TEOLOGIA SUKSES
Pendahuluan
Setelah
era perang dunia ke-dua seluruh tatanan dalam kehidupan mengalami banyak
perubahan. Tidak terlepas dunia teologia juga mengalami banyak perubahan. Dalam
keadaan yang serba sulit pasca perang dunia kedua, maka berbagai cara dilakukan
agar mendapatkan jawaban dari kesulitan hidup. Jawaban-jawaban tersebut juga
menyentuh dunia teologia. Dalam keadaan seperti inilah maka muculah
pandangan-pandangan yang baru dalam ajaran-ajaran Kekristenan.
Dalam
tulisan ini penulis mencoba untuk membahas sebuah pandangan teologia
Kekristenan yang muncul dari akibat keadaan seperti yang telah diungkapkan diatas.
Pandangan tersebut adalah pandangan yang di kenal dengan “teologia sukses”.
Dalam realitas hidup Kekristenan saat ini pandangan dari ajaran tersebut
sangatlah berkembang, bahkan memenuhi di setiap ajaran-ajaran di beberapa
gereja-geraja besar di dunia ini bahkan di gereja-gereja di tanah air ini
sangatlah berkembang.
Alasan
penulis membahas materi ini dalam menyelesaikan tugas teologia kontemporer
adalah bahwa dalam kenyataannya bahwa pandangan ini banyak sekali bukan hanya
diterima tapi penolakan-penolakan dari ajaran inipun tidak sedikit. Karena hal
inilah maka ketertarikan dari penulis untuk membahasnya dalam makalah ini. Dan
juga akan memberikan kesimpulan yang komperhensif dari pandangan ini, apakah
pandangan ini dapat diterima ataukah sudah seharusnya ditolak karena
panafsirannya yang bersifat deduktif.
Dalam
makalah ini penulis mencoba untuk membahasa beberapa topik dari ajaran
tersebut. Topik-topik tersebut adalah seperti “apakah yang dimaksudkan dengan
teologia sukses itu” dalam pembahasan ini maka penulis akan memberikan
penjelasan secara etimologi dari pengertian dari perkataan teologi sukses
menurut cara pandang pengajar-pengajar pandangan ini. Pembahasan selajutnya
adalah para pegajar dari pandangan teologia sukses. Dalam pembahasan ini penulis
mencoba untuk dapat menyampaikan beberapa tokoh serta pusat dari ajaran mereka
yang berkaitan dengan konsep teologia sukses yang di kembangkan dan diajarkan
mereka. Kemudian penulis akan membahas mengenai doktrin-doktrim pokok dari
ajaran teologia sukses. dalam bagian akhir penulis mencoba memberikan penilaian
mengenai ajaran teologia sukses tersebut.
Semoga
makalah yang singkat ini dapat menjadi berkat bagi setiap pribadi yang membaca
dan mempelajarinya agar tidak tersesat pada konsep yang kelihatannya baik namun
pada kenyataannya adalah penyesatan semata-mata.
SEPERTI APAKAH
TEOLOGIA SUKSES ITU?
Di dalam dunia Kekristenan
saat ini khususnya di nusantara ini sedang mewabah sebuah ajaran yang nampaknya
sangat diminati oleh kebanyakan orang-orang Kristen saat ini. Tentunya yang di
maksudkan disini bukanlah wabah dalam bentuk sakit penyakit secara fisik
melainkan ajaran yang membuat banyak anak-anak Tuhan mengalami kesakitan secara
rohani. Namun fenomena ini nampaknya bertentangan dengan pernyataan diatas,
sebab kelihatanya para pengajar dan pengikut dari pandangan ini nampaknya
sangat diberkati Tuhan. Ajaran ataupun pandangan yang dimaksudkan di sini adalah
pandangan yang di sebut “teologia sukses”
Dalam beberapa pernyataannya
teologia sukses mengajarkan bahwa, Tuhan tidak menjalankan bisnis yang gagal.
Kisah yang paling tua dari Alkitab adalah kisah sukses.
Nampaklah bahwa konsep teologia sukses melihat dari sudut pandang Alkitab yang menyatakan
bahwa Alkitab melulu berbicara tentang sebuah kesuksesan. Alkitab tak pernah
mengijinkan dan mengajarkan bahwa anak Tuhan akan mengalami kegagalan melainkan
selalu sukses. Dengan mengutip ayat Alkitab “Biarlah bersorak sorai dan
bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap
berkata: kiranya TUHAN di besarkan, Dia bersukacita atas kemakmuran hamba-Nya!
(Mazmur 35:27) Dalam mengartikan ayat tersebut para pengajar teori ini adalah, betapa gilanya
Allah yang anak Tuhan layani jika Ia senang pada kemakmuran anak Tuhan dan
kemudian marah kepada anak Tuhan karena memilikinya. Allah tidak bisa senang
dan marah pada saat yang sama. Allah bersukacita atas kemakmuran anak Tuhan.
Nampak dengan jelas bahwa teori ini, Alkitab akan selalu di tafsirkan sebagai
buku petunjuk yang mengarahkan anak-anak Tuhan untuk dapat menjadi sukses.
Alkitab dipenuhi dengan petunjuk bagaimana ciri khas atau tanda bahwa seorang
anak Tuhan yang dewasa adalah sukses.
Kemakmuran ataupun kesuksesan
adalah sebagai tujuan untuk membesarkan Tuhan. Dengan kata lain, itu untuk
membuat Allah terlihat lebih besar dari dunia ini. Itu sama artinya dengan
“mempermuliakan Allah”.
Kekayaan ataupun sebuah kesuksesan seorang anak Tuhan merupakan syarat utama
bagi pandangan ini dalam memuliakan Tuhan. Hal inilah yang membuat para
penganut pandangan teologia sukses untuk selalu berusaha agar dapat meraih
kesuksesan dalam hidup ini, barulah dapat menyaksikan bahwa Allah itu
benar-benar besar dan maha kuasa di bandingkan ilah-ilah di dunia ini.
Asas utama dari ajaran ini
adalah bahwa Allah adalah Allah yang maha besar, kaya dan penuh berkat dan manusia
yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula, kaya,
sukses dan berkelimpahan materi.
Selain sebagai kesaksian bagi memuliakan Tuhan pandangan inipun menekankan
bahwa karakter utama atau ciri khas dari kehidupan anak Tuhan yang beriman dan bertumbuh
dalam kedewasan adalah kehidupan yang sukses dan penuh dengan gelimangan harta
kekayaan yang di milikinya. Bahkan bukan hanya kesuksesan dalam bentuk kekayaan
materi bahkan dalam kesehatanpun menjadi tolak ukur dari sebuah pengalaman
kedewasaan iman seorang anak Tuhan. Dalam hal ini Anderson menyatakan,
Dunia,
entah anda mengetahuinya ataupun tidak, sedang melihat anda. Tetangga anda tahu
bahwa anda adalah seorang Kristen entah anda memberitahu mereka atau tidak.
Mereka tahu apakah anda pergi ke gereja atau gidak di hari minggu. Mereka
sedang melihat hidup anda, perkawinan anda, anak-anak anda, keuangan anda.
Mereka sedang menyaksikan untuk melihat apakah kehidupan berbeda ketika anda
adalah seorang Kristen.
Sungguh aspek-aspek lain dari
seluruh kehidupan anak Tuhan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
menandai dan menyaksikan kehidupan iman yang bertumbuh secara dewasa dalam
perspektif kekayaan ataupun kesuksesan dalam kehidupan ini. Bahkan kesehatan,
keluarga, perkawinan, karier, adalah tanda-tanda bawaan dari kehidupan anak
Tuhan yang di berkati. Bahkan dengan sangat lantangnya para penganut pandangan
ini menyatakan bahwa sudah waktunya anak Tuhan pergi, membuang gagasan agamawi
bahwa kemiskinan itu rohani. Anak Tuhan perlu mulai berpikir seperti Allah
berpikir dan melangkah kedalam kelimpahan yang Ia kehendaki. Sudah waktunya
anak Tuhan mengizinkan Dia bersukacita dalam kemakmuran anak Tuhan. Sudah
waktunya Tubuh Kristus menambil kembali apa yang telah dicuri iblis. Sudah
waktunya anak Tuhan memperoleh kekayaan dan menggunakanya unruk mempermuliakan
dan membesarkan Allah.
Dalam menanggapi kemiskinan
gerakan ini memiliki pendapatnya sendiri yang menyatakan bahwa, seorang Kristen
yang beriman seharusnya hidup dalam kekayaan dan kelimpahan materi sebagai
tanda bahwa hidupnya dberkati oleh Tuhan.
orang Kristen yang tidak kaya dan hidup berkekurangan dianggap sebagai
mempunyai iman yang lemah dan tidak diberkati Tuhan. Kebalikan
dari keadaan yang kaya dan melimpah dengan harta merupakan tanda bagi seorang
anak Tuhan yang diberkati, namun sebaliknya kemiskinan adalah sebuah tanda dari
ketidak berpihakan Allah kepada kaum
miskin. Dapatlah dengan jelas bahwa bagi para penganut teologia sukses,
kemiskinan adalah sebuah penghalang dari kemuliaan Allah ditengah kehidupan
orang yang tidak percaya. Lebih lanjut lagi para pengajar teologia sukses
menyatakan bahwa jika orang percaya miskin, maka orang percaya dapat
memberitakan Injil hanya kepada orang miskin saja, tapi orang kaya tidak akan
pernah mendengarkan.
Dalam memahami ajaran dari
teologia sukses maka tidak akan terlepas dari konsep pemahaman tentang Allah
itu sendiri. Dimana para pengajar teologia sukses memahami Allah adalah Allah
yang luar biasa yang tak terbatas dan selalu mau agar setiap anak-anak-Nya
senantiasa hidup dalam segala kemakmuran. Hal ini terungkap dalam pemahamannya
adalah, pengertian hakekat Allah dalam ajaran teologia sukses sekalipun mirip dengan
konsep Allah yang berkuasa dan maha besar dalam perjanjian lama ternyata bila
diteliti lebih mendalam berbeda.
Dalam pemahan inilah nampak kalau konsep yang dianut para teologia sukses
mengenai keAllahan sepertinya memiliki kesamaan dengan pemahaman yang selama
ini di anut secara tradisi. Mereka beranggapan bahwa mereka beranggapan bahwa
seakan-akan Allah itu hanyan kuasa besar yang kehendak-Nya diatur oleh kehendak
manusia atau sekedar Allah yang memenuhi kebutuhan hidup manusia.
PARA
TOKOH TEOLOGIA SUKSES DAN AJARAN POKOKNYA
Dalam
perkembangannya teologia sukses tidaklah dapat berjalan tanpa adanya
tokoh-tokoh dibalik semua ini. Dalam kesempatan ini penulis mencoba untuk
melihat dengan singkat beberapa tokoh dari penyebaran teologia sukses ini
1. Norman
Vincent Peal
Norman
vincent peale menikmati masa kecilnya di Ohio, Amerika Serikat dam melakukan
studi teologia di Boston University Seminari. Ia terkenal sebagai seorang
pendeta yang mengawinkan psikologi dengan agama yang menekankan konseling massa.
Dalam konsep pemikiran Peale menyatakan bahwa kebenaran rohani tidaklah dapat
dilepaskan dari konsep psikologi sekuler. Hal ini sangat jelas dengan apa yang
diajarkannya yakni, menurut Peale dang Blanton, bawah sadar merupakan pusat
kendali tetapi sekligus pusat itu terkendali dari luar , yaitu dari pikirang
uyang akan mensensor sagala sesuatu yang masuk, menerima atau menolaknya. Itu
diperoleh melalui berpikir positif atau Agama. Dengan memadukan paham psikologi
dam agama inilah ajaran Peale disebarkan melalui buku-bukunya dan praktek
konselingnya.
2.
Robert Schuller
Sebagai lulusan Western Theological Seminary,
Schuller menjadi pendeta di Ivanhoe, Illinois, dan kemudian pendah ke Orange
Conty, California untuk memulai sebuah jemaat baru dan memulai gagasannya
mengembangkan The positive possivility Thought yaitu cara berpikir demi
kemungkinan yang positiv. Dalam hal ini ia menyimpulkan ajarannya sebagai
berikut:
1.
Hilangkan
perasaan-perasaan yang negaitif
2.
Kembangkan
perasaan-perasaan positif , termasuk disini mengembankan visualisasi/imajinasi
dam sugesti diri dalam bentuk mengucapkan kalimat-kalimat positif berulang-ulang
.
3.
Bukalah
tiap hari dengan benih jpikiran-pikiran positif.
4.
Isilah
otak kkita secara tetap dengan diet yang positif.
5.
Berilah
diri anda pengibatan possibility thinking yang mendalam seminggu sekali.
6.
Berbicaralah
sendiri ke dalam Possibility Thinking.
7.
Gunakanlah
kekuatan doa.
3.
Paul Yonggi Cho
Paul Yonggi Cho, dari Korea merupakan orang ketiga
yang mengembangkan ide sukses dan menjadikannya pelopor dari gerakan
pertumbuhan gereja. Ajarannya menyatakan bahwa, hidup manusia beriman akan
diberkati dengan kelimpakan harta kekayaan dan kesehatan sempurna dan bahwa
keniskinan adalah kutuk. Berkat materi perlu diminta sebagai hak dengan doa
yang menuntut, diperoleh melalui hikim menabur dan menuai. Dan hukun envestasi
dengan memberikan persepuluhan yang akan menghasilkan berkat uyang
berkilimpahan. Kelimpahan harus terlihat dalam jabatan yang sukses, harta
kekayaan yang melimpah, dan gedung gereja dan rumah yang besar.
4.
Keneth Hagin
Ajaran yang terkenal dari Keneth Hagin adalah
menyatakan sebutkan dan tuntutlah yang artinya asal kita sebutkan dan minta dengan
iman, maka Allah pasti memberikan kepada kita, sehingga kalau doa kita tidak
dikabulkan oleg Allah itu berarti iman kita masih kurang. Kesimpulan dari
ajaran ini adalah Ia menyatakan, Allah meghendaki anak-anakNya makan makanan
terbaik, berpakaian terbaik, mengendarai mobil yang terbaik dan menghendaki
mereka untuk memperoleh segala sesuatu yang baik.
Kesimpulan
Pada
bagian ini penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan yang menjadi pokok dari
ajaran yang di kembangkan para tokoh penganut teologia sukses. kesimpulan mereka
antara lain adalah:
1.
Alkitab
merupaka sebuah kitab yang memuat cara atau kiat anak Tuhan agar dapat mencapai
tingkat kesuksesan secara materi dalam kehidupan anak Tuhan.
2.
Ajaran
dimensi ke-empat mengajarkan sesungguhnya Allah itu pasif dalam menyediakan
berkat.
3.
Kemakmuran ataupun
kesuksesan adalah sebagai tujuan untuk membesarkan Tuhan. Dengan kata lain, itu
untuk membuat Allah terlihat lebih besar dari dunia ini. Itu sama artinya
dengan “mempermuliakan Allah”
4.
Asas utama dari ajaran
ini adalah bahwa Allah adalah Allah yang maha besar, kaya dan penuh berkat dan
manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula,
kaya, sukses dan berkelimpahan materi
5.
Tanda
kemuliaan Tuhan bukan hanya ditandai dengan kekayaan materi tapi juga di tandai
dengan kesehatan tanpa sakit, jabatan yang tinggi dan segala hal yang bersifat
duniawi.
6.
pengajar teologia
sukses memahami Allah adalah Allah yang luar biasa yang tak terbatas dan selalu
mau agar setiap anak-anak-Nya senantiasa hidup dalam segala kemakmuran