan Injil.
Saudaraku, jika saat ini ada seorang ahli telah menemukan sebuah vaksin yang dapat melawan virus korona, kemudian vaksin ini hanya diberikan kepada keluarganya dan tidak diberikan kepada orang lain sekalipun telah diminta dengan sangat. Bukankah seorang ahli ini adalah orang yang jahat? Begitu pula halnya dengan kita, saat ini darah Yesus telah membasuh kita sebagai vaksin dosa yang menyelamatkan kita dari bisa dosa, bagaimana mungkin kemudian kita tidak memberikannya kepada orang lain dalam pemberitaan Injil?
Makna paskah pada akhirnya bagi kita adalah mengingatkan kita kembali betapa besar kasih Allah bagi kita dalam karya penebusan, mengingatkan kita kembali ada sebuah tugas yang utama bagi kita yakni pemberitaan Inji, kita yang telah menerima karya keselamat itu harus terus bertumbuh dalam mengasihi Tuhan dan mencintai Firman-Nya sampai pada akhirnya kita diubahkan menjadi seperti Kristus, dan persekutuan kita makin kokoh dalam ikatan kasih yang agung. Amin





Liturgi Ibadah Minggu Di Rumah
Minggu, 5 April 2020

         Lagu pembukaan:

    KAU YANG TERINDAH
Kau yang terindah didalam hidup ini,
tiada Allah Tuhan yang seperti Engkau,
 besar perkasa penuh kemuliaan

Kau yang termanis didalam hidup ini,
kucinta Kau lebihDari segalanya,
besar kasih setiaMu kepadaku
Reef: Kusembah Kau ya Allahku
Kutinggikan namaMu selalu, tiada lutut tak bertelut
Menyembah Yesus Tuhan Rajaku
Kusembah Kau ya Allahku, Kkutinggikan namaMu selalu
Semua lidahkan mengaku
Engkaulah Yesus Tuhan Allahku

    HARI INI KURASA BAHAGIA
Hari ini ku rasa bahagia,
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus, t’lah satukan kita,
Tanpa memandang, diantara kita
Reef : Bergandengan tangan dalam kasih,
Dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau saudaraku & kau sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita (2x)  

Doa pembukaan:
         Puji pujian:
   
    SEJAUH TIMUR DARI BARAT
Sejauh timur dari barat, Engkau membuang dosaku
Tiada Kau ingat lagi, pelanggaranku

Jauh kedalam tubir laut, Kau melemparkan dosaku
Tiada Kau perhitungkan, kesalahanku
Reef: Betapa besar kasih, pengampunan-Mu Tuhan
Tak Kau pandang hina hati, yang hancur
Kuberterima kasih kepada-Mu ya Tuhan
Pengampunan yang Kau beri, pulihkanku

    SEPERTI YANG KAU INGINI
Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku
Dengan Darah yang mahal, tiada noda & celah

Bukan dengan emas perak, Kau menebus hidupku
Oleh segenap hati & pengorbanan-Mu
Reef: Ku telah mati & tinggalkan,
cara hidupku yang lama
Semuanya sia-sia & tak berarti lagi
Hidup ini kuletakkan, pada mezbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti yang Kau ingini



Doa syafaat:    

  •         ...........................................................................
  •      (Silahkan ditambahkan
         kesaksian
         Persembahan :

    HATIKU BERTERIMA KASIH
Betapa hatiku berterima kasih Yesus,
Kau mengasihiku, Kau memiliki-ku
Reef : Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku jiwa & ragaku
S’bab yang kumiliki, harta kekayaan
Tak cukup berarti, tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alat-Mu, seumur hidupku

Betapa hatiku bersyukur pada-Mu Yesus
Kau selamatkanku, ku telah ditebus
Reef :


         Firman Tuhan :

    S’PERTI RUSA RINDU
S’perti rusa rindu sungai-Mu, jiwaku rindu Engkau
Kaulah Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembah-Mu
Engkau kekuatan dan perisaiku, kepada-Mu aku berserah
Kaulah Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembah-Mu
Reef: Yesus...Yesus, Kau berarti bagiku
Yesus…Yesus, Kau segalanya bagiku


PERJUMPAAN DENGAN TUHAN
Kisah Para Rasul 9:11;17;20
Sebuah pertanyaan yang patut kita pertanyakan adalah “apakah Tuhan sudah berhenti menjumpai manusia?” Untuk mejawab pertanyan ini maka kita akan melihat dua bagian penting tentang peristiwa dimana Allah pernah menjumpai manusia, yakni pada saat Tuhan memilih Abraham untuk menjadi Bapak leluhur secara jasmaniah bagi bangsa Israel dan ketika Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa pilihan Allah dari garis keturunan Abraham untuk keluar dari perbudakan di mesir. Cara Allah menjumpai merekapun sangat berbeda. Musa, Allah menjumpainya melalui semak yang nampak terbakar dan Abraham Allah menjumpainya dengan Firman-Nya sedangkan Paulus ditengah jalan dalam cahaya yang sangat menyilaukan mata. Namun yang jelas bahwa Allah menumpai mereka. Maka jawaban dari pertanyaan ini akan memiliki beragam jawaban, paling tidak ada dua jawaban yang akan kita jumpai yakni pertama adalah sudah tidak lagi menjumpai dan masih menjumpai. Pihak yang mengatakan tidak lagi menjumpai karena kita telah memiliki Alkitab secara sempurna dan Allah tidak perlu lagi menjumpai kita. Sementara yang kedua bahwa Allah masih menjumpai dengan Firman-Nya. Dari kedua jawaban ini sebenarnya memilki inti yang sama bahwa Allah masih menjumpai kita dalam Firman-Nya. Saudara yang kekasih kita mempercayai dengan sungguh bahwa Alkitab yang kita pegang saat ini adalah Firman Allah yang sempurna. Karena Alkitab sempurna maka Alkitab juga tidak memiliki kesalahan sedikitpun. Maka dengan itu ketika kita membaca, merenungkan, memperlajari, di saat itulah kita sedang berjumpa dengan Tuhan. Namum perjumpaan kita pertama kalinya adalah disaat kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat kita. Kita memahami bahwa pada saat kita sebelum percaya kepada Yesus maka kita adalah orang berdosa yang terhilang dari Allah. Hubungan antara kita dan Allah kita mengalami keterputusan secara total. Namun pada saat kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah datang sebagai manusia, mati di salib, dikuburkan karena dosa-dosa kita serta dibangitkanbagi kemenangan kita, disaat seperti itulah kita menerima Dia di dalam hati kita, bukankah ini perjumpuaan dengan Tuhan? Ya, ini adalah perjumpaan pertama kita dengan Tuhan dan Dia selalu menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Firman-Nya. Ada sebuah kesulitan besar pada saat anak Tuhan tidak memperdulikan atas kebenaran Firman Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca namun dipelajari sehingga kita dapat memahaminya serta pada akhirnya kebenaran Firman Tuhan menjadi hidup dan nyata dalam prilaku kita. Oleh karena itu belajar Firman Tuhan tujuannya bukan hanya kita dapat memahami namun jauh dari itu yani penerapan Firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita.
Kotbah kali ini kita akan menitik beratkan pada perjumpaan Paulus dengan Tuhan di tengah perjalan Paulus ke Damsyik untuk menangkap orang-orang parcaya dan menyiksa mereka. Perjumpaan itulah yang mengubah segalanya dalam kehidupan seorang Paulus dari penyiksa jemaat menjadi seorang pejuang jemaat, dari penghujat Allah menjadi pemuji Allah. Selalu saja perjumpaan dengan Allah akan mengubahkan seseorang yang dijumpai-Nya. Begitu pula bagi kita sebagai anak-anak-Nya jika memang kita telah berjumpa dengan-Nya maka pastilah kita akan mengalami pengubahan dalam diri kita dan pada akhirnya Tuhan akan di muliakan. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan perubahan apakah yang terjadi pada Paulus ketika dia berjumpa dengan Tuhan, maka saat ini kita akan melihat tiga hal penting yang terjadi dalam kehidupan Paulus.
Perjumpaan dengan Tuhan membuat Paulus
1.         Berdoa (11)
Dari pembacaan Firman Tuhan kali ini kita menjumpai adanya sebuah rangkaian yang sangat indah, berawal dari seorang penganiaya jemaat Tuhan yang sangat bengis, berjumpa dengan Tuhan dan arah doa yang berubah kepada Yesus. Ayat 11 adalah merupakan perkataan langsung dari Tuhan kepada Ananias dan kesaksian Tuhan kepada Ananias adalah bahwa Paulus sedang berdoa. Perjumpaan itu menyebabkan Paulus memiki kerinduan untuk datang kepada Tuhan, menggerakan dirinya untuk menjalin sebuah hubungan yang indah dan mesra dengan Tuhan. Saudara yang kekasih, saya memiliki kesaksian, bahwa pada Tahun 1991 saya meninggalkan tanah kelahiran saya Jakarta untuk mengikuti orang tua ke Poso. Pada tahun 1996 saya harus pindah ke kota Luwuk karena perkerjaan saya dan sejak saat itu saya tidak pernah berjumpa dengan orang tua saya yang ada di Poso. Pada tahun 2000 saya mendaptkan telpon dari orang tua saya kalau mereka telah kembali ke Jakarta karena mereka tidak mampu lagi menetap tinggal disana dikarenakan kerusuhan yang besar telah terjadi di Poso, sampai pada akhirnya saya diberikan kesempatan untuk ke jakarta pada tahun 2002. Dalam perjumpaan itu kami benar benar memanfaatkan waktu untuk mengobrol sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang kami sebagai anak dan orang tua, bukan hanya sebagai bentuk kasih sayang, namun kami juga berbagi setiap pergumulan kami dan banyak kebahagian lainnya yang saya rasakan dalam perjumpaan itu. Saudaraku yang kekasih perjumpaan itu membuat saya begitu menikmati hubungan dengan orang tua saya. Begitu pula halnya  dengan kita, kalau memang kita benar-benar telah berjumpa dengan Tuhan di dalam hati kita maka pastilah kita ada sebuah kerinduan yang dalam untuk berjumpa dengan Allah dalam doa. Doa akan menjadi sebuah sarana yang rutin untuk kita dapat berjumpa dengan Allah.
Saudaraku doa bukan hanya sebagai Alat bagi kita untuk kita meminta, namun jauh dari pada itu, doa adalah sebagai tempat untuk kita dapat berjumpa dengan Allah. Dengan doa kita bisa menikmati sebuah hubungan yang indah dengan Tuhan.
Saudaraku dalam Filipi 4:6-7 Allah mengajak kita untuk berdoa. Sangat sulit dalam pemikiran saya kalau seorang anak Tuhan tidak suka dengan doa, sebab jika kita memahami bahwa doa adalah ajakan Tuhan dan kita tidak perduli atas ajakan tersebut apakah bisa dikatakan bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang memilki sebuah kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan?
Saudaraku, Yesus memberikan banyak contoh dalam perjanjian baru bahwa Dia begitu perduli dengan yang namanya doa. Doa adalah sebagai bentuk ungkapan kasih Yesus yang besar kepada Bapa-nya dan kepada orang lain. Saudaraku, begitu pula dengan kita, kasih kita kepada Tuhan pastilah akan membuat kita rindu untuk kita datang kepada Tuhan dalam doa kecuali memang kita tidak mengasihi Tuhan sehingga membuat kita memandang bahwa doa bukanlah sebuah perkara penting bagi kita. Doa juga bagi kita adalah sebagai bentuk kasih kita kepada sesama saudara seiman ataupun juga kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Sangat mengherankan ketika kita dengan menggebu-gebu berkata dan mengungkapkan bahwa kekristenan adalah agama yang dipenuhi dengan ajaran kasih, bahkan saya banyak kali mendengar dan melihat ketika orang Kristen mempromosikan agamanya kepada orang lain mengenai kasih, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama, namun hidupnya tidak sama sekali perduli dengan yang namanya doa. Saudaraku, mengapa doa juga sebagai bentuk kasih kita kepada saudara seiman dan sesama? Karena dalam doa kita menyampaikan bentuk kasih kita kepada Tuhan setiap pergumulan yang sedang dihadapi olah anak-anak Tuhan lainnya dan jiwa jiwa yang terhilang agar dapat berjumpa dengan Tuhan dalam Injil keselamatan, dengan tidak berdoa maka kita tidak memperdulikan jiwa jiwa tersebut terhilan dan masuk keneraka. Hal ini bukan berarti seseorang diselamatkan karena doa-doa kita, namun doa adalah sebagai bentuk kita mengasihi mereka yang terhilang dari Kristus. (got Question)

2.         Penuh Roh Kudus (17)
Saudaraku yang kekasih, yang menarik hasil dari pertobatan dan perjumpaan Paulus dengan Tuhan adalah bahwa ada sebuah perubahan drastis yang terjadi dalam kehidupan Paulus, sebuah perubahan dari kehidupan yang dipenuhi dengan kebencian, kemarahan, kedengkian dan kejahatan-kejahatan lainnya dan berubah mejadi seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Bagian ini kita akan membahas mengenai kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Banyak penafsiran dan pemraktekan yang berkaitan dengan dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka menafsirkan Alkitab sangat liar tentang kehidupan yang dikuasai oleh Roh kudus. Mereka menafsirkan bahwa kehidupan yang dikuasai Oleh Roh kudus adalah dengan adanya tanda tanda yang supernatural, seperti mukjisat-mukjisat, bahasa Roh, dan tanda tanda lainnya yang sepertinya kelihatan luar biasa. Marilah kita akan membahas mengenai apa yang dimaksudkan oleh Alkitab yang dimaksudkan dengan dipenuhi oleh Roh Kudus
2.1.      Dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dikuasai oleh Roh Kudus. Banyak kali orang Kristen sendiri tidak memahami atau tidak mampu membedakan apa yang dimaksudkan dengan didiami oleh Roh Kudus dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Berbicara tentang didiami Roh Kudus tidaklah terjadi serta merta kepada semua manusia atau jika dipersempit tidak semua orang yang beragama Kristen secara otomatis didiami oleh Roh Kudus. Sebab didiami Roh kudus tidaklah berkaitan sama sekali dengan keadaan seseorang beragama Kristen ataupun tidak beragama Kristen. Hal ini adalah perkara mengenai seseorang percaya Yesus atau tidak. Dalam Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (Efesus 1:13), bagian ini sangat jelas berbicara dimateraikan dengan Roh Kudus. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita syarat seseorang materaikan dengan Roh Kudus adalah PERCAYA, bukan perkara yang lainnya. Tidak ada tindakan apapun yang dapat kita lakukan agar Roh Kudus memateraikan kita dengan Roh Kudus, tidak ada upacara apapun yang dapat dilakukan oleh upacara keagamaan yang dapat membuat kita dimateraikan dengan Roh Kudus, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita dimateraikan dengan Roh Kudus hanya pada saat kita PERCAYA. Apakah yang dimaksudkan dengan dimateraikan dengan Roh kudus? Makah hal ini dapat kita jumapai dalam 2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. Materai tersebut adalah sebagai tanda bahwa kita telah menjadi milikNya, maka sebelum kita dimateraikan dengan tanda milik-Nya maka secara otomatis kita bukanlah milik Kristus, sekali lagi ini bukan berbicara tentang agama Kristen atau upacara keagamaan Kristen tapi ini berbicara mengenai apakah kita telah dimateraikan dengan Roh Kudus atau belum? Dimateraikan dengan Roh Kudus dalam ayat diatas artinya adalah berdiamanya Roh Kudus di dalam hati kita.
Sementara ketika Firman Tuhan berbicara mengenai dipenuhi Roh Kudus adalah dipimpin, ditawan oleh Roh Kudus. Anehnya adalah banyak kali tindakan Roh kudus sangat dibatasi oleh selera doktrin mereka dengan membatasinya dengan tanda tanda mukjisat, berbahasa Roh dan lain-lainnya.
Saudaraku, pekerjaan Roh Kudus tidaklah mungkin bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan yang yang ada dalam Alkitab. Kita memahami bahwa saat ini kita ada dalam masa Kasih Karunia (Roma 6:14), maka Roh Kudus pastilah akan membimbing kita dalam kaidah kaidah masa kasih karunia. Roh Kudus tidaklah mungkin memberikan wahyu, nubuatan baru bagi kehidupan orang percaya sebab Akitab yang kita miliki saat ini telah sempurna dan tidak akan mungkin Roh Kudus membimbing kita dengan memberikan wahyu dan nubuatan baru, seperti banyak hamba Tuhan memberikan wahyu dan nubuatan baru yang harus diterapkan dijemaat mereka. Paulus mengatakan bahwa dipenuhi Roh Kudus adalah sebuah kehidupan yang dikuasai oleh Roh Kudus, kehidupan yang dikuasai Roh kudus adalah sebuah kehidupan yang pastinya akan nampak dari setiap tindakan yang berbuah Roh dalam kehidupannya. Sangat sulit bagi saya untuk dapat memikirkan bahwa kita telah menerima Roh Kudus dalam hati kita namun pada kenyataannya dalam tidakan kita tidak nampak kehidupan yang merindukan menghasilkan buah-buah Roh yang indah bagi Tuhan

3.         Memberitakan Injil (20)
Bagian ketiga yang sedang kita bicarakan pada saat ini mengenai hasil dari perjumpaan Paulus dengan Tuhan adalah Paulus langsung bergabung dalam dunia pelayanan penginjilan. Kasih Tuhan yang menyentuh kehidupan kita yang telah diselamatkan adalah sebuah kehidupan yang otomatis memiliki sebuah kerinduan hati yang mendalam untuk terus memberitakan Injil Anugerah Allah. Menginjil bukanlah hany berbicara tentang Firman Tuhan, namun lebih kehusu lagi yakni memberitakan keberadaan manusia yang berdosa. Keberadaan yang berdosa menyebabkan orang tersebut terhilang dari Allah (Roma 6:23 upah dosa ialah maut). Keberadaan terhilang ini mengancam kehidupan manusia yang akan dicampakan kedalam neraka, sehingga mengalami penderitaan kekal di sana. Manusia tidak mungkin dapat menyelamatkan dirinya sebab manusia telah berdosa dan rusak dihadapan Allah. Manusia membutuhkan pertolongan Tuhan untuk dapat menyelamatkan dirinya dari ancaman hukuman neraka. Allah yang penuh dangan kasih-Nya memeberikan Anak-Nya yang tunggal yakni Yesus Kristus untuk dikorbankan bagi pelanggaran kita, agar kita yang percaya kepada-Nya tidak binasa malainkan memperoleh hidup yang kekal (Yoh 3:16) dan kita yang telah percaya Yesus akan diberikan kepastian akan keselamatan kekal di Sorga.
Saudaraku yang kekasih, adasebuah tindakan otomatis dari hati kita yang terdalam bahwa kita menangis bagi jiwa jiwa yang terhilang, dan dengan penuh kerinduan untuk dapat memberitakan Injil anugerah Allah dan membimbing orang yang terhilang kepada Yesus dengan berita Injil. Marilah saudaraku kita memiliki tugas utama untuk memberitakan kasih Allah yang besar ini dalam pekabaran injil.
Tanda bahwa kita telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat kita adalah bawha kita memiliki kerinduan yang dalam untuk datang kepada Allah dalam doa, tunduk pada pimpinan Roh Kudus serta giat dalam pemberitaan Injil. Amin





         Penutup:

    SENTUH HATIKU
Betapa ku mencintai, segala yang t’lah terjadi
Tak perna sendiri, jalani hidup ini, selalu menyertai

Betapa ku menyadari didalam hidupku ini
Kau s’lalu memberi rancangan terbaik, oleh karena kasih

Reef : Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku,
menjadi yang baru Bbagai emas yang murni,
Kau membentuk bejana hatiku
Bapa ajarku mengerti, sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir, yang tiada perna berhenti

         Doa penutup








Liturgi Ibadah Minggu Di Rumah (Social Distancing)
Minggu, 29 Maret 2020

1.  Lagu pembukaan:

    MULIA
Mulia, sembah Dia mulia,
Bagi Yesus puji hormat & kuasa
Mulia, agung & mulia,
Dari Sorga datang untuk s’gnap umatNya
Dipuji, ditinggikan, nama-Nya Yesus
Agungkan, muliakanlah Kristus Tuhan.......
Mulia, sembah Dia mulia
Dia t’lah mati, dibangkitkan, dimuliakan


    HORMAT BAGI ALLAH BAPA
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya
Hormat bagi Roh Penghibur, ketiganya yang Esa
Haleluyah, haleluyah, ketiganya yang Esa

Hormat bagi Raja Sorga, Tuhan kaum manusia
Hormat bagi Kepala G’reja diseluruh dunia
Haleluyah, haleluyah, diseluruh dunia

2. Doa pembukaan: Kepala Keluarga

3. Puji pujian:
    KETIKA AKU
Ketika aku berbeban berat, kudatang kepada Yesus
Dia b’rikan damai & sukacita, sejahtra dalam hatiku
Ketika aku berputus asa, kudatang kepada Yesus
Dia bebaskan ku & lepaskanku, kini aku jadi baru
Reef: Yesus, Yesus Tuhan, mulia nama-Mu
Kutinggikan, kuagungkan, nama-Mu, selama-lamanya


    MENYENANGKAN-MU
Tuhan ku mau menyenangkan-Mu,
Tuhan bentuklah hati ini
Jadi bejana untuk hormat-Mu,
Cemerlang bagai emas murni
Tuhan kuserahkan hatiku,
Semua kuberikan pada-Mu
Kuduskan hingga tulus selalu,
Agar aku menyenangkan-Mu
Reef: Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu
Hanya itu kerinduanku (2x)

44. Doa syafaat:
  •  .........................................
  • ..........................................
  • ..........................................
  • ..........................................


5.  Kesaksian

6.  Persembahan :

    HATIKU BERTERIMA KASIH
Betapa hatiku berterima kasih Yesus,
Kau mengasihiku, Kau memiliki-ku
Reef : Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku jiwa & ragaku
S’bab yang kumiliki, harta kekayaan
Tak cukup berarti, tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alat-Mu, seumur hidupku

Betapa hatiku bersyukur pada-Mu Yesus
Kau selamatkanku, ku telah ditebus
Reef :


7. Firman Tuhan :
    FIRMAN-MU
Firman-Mu p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku
Firman-Mu p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku
Waktu kubimbang dan hilang jalanku,
Tetaplah Kau disisiku
Dan takkan ku takut, asal Kau didekatku,
 Besertaku selamanya......


Judul: “PERSAHABATAN ANTARA DOSA DAN BENCANA”

Dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;
dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian (2 Petrus 2:5-6)

Saudara yang kekasih di dalam Tuhan, kita menyadari bahwa saat-saat ini kita bersama mengalami kesulitan yang begitu rupa. Bukan hanya pergumulan mengenai kehidupan kita tiap hari, baik itu tentang kebutuhan ekonomi, pergumulan keluarga kita, masa depan kita, dan masih banyak lagi yang dapat kita sebutkan dihati ini, namun disaat ini kita juga sedang menghadapi sebuah pergumulan sedunia yakni pandemi penyakit yang disebabkan oleh virus Corona dan menyebar ke hampir seluruh dunia. Bahkan kita hampir tidak bisa berkata bahwa "Saya pasti akan terlepas dari bencana ini". Bencana ini seperti hantu yang datang dengan sangat senyap namun hampir pasti menjumpai kehidupan siapapun. Bencana ini tidak memandang siapapun, semua kelompok dan golongan berjumpa dengan bencana ini. baru saja kemarin sebuah berita mengabarkan bahwa Perdana Menteri Inggris terjangkit virus Corona, di Indonesia sendiri seorang Bupati dari Kerawang dinyatakan positif terinfeksi. Sampai saat saya menuliskan kotbah ini sudah ada 597.267 jiwa yang terinfeksi dan 27.365 jiwa yang meninggal. Perkara ini bukanlah perkara biasa namun sungguh luarbiasa, maka timbulah sebuah pertanyaan besar “APAKAH BENCANA YANG SEDANG KITA ALAMI SAAT INI DIAKIBATKAN OLEH DOSA?”
Maka untuk menjawab pertanyaan ini kita tidak bisa menjawabnya hanya sekedar perkiraan kita saja, namun kita sebagai anak Tuhan haruslah menjawabnya dengan data yang ada di dalam Alkitab. Ketika kita membaca dua ayat di atas maka kita tidak sedang berbicara mengenai sebuah bencana yang kecil, namun sebuah bencana yang sangat besar dan menggemparkan seluruh bumi. Dua bencana besar yang bisa kita lihat adalah air bah saat peristiwa nabi Nuh dan pemusnahan kota Sodom dan Gomora dalam jaman Lot ataupun Abraham. Sangat jelas bahwa Alkitab menyatakan bahwa kedua peristiwa tersebut tidaklah terlepas dari campur tangan Allah. Firman Tuhan pada ayat yang ke lima dan ke enam mengatakan “ jikalau Allah tidak menyayangkan dan jikalau Allah membinasakan” dari kedua ayat ini maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa bencana besar tidaklah terlepas dari campur tangan Tuhan. Hal ini Allah ingin tunjukan kuasa-Nya jauh lebih besar dari apapun juga. Tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghalangi kekuatan-Nya untuk dinyatakan. Hal ini sangat nyata seperti yang disampaikan Paulus dalam Roma 5:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Pertama, Allah ingin menyatakan kepada umat manusia agar mereka dapat melihat kekuatan dan keilahian-Nya. Kalau kita kaji lebih dalam diseluruh dunia ini maka manusia selalu berusaha menggantikan Allah dengan apapun juga. Mereka tidak lagi perduli kepada kekuatan Allah dan menggantikannya dengan kekuatan manusia, kekuatan teknologi, keuangan, kehebatan otak manusia dan masih banyak lagi. Pada akhirnya mengabaikan keilahian Allah yang sempurna itu dengan apapun juga, sehingga Allah tidak dipandang lagi sebagai Allah yang Maha Kuasa. Bagaimana dengan kita anak Tuhan? Apakah kita bisa terperosok kedalam dosa ini? Dimana kekuatan Allah tidak lagi menjadi yang terutama bagi kita dan kita menjalani semua kehidupan kita tidak lagi mengakui bahwa Allah adalah Allah bagi kita? Jawabannya TENTU SANGAT BISA. Mari saudaraku kita lihat ayat selanjutnya dalam Roma 5:21-23  
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, MEREKA TIDAK MEMULIAKAN DIA SEBAGAI ALLAH atau MENGUCAP SYUKUR KEPADA-NYA. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.       
Mereka menggantikan kemuliaan allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
Ada dua hal penting yang perlu kita sadari:
Pertama, tidak memuliakan Dia sebagai Allah. Bagian ini menjelaskan kepada kita, ketika kita tidak memuliakan Dia maka kita sedang mengabaikan Allah dan menggantikan posisi Allah bukan sebagai Allah. Apakah yang dimaksudkan tidak memuliakan Allah? Tidak Memuliakan Allah berarti semua hal tentang kita baik itu perkataan, perbuatan, pekerjaan, keluarga tidaklah lagi memamerkan Kristus yang ada dalam kehidupan kita. Yang kita pamerkan adalah kekuatan kita, pekerjaan kita, apapun tentang kita. Saudaraku kita kembali pada ayat 2 Petrus, bahwa ketika Allah membuat sebuah bencana yang besar seperti air bah dan pemusnahan Sodom dan Gomora Allah sedang mendemonstrasikan kekuatan-Nya yang agung kepada manusia. Dalam peristiwa bencana Corona ini kita sebagai anak Tuhan diingatkan kembali agar kita sadar bahwa kekuatan Tuhan dan keilahian Tuhan adalah sesuatu yang penting bagi kita yang harus kita pamerkan, agar kita belajar untuk mengesampingkan semua perkara yang menghalangi semua tindakan kita untuk memuliakan Allah. Jika hal ini diabaikan tentu Tuhan memiliki hak yang otonom untuk melakukan perkara yang tidak bisa kita bayangkan. Mari saudaraku kembalilah dalam konsep kehidupan kita yang utama yakni memamerkan Tuhan Yesus atas semua kehidupan kita, dimanapun kita berada saat ini. Ketika orang lain melihat kehidupan kita, pekerjaan kita, usaha kita, perkataan kita, semua hal tentang kita mereka meklihat bahwa Allah dipamerkan atas kita.
Kedua, tidak mengucap syukur kepada Tuhan. Mengapa begitu pentingnya mengucap syukur kepada Tuhan? Sebab mengucap syukur menyenangkan kedua pihak, baik bagi Allah sendiri dan tentunya bagi kita juga. Mengucap syukur adalah tindakan kita untuk berterima kasih atas apapun juga yang Tuhan buat bagi kita. Ketika kita berterima kasih kepada Tuhan maka tindakan itu menyenangkan hati Tuhan. Mengapa menyenangkan hati Tuhan? Karena dengan ucapan syukur itu membuktikan bahwa kita memahami semua rancangan Tuhan bagi kita. Sebab kita tahu bahwa apapun juga yang  Tuhan buat itu baik adanya. Tidak pernah Tuhan memberikan kita bukan yang terbaik. Mungkin itu kesusahan, penderitaan, kedukaan, ataupun bencana hari ini pastilah Tuhan memberikan yang terbaik. Mungkin saat ini kita belum mengerti dengan jelas apa maksud-Nya bagi kita, namun percayalah saudara bahwa dibalik semua itu Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita. Saat ini mungkin sangat menyedihkan bagi saya dimana saudara-saudara tidak beribadah bersama sama dengan kami, namun saya dapat menangkap maksud Tuhan yang indah. Tuhan sedang membuat kita kepala keluarga untuk menjadi imam bagi keluarga kita. Tuhan sedang membuat kita untuk memahami bahwa persekutuan bersama dengan keluarga adalah sebuah keindahan yang tak bisa dikatakan indahnya. Tuhan sedang membuat kita bergandengan tangan dari jauh untuk membuktikan bahwa persekutuan kita tetap kokoh sekalipun kita dipisahkan jarak beribadah. Tuhan saat ini membuat ibadah makin banyak disetiap rumah kita masing-masing dan membuat pengkotbah-pengkotbah Firman Tuhan makin tumbuh subur.
Saudaraku, orang dunia saat ini tidak lagi mengucap syukur kepada Tuhan melainkan menggantikan kekuatan Allah dan keilahian Allah dengan barang barang fana. Tuhan digantikan dengan teknologi, digantikan dengan pekerjaan, digantikan dengan asuransi kesehatan dan lain lain. Bencana ini Tuhan sedang memberitahukan kepada umat manusia bahwa Dialah yang berkuasa atas alam ini, dan tidak ada Tuhan lain selain Allah yang di ceritakan dalam alkitab dan dinyatakan dalam diri Yesus Kristus.
Maka jika ditarik kesimpulan ketika manusia mengabaikan kekuatan Allah dan keilahian Allah maka manusia sedang jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Maka janganlah heran jika hari ini Tuhan sedang membuat sebuah perkara yang besar, agar manusia sadar bahwa ada Pribadi yang hebat yang mengendalikan alam ini yakni Tuhan. Bagi kita anak Tuhan juga demikian agar kita diingatkan bahwa kita harus sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam peristiwa ini. Karena ketika kita menomor duakan Tuhan maka disaat itulah kita sedang jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Kita menggantikan kekuatan Tuhan dan keilahian-Nya dengan segala sesuatu yang tidak mencerminkan kekuatan Tuhan. Sebagai bahan renungan kita untuk mengdiagnosa apakah kita sedang memuliakan Tuhan atau sedang menomor duakan Tuhan adalah? Jawablah pertanyaan ini:
1.      Apa tujuannya kita bekerja?
2.      Apa tujuannya kita membangun rumah tangga kita?
3.      Apa tujuannya kita menyekolahkan anak-anak kita?
4.      Apa tujuannya kita membuat usaha?
5.      Apa tujuannya kita hari ini hidup?

Selanjutnya saudara yang kekasih dalan Tuhan, dalam 2 Petrus 2:5-6 ada ungkapan “ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian”
Bagian ini jelas sekali bagi kita anak-anak Tuhan bahwa benjana besar ini terjadi pada saat manusia bertindak dengan fasik dan masif. Artinya bahwa hampir semua manusia melakukan dosa kefasikan. Dijaman Nuh hanya tertinggal Nuh yang berkenan dihadapan Allah sendiri (isteri, ketiga anak-nya dan ketiga anak mantunya tidak dikatakan bahwa mereka hidup seperti imannya Nuh, hanya mereka percaya untuk masuk kedalam bahtera Nuh) begitu pula sodom dan gomora hanya tertinggal Lot yang mempercayai perkataan Allah. Berkaca dengan peristiwa saat ini yang mewabah ke seluruh dunia (bayangkan greenland saja sudah ada yang terinfeksi virus corona) ini membuktikan bahwa kefasikan sudah sangat menguasai seluruh bagian bumi. Pertanyaannya adalah, apakah yang dimaksudkan dengan kefasikan? Kefasikan adalah segala sesuatu yang tidak menggambarkan Allah. Bukankah hal ini sudah dibahas diatas? Allah murka atas kehidupan yang tidak menceritakan tentang kemuliaan dan kekuatan Allah. Allah murka ketika Dia digantikan dengan apapun juga. Allah murka ketika Dia tidak lagi menjadi tujuan utama atas kehidupan kita.
Saudaraku, didalam Tuhan... kitapun demikian, ketika tindakan kita tidak lagi menggambarkan Allah dalam hal apapun maka disanalah kita sedang jatuh kedalam dosa kefasikan. Apapun juga saudaraku, haruslah tindakan kita menggambarkan keilahian Kristus dan kekuatan Kristus. Apa tindakan kita agar kekuatan itu nyata dan kemuliaan itu nyata atas kita? Tidak ada tindakan kita untuk dapat terhindar dari kefasikan, yang ada hanya milikilah persekutuan dengan Tuhan yang benar. Ingat ilustrasi saat Yesus mengatakan bahwa Dialah pokok anggur yang benar dan kitalah carangnya Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (Yoh 15:4)
Lihat ungkapan Yesus yang agung “demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Apa yang harus kita lakukan? Tidak ada.... yang Dia minta hanya tinggal di dalam Aku. Tinggal di dalam Yesus berarti adalah hidup dalam sebuah hubungan yang dalam dan akrab dengan Tuhan dimana hati dan pikiran kita semua tentang kita tertuju pada Yesus. Bertahun tahun saya mengajarkan kepada kita semua untuk memiliki latihan kudus setiap hari. Apa itu latihan kudus? Sebuah keadaan batin kita yang berdoa dan menyembah Tuhan tak berkeputusan. Disaat apapun kita tetap dalam keadaan berdoa, berdoa didalam batin kita yang terdalam. Tidak ada benda-benda lain selain Yesus dihati dan pikiran kita. Tidak ada perkara lain dihati dan pikiran kita, tidak ada rencana lain dipikiran kita.... semua hati dan pikiran ini hanyalah Yesus semata. Dialah pusat kerinduan kita, Dialah pusat pikiran kita, kita tidak merasa nyaman ketika pikiran dan perasaan kita ada benda benda lain selain Yesus. Berdoalah dengan tidak berkeputusan, dan diamlah dihadiratNya, bukankah kita saat ini dianjurkan untuk berdiam di rumah? Bukankah ini kesempatan kita untuk memperbanyak waktu kita untuk datang kepada Tuhan? Bukankah ini waktunya untuk kita lebih melatih diri kita untuk berdoa dan mencintai Firman-Nya? Marilah kita bersekutu dalam hadirat Tuhan yang indah. Amin

8. Penutup:
SENTUH HATIKU
Betapa ku mencintai, segala yang t’lah terjadi
Tak perna sendiri, jalani hidup ini, selalu menyertai

Betapa ku menyadari didalam hidupku ini
Kau s’lalu memberi rancangan terbaik, oleh karena kasih

Reef : Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku,
menjadi yang baru Bbagai emas yang murni,
Kau membentuk bejana hatiku
Bapa ajarku mengerti, sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir, yang tiada perna berhenti


9.      Doa penutup






Hari Minggu Ke I

Liturgi dan Kotbah saat Social Distancing

1.      Lagu pembukaan:
·         ..........................................
·         ..........................................
2.      Doa pembukaan:
3.      Puji pujian: menyanyi
4.      Doa syafaat:
·         Berdoa buat semua saudara seiman     
·         Berdoa buat bangsa kita agar cepat terjadi pemulihan dari virus corona
·         Berdoa buat gembala dan keluarga
·         ................................... (Silahkan ditambahkan)
5.      Persembahan : menyanyi “Betapa hatiku”
6.      Firman Tuhan : menyanyi “Kusiapkan hatiku Tuhan”

Maz 63:1-8

AK: Dalam pelarian kita menghadapi wabah kolora, kita tetap haru mengakui bahwa Allah adalah Allah kita, mencari Tuhnan dalam kerinduan kita yang terdalam, memandang wajah Tuhan dalam pergumulan tetap berharap pada kasih setia Tuhan serta dalam pujian dan majadikan Tuhan sebagai pertolongan kita

Judul: TAK MERANA DALAM WABAH KORONA

Bagian kitab Mazmur ini adalah salah satu bagian favorit saya dalam Alkitab. Bagian ini adalah menceritakan pengalaman Daud yang memilukan karena dia harus menghadapi pemberontakan dari anaknya sendiri yang bernama Absalom. Absalom bukan hanya memberontak terhadap ayahnya Daud, namun juga berusaha dengan mati matian untuk membunuh ayahnya. Dengan kemarahan yang menyala-nyala Absalom terus bergerak mengejar ayahnya untuk dibunuh. Sampai pada akhirnya Daud harus Tuhan bawa dalam pengasingan di padang gurun untuk menghindari kemarah yang berapi-api dari anaknya. Bukan tanpa sebab Absalom berusaha membuhuh ayahnya. Ini adalah sebuah peristiwa yang sangat memilukan karena terjadi perang saudara, bahkan perang saudara antara ayah dan anak. Absalom berhasil menggulingkan tahta ayahnya, dan baru kali ini dalam sejarah kerajaan Israel raja digulingkan oleh anak raja.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, apakah pelarian Daud kehutan adalah bentuk ketidak percayaan Daud kepada Tuhan? Apakah juga sebagai bentuk ketakutan Daud karena tidak bergantung pada Tuhan? Ataukah karena Daud tidak mengenal jalan jalan Tuhan? Peristiwa Daud yang sedang kita pelajari kali ini tidaklah jauh beda dengan apa yang sedang kita jalani hari ini. Kita bagaikan sedang menghadapi sebuah musibah yang pasti akan datang kepada kita yakni sebuah Tsunami yang sangat besar. Dari kejauhan kita melihat air laut membumbung tinggi dan dengan dahsyatnya sedang menhampiri kita. Tentu dalam hal ini kita harus mengambil sikap. Akhir-akhir akhir ini banyak para hamba Tuhan dan orang Kristen berkotbah dan berbicara bahwa menghindar untuk tidak beribadah pada hari minggu bersama sama adalah sebagai bentuk ketidak percayaan orang Kristen kepada Tuhan, bentuk ketakutan sebagian orang Kristen karena dianggap tidak mengandalkan Tuhan, juga sebagai langkah yang tidak mengenal kerja Tuhan. Benarkah demikian saudara?
Jika Firman Tuhan yang sedang kita bahas kali ini maka pantaslah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah ketika Daud lari mengungsi ke padang gurun dari serangan anaknya yang brutal adalah sebagai bentuk ketidak percayaan Daud kepada Tuhan? Ataukah karena Daud takut menghadapi Absalom anaknya? Ataukah kehidupan Daud tidak mengandalkan Tuhan? Tentu tidak saudara, berbicara kepercayaan Daud kepada Tuhan sudah sangat terbukti atas kebergantungan hidup Daud kepada Tuhan dalam segala hal, berbicara tentang ketakutan tentu juga Daud sama sekali tidak takut terhadap anaknya sebab kepahlawanan Daud yang termasyur itu sudah sangat terbukti dan teruji sejak Daud mengalahkan Galioat dan musuh musuh orang Israel, dan juga berbicara tentang mengenal langkah Tuhan tentu saja kita juga bisa mempercayai bahwa sepanjang kehidupan Daud sangat mengenal setiap jalan Tuhan, bukankah Daud dipakai Tuhan untuk menulis sebagaian besar kitab Mazmur?
Daud mengungsi ke padang gurun adalah sebagai bentuk ketaatan Daud terhadap perintah Tuhan. Di padang gurun inilah kemudian Daud bertemu dengan banyak para pahlawan yang akhirnya sepanjang perjalanan karir Daud menjadi tangan kanan Daud. Mengungsinya Daud adalah juga sebagai bentuk bahwa Daud mengenal jalan Tuhan. Mengungsi atau menghindar tidaklah selalu identik karena kita tidak percaya kepada Tuhan. Hari ini banyak para pengkotbah berusaha mencari panggung ketenaran mereka dan mulai menyingkirkan Tuhan dari panggungNya, banyak gereja berusaha untuk mengambil otoritas Tuhan bagi anak anak Tuhan. Dalam mengahadapi situasi wabah Corona ini mereka dengan lantang menyerukan bahwa “BANYAK GEREJA LARI DARI TANGGUNG JAWAB DENGAN MENGHENTIKAN IBADAH”. Apakah benar lari dari tanggung jawab? Ataukah mereka yang tetap memaksakan diri beribadah adalah bentuk ketidak percayaan mereka terhadap pimpinan Tuhan? Atau juga karena mereka takut jika ibadah di tiadakan akan mengurangi pendapatan gereja? Ataukah mereka tidak mengenal jalan Tuhan? Pastilah ketiganya benar. Ketika gereja kita menganjurkan seluruh warga Gereja Alkitab Anugerah untuk mengungsi dirumah masing-masing dan beribadah di rumah masing-masing adalah sebagai tindakan kita yang percaya akan penyertaan Tuhan dan langkah Tuhan yang agung. Ketika kita beribadah di rumah kita diberikan kesempatan untuk bisa belajar bersekutu di keluarga kita. Para kepala keluarga bertindak sebagai imam, bukankah itu indah dipemandangan Tuhan? Bukankah kemudian para isteri bangga dan bersujud dihadirat Tuhan sambil meneteskan air mata sukacita karena suaminya menjadi imam bagi dirinya dan anak-anaknya? Bukankah Tuhan juga berikan kita kesempatan untuk saling menguatkan dalam kesesakan kita? Disinilah persekutuan kita sedang diuji untuk di tempa menjadi bejana yang mulia. Setiap anak Tuhan yang bertumbuh pastilah akan mampu melihat apa yang Tuhan lihat, mampu merasakan apa yant Tuhan rasakan, mampu menilai apa yang menjadi penilaian Tuhan, bukan langkah yang spekulatif. Mari jemaat Tuhan ketika kita beribadah bersama dengan keluarga kita, inilah waktunya kita semakin mempererat hubungan keluarga kita, semakin membuat keluarga kita terarah kepada kemuliaan Tuhan.
Saudaraku, apa yang Daud lakukan ketika badai pergumulan Absalom menghantam kehidupannya? Hal pertama yang indah adalah Daud berkata dalam ayat 2 “Ya Allah, Engkaulah Allahku”. Saudara lihat, ini adalah sebuah pengakuan yang luar biasa, bukan hanya sekedar ungkapan biasa saja. Ungkapan kata Ya Allah, Engkaulah Allahku adalah sebuah keyakinan bahwa tidak ada Allah lain selain Allahnya. Ini adalah bentuk pernyataan kepercayaan yang sangat radikal bagi Daud. Sebuah langkah awal memenangkan pergumulan yang hebat. Dengan ungkapan tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Daud sedang memamerkan bahwa hanya Allahnya saja yang hebat, yang agung, yang luar biasa, yang sanggup membantunya dalam kesesakan dan segalanya bagi kehidupannya.
Saudaraku, saya memahami betul apa yang sedang kita rasakan bersama. Mungkin belum habis pergumulan yang sedang kita hadapi, saat ini kita bersama sedang menghadapi sebuah tantangan pergumulan yang luar biasa yakni Virus Corona. Langkah awal kemenangan kita adalah terulah dalam hati kita bahwa Allah adalah Allah kita. Taruhlah dihati kita kepercayaan kita yang radikal terhadapa kekuatan Tuhan yang akan membantu kita pada waktunya melewati masa yang sulit ini. Percayalah bahwa Dia adalah Allah yang sangat mampu menyelesaikan setiap persoalan kita, tarulah kepercayaan yang sungguh bahwa Dia adalah Allah yang hidup yang bergerak dan bertindak menolong kita dalam kesesakan. Tunggulah waktu Tuhan kita akan melihat betapa dahsyatnya pertolongan Tuhan atas kita. Saudaraku, sadarkah kita, bahwa terkadang Tuhan harus membawa kita dalam masa yang sukar agar kita sadar bahwa kita bukanlah Superman yang bisa menyelesaikan semua persoalan kita dengan sendiri. Allah seringkali datang kepada kita dengan pergumulan agar kita melepaskan semua kekuatan kita, semua yang kita andalkan diluar Tuhan dan kemudian melepaskanitu semua dan berbalik kepada Tuhan untuk menaruh harap yang besar kepadanya. Tuhan senang melihat kebergantungan kita terhadap Tuhan. Tuhan ingin semua hal yang ada pada diri kita, apapun itu Dia ada disana pula. Dipekerjaan kita, dirumah tangga kita, di keuangan kita, dimana saja kita berada Dia ingin ada disana. Percayalah dengan cara yang radikal akan perbuatanNya sellu yang terbaik atas kita. Kedewasaan sangat bergantung pada kebergantungan kita yang utuh kepada Tuhan.
Selanjutnya saudaraku, disaat penghimpatan yang besar atas pergumulan yang Daud alami, dia bukan hanya percaya secara radikal kepada Tuhan, namu Daud mengatakan bahwa matanya tertuju kepada Tuhan. Mata yang tertuju kepada Tuhan adalah sebuah sikap dimana seluruh bagian jiwa kita yakni pikiran, rasa dan kemauan kita terfokus pada Tuhan. Tuhan menjadi bagian terbanyak dari pikiran kita, Tuhan menjadi bagian yang terbanyak dari kasih kita, dan Tuhan menjadi bagian yang terbanyak dari kemauan kita, intinya Dia menjadi yang terutama. Hal ini hanya bisa kita lakukan jika kita
1.      Mencari Tuhan (2)
Dalam kesesakan Daud dipadang gurun, dia tidak menjadi anak Tuhan yang cengeng dengan menagisi keadaanya sambil terus bertanya dengan pertanyaan “Kenapa Tuhan?” Daud dalam kesesakan yang amat sangat dari seorang raja menjadi orang buangan, dari bergelimangan harta di istananya berubah total menjadi kekurangan dipadang gurun, dari kenyamanan berubah menjadi penuh dengan bahaya Daud tetap mencari Tuhan. Dikatakan dalam ayat 2 bahwa Daud mencari Tuhan bukan hanya sekedarnya yang penting sudah datang kepada Tuhan namun Daud mengatakan “Jiwaku haus dan tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah tandus yang merindukan Tuhan. Saudara lihat Daud tidak fokus pada tempat untuk mencari Tuhan. Saudara bisa bayangkan apa yang terjadi ketika Daud datang kebait Allah untuk beribadah? Penghormatan, kemuliaan, sanjungan dia akan dapatkan, namun dipadang gurun? Apa yang Daud dapatkan? Tidak ada selain Tuhan. Saudaraku lihat, sekalipun kita tidak beribadah di Gereja pada hari minggu namun Tuhan menunggu hati kita yang benar benar haus akan Tuhan dan FirmanNya, Tuhan menunggu tubuh kita yang bukan hanya sekedar ada dihadapan Tuhan tapi sebuah keadaan yang merindukan Tuhan dan mencarinya dengan penuh kegairahan yang mendalam. Penyembahan tidak bergantung pada tempat, namun, bergantung kepada hati kita. Allah rindu kepada hati yang penuh dengan kerinduan pada-Nya.
2.      Tetap berharap pada kasih Tuhan (4)
Bagian ini adalah sangat menarik bagi saya. Sebab seperti tidak ada alasan bagi Daud untuk mengharapkan kasih Tuhan dalam keadaan terjepit dan penuh dengan pergumulan. Tidak ada alasan bagi Daud untuk mengatakan bahwa Tuhan tetap mengasihinya dalam keadaannya saat itu. Mengapa Daud tetap berharap pada kasih Tuhan? Sebab Daud sangat memahami karakter Allah tentang kasih. Saudaraku, sifat dasar Allah adalah kasih, apapun yang Dia buat adalah kasih. Kasih-Nya tak pernah berubah oleh apapun juga. Kasih-Nya tak pernah menjadi lebih besar kepada kita hanya karena kita mengsihi-Nya, dan juga kasih-Nya tak akan pernah berkurang bagi kita hanya karena kita tidak mengasihi-Nya. Dalam kesesakan saat ini sangatlah perlu kita menaruh dalam hati kita bahwa apapun yang hari ini kita alami Allah tetap dalam kegiatan kasih-Nya bagi kita semua.
3.      Terus manaikan pujian dan penyembahan (4-5)
Pujian dan penyembahan adalah identik dengan gaya hidup Daud. Daud memberikan kepada kita sebuah kesaksian yang indah dimana dalam segala perkara Dia memahami bahwa Allah tetap baik. Tuhan senang atas pujian kita. Pujian dan penyembahan tidak selalu berbicara tentang musik. Saudara lihat pada masa ditaman Eden belum ada alat musik, nanti dalam Kejadian 4:21 barulah Alkitab menyatakan ada alat musik. Ini membuktikan bahwa penyembahan dan pujian bukanlah hanya sekerdar musik atau lagu tertentu yang mendayu dayu barulah ita katakan penyembahan, tidak. Pujian adalah sikap hati kita yang menghormati Tuhan diatas segalanya itulah pujian. Pujian kita dalam menyani tidaklah ada artinya ketika kita melakukannya tidak dengan hormat dihadirat Allah. Menyani sekedarnya, datang ibadah sekedarnya semuanya yan gkita berikan pada Tuhan sekedarnya. Sementara penyembahan adalah segalah sesuatu yan gmnyenangkan hati Tuhan. Apapun itu semuanya yang menyenangkan hati Tuhan adalah penyembahan. Mungkin di gereja kita hanya membawa pundi persembahan namun jika itu dilakukanuntuk menyenangkan hati Tuhan itulah penyembahan. Mungkin kita tidak bergelimang harta namun ketika kita hidup menyenangkan hati Tuhan maka disanalah kehidupan dikatakan penyembahan.
Marilah saudara-saudara di dalam Tuhan, saat ini kita menyadari kita dalam keadaan penuh dengan pergumulan namun ingatlah untuk selalu percaya kepada-Nya, tarulahiman yang radikal kepadaNya sampai kita menaruh semua harap kita pada Tuhan,teruslah mencari Tuhan jangan putus asa dan tetaplah berharap bahwa kasih Tuhan berlimpah atas kita. Amin

7.      Penutup: menyanyi “Yesus baik, baik buat saya”

8.      Doa penutup




















teologia sukses

   TEOLOGIA SUKSES Pendahuluan                   Setelah era perang dunia ke-dua seluruh tatanan dalam kehidupan ...