Pdt. Sigit Widodo M.Th
Protestan Injili Dispensasional
Tuesday 27 October 2020
Thursday 8 October 2020
Wednesday 30 September 2020
Monday 28 September 2020
Wednesday 23 September 2020
Monday 21 September 2020
Saturday 19 September 2020
Sunday 30 August 2020
Friday 21 August 2020
Monday 17 August 2020
Monday 10 August 2020
Tuesday 21 July 2020
Tuesday 14 July 2020
Friday 19 June 2020
Saturday 13 June 2020
Thursday 21 May 2020
Thursday 2 April 2020
Penanaman Gereja "Church Planting"
Bab 1
Pemahaman Penanaman Gereja
Beberapa tahun yang lalu saya
pernah mencoba untuk memulai sebuah pekerjaan yang baru yakni berkebun. Sebuah
pengalaman yang tak pernah dilupakan. Sebelum memulai menanam dikebun maka kami
memulai diskusi untuk menanam tanaman apa yang kiranya dapat MENGUNTUNGKAN
kami, sehingga kami bisa memanfaatkan ke hal yang lainnya dari keuntungan itu.
Keuntungan dan memanfaatkan ke
hal lainnya dari keuntungan itu !!! mungkin bagian ini akan menjadi menarik
ketika kita mengaitkan hubungan antara penanaman gereja dengan keuntungan dan
memanfaatkan keuntungan itu dengan hal hal lainnya. Penanaman Gereja akan
sangat bermanfaat bagi Tubuh Kristus, tolong jangan disalah pahami mengenai
keuntungan secara finansial ataupun keuntungan pribadi, tapi lebih pada
kemuliaan Tuhan, yang berkaitan dengan pertumbuhan tubuh Kristus. Dengan
penanaman gereja maka akan banyak orang yang akan dibawa kepada Kristus untuk
menjadi anggota tubuh Kristus. Bagaimana dengan manfaat kentungan lainnya
dengan hal hal lainnya. Keuntungan lainnya dalam penanaman gereja sangat
berkaitan erat dengan penginjilan, pemuridan, pembinaan bagi para pemimpin,
peribadatan dan banyak hal lainnya yang dapat menguntungkan bagi orang percaya.
Maka dapatlah kita simpulkan
bahwa penanaman gereja adalah membentuk sebuah pelayanan baru dalam ruang
lingkup organisasi gereja dengan menggunakan cara penginjilan dan pemuridan,
untuk berkumpul dalam sebuah peribadatan serta dapat bertumbuh dewasa kearah
Kristus yang kembali para orang percaya memberitakan Injil.
Penanaman gereja
Betapa pentingnya penanaman
gereja maka sudah seharusnya gereja tidak bisa memandang rendah pelayanan ini.
Banyak kali para hamba Tuhan gagal dalam pekerjaan pelayanan penanaman gereja
disebabkan banyak hal. Dalam diktat ini akan difokuskan pada dua topik yakni
pemahaman konsep yang benar mengenai arti dari hamba Tuhan dan hubungan antara
karunia dan penanaman gereja.
Hamba Tuhan
Sebuah kata yang unik dan
sering kali membingungkan. Membingungkan karena konsep hamba Tuhan akan
berkaitan dengan kepemimpinan. Bagaimana bisa berkaitan arti antara hamba dan
pemimpin? Ini seperti memasukan lingkaran kedalam kotak.
Pertama bahwa seorang pelayan adalah seorang
hamba. Seorang yang dapat kita bayangkan dengan pakaian yang kumal dan tidak
memiliki harga diri serta mencerminkan kebodohan, tidak memiliki martabat, dan
banyak hal lainnya yang menyebabkan kita sama sekali tidak memiliki sesuatu
yang membanggakan. Dan ini adalah sebuah gambaran yang paling tidak disukai
oleh banyak para pelayan. Pelayan saat ini sangat senang dengan gaya hidup
selebriti. Mereka memahami bahwa seorang pelayan haruslah kaum profesional yang
selalu tujuannya adalah memuliakan diri dengan bergelimangnya pujian sebagai
tujuan utama dalam pelayanannya. Kita bukanlah kaum profesional namun kita adalah
seorang hamba yang kepentingan utamanya adalah merindukan Allah dalam doa,
berduka cita atas dosa dosa kita ( Yak 4:9), meneladani kekudusan Kristus (Fil
3:14), melatih tubuh dan menguasainya (1 Kor 9:27) serta pikul salib dan
sangkal diri (Luk 9:23). Namun seorang pelayan juga adalah seorang pemimpin.
Maksud dari perkataan menjadi seorang pemimpin tidaklah sama dengan konsep
pemimpin dari sudut pandang dunia. Dalam pandangan dunia kepeminpinan akan
sangat dipengaruhi oleh jabatan, hirarki, kekuasaan, uang, kemuliaan diri dan
sebagainya yang semuanya berfokus pada kemuliaan diri.
Seorang pemimpin dimata Tuhan adalah menyadari
fakta bahwa kita hidup dalam dunia yang sangat jahat dan berbeda dengan konsep
Alkitab. Namun Yesus mengingatkan kita bahwa kita harus menjadi serupa dengan
Kristus, dan konsep Yesus sebagai seorang pemimpin adalah menjadi seorang yang
melayani bukan yang dilayani.
Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.
Sebab semua orang yang
dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi
serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung
di antara banyak saudara. (Roma
8:28-29)
Karena Anak Manusia juga
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." ( Markus 10:45)
Maka hubungan
seorang pelayan antara hamba dan pemimpin adalah bahwa seluruh kepentingannya
hanyalah kepentingan Tuhan bukan kepentingan kita. Seorang hamba akan sangat
puas hidupnya ketika dia dapat memuaskan hati Tuhan, bahkan dalam hubungannya
dengan kata pemimpin, tetap kita adalah seorang pelayan bukan seorang
selebritis yang rakus akan pujian dan haus mencari pengakuan dari orang lain.
Dasar dari kehidupan seorang
hamba Tuhan adalah sebuah kehidupan yang mati. Mati bagi diri kita, kesenangan
kita, kebanggaan kita, kemuliaan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, kawan
kita. Dasar yang kedua adalah bahwa seorang hamba Tuhan adalah kehidupan bagi
Kristus untuk melakukan apa yang menjadi kesukaan Kristus. Dalam Yesus kita
menemukan Seseorang yang bagi-Nya kita layak untuk meninggalkan segala sesuatu.
Dalam Yesus kita juga bisa menjumpai kasih yang sangat besar dan tak ada
bandingnya, dalam Yesus kita juga menemukan kepuasan yang akan mengatasi segala
keadaan, dan tujuan yang melampaui segala pengejaran apapun juga. Kita akan
rindu, rela dan penuh sukacita kehilangan nyawa demi mengenal, mengikuti, serta
memproklamirkan Yesus.
Sangatlah jelas
bahwa seorang hamba Tuhan adalah seorang yang dengan tepat mencerminkan hati,
pikiran, perasaan dan semuanya tentang Yesus, inilah kemuliaan. MemuliakanNya
bukanlah menunjukan kelebihan kita tapi kebesaran Tuhan atas kita. Jika kita
terjebak pada konsep untuk menunjukan kelebihan kita maka kita sedang dalam
pelayan yang bermental selebriti. Kehidupan seorang pemimpin seharusnya menjadi
pengikut Kristus yang menjalani kehidupan yang begitu penuh menyatakan kasih
dan Roh Allah dalam diri kita sehingga menarik orang lain kedalam hubungan
dengan Kristus yang menyelematkan.
Bab 2 Lima Langkah
Bagian ini bukanlah langkah
langkah praktis kita dalam melaksanakan penanaman gereja tapi lebih pada
persiapan, pengubahan, juga pengenalan diri kita sebagai pelaksana dari sebuah
pekerjaan yang agung. Jika kita tidak mengenal siapakah dan apakah ada yang
perlu diubahkan dan dipersiapkan maka pastilah kita akan mengalami kesulitan
bahkan kegagalan dalam pelayanan tersebut.
Sebelum kita memasuki langkah
langkah tersebut maka kita akan melihat beberapa evaluasi tentang diri kita
sebelum memasuki dunia rimba pelayanan yang menakjubkan. Yesus mengatakan bahwa
kita diutus bukan ditengah tengah domba namun seperti domba diutus ditengah
tengah srigala.
Siapakah Kita
Saya adalah salah satu dari
sedikit orang yang tidak terlalu menikmati bagian dalam perjalanan panjang baik
menggunakan kapal laut, mobil maupun pesawat. Tujuan saya bukanlah proses dari
perjalanan tersebut namun lebih lagi yakni tujuan. Setelah sampai ditujuan maka
saya akan melompat pada proses kenikmatan lainnya. Bagi sebagian orang sangat
menikmati perjalanan tersebut, mereka menikmati pemandangan alam yang indah,
angin yang berhembus, bahkan tantangan badai yang bisa menerpa perjalanan
mereka. Walaupun tujuan dimana tempat yang akan dituju juga adalah sesuatu yang
pastinya adalah bagian yang juga sangat menyenangkan.
Pada proses penanaman gereja, Tuhan
senang membawa kita bukan hanya pada tujuan namun sebuah proses yang panjang
dan terkadang melewati badai yang menakutkan. Maka tanpa memahami siapakah kita
maka pasti akan mengalami kegagalan karena kita akan menggunakan sumber yang
salah sebagai kekuatan kita.
Dalam mengarungi
dunia penanaman gereja hal terpenting adalah kita mengetahui dimana posisi kita
saat ini dihadapan Allah. Tanpa memahamai posisi kita dihadapan Allah akan
membuat kita berjalanan dalam sebuah perjalanan dengan langkah dan tujuan yang
keliru. Saya kasih contoh jika kita berada dihutan rimba tanpa kita memahami
dimana posisi kita maka akan sulit untuk menentukan langkah selanjutnya dalam
proses keluar dari hutan.
Sebagai seorang
pemimpin, kalau kita tidak menyadari posisi kita dimana kita berada maka kita
telah kehilangan pegangan lalu menyimpang, kepemimpinan apapun yang berikan
mungkin tidak membatu memimpin para pengikut kita ke tujuan yang diinginkan.
Yang dimaksudkan
disini adalah memahami dengan jelas keadaan perasaan kita dengan keadaan yang
kita alami dalam kaitannya dengan pelayanan yang kita jalani. Hal ini sangat
membutuhkan sebuah hubungan yang sangat dalam dengan Tuhan. Sebuah kejujuran
dihadapan Tuhan tanpa ada alasan apapun untuk membela diri kita dengan keadaan yang
sesungguhnya. Sudah seharusnya kita dengan lirih berkata kepada Roh kudus
disetiap doa kita “oh Tuhan sorotlah aku dengan cahaya kemuliaanMu,
singkapkanlah diriku yang sesungguhnya, biarlah terangMu membuka semua dosa dan
pelanggaranku di hadapanMu ya Tuhan”. Tak ada satupun termasuk diri kita
sendiri mengenal dengan jelas keadaan kita. Hanya Tuhanlah yang mengenal dengan
jelas keadaan kita. Dari sinilah baru kita bisa bergerak maju untuk melangkah
setelah kita memahami degan jelas keadaan kita. Kita mengenal terlalu banyak
para pelayan yang tidak menyadari perasaan-perasaan mereka dan kehilangan
persepektif tentang dimana mereka berasal bahkan tentang siapa mereka.
Sayangnya, kebenaran ini sering kali tidak tampak jelas hingga terjadi semacam
kejatuhan kepemimpinan.
Penyebab kita tidak memahami
keadaan kita adalah bahwa kita tidak
menyadari tentang kritik ataupun saran yang diberikan kepada kita. Hal ini
ada beberapa faktor, bisa karena kita merasa lebih paham tentang segala
sesuatunya, tidak mempercayai orang disekitar kita, kesombongan kita, dan yang
paling inti adalah kita tidak memiliki hubungan yang indah dan intim dengan
Tuhan menyebabkan mata rohani kita buta atas cara Tuhan menegor kita. Kita
diharapkan memiliki teman yang cukup dekat dan mengasihi Tuhan dan kita,
orang-orang yang sanggup menatap langsung mata kita dan berkata “Omong Kosong”.
Penghalang selanjutnya adalah ketidaknyamaan dalam kehidupan kita
sebagai seorang pelayan. Ketidaknyamanan akan menghasilkan sebuah kepemimpinan
yang keliru. Ketidaknyamanan mengikis kepercayaan diri para pelayan dan membuat
kita kesulitan memipin yang lain. Ketidaknyamana bisa disebabkan trauma masa
lalu juga bisa disebabkan adanya kesalahpahaman dengan orang lain dalam
pelayanan kita, tapi berkaitan dengan penanaman gereja yang seringkali membuat
kita tidak merasa nyaman adalah mengenai tempat baru, keadaan baru, fasilitas
yang tidak memadai, daerah tempat yang tidak kita ingini, jauh dari orang yang
kita harapkan ada disisi kita, budaya yang berbeda dengan budaya kita.
Penyebab ketiga adalah kesibukan kita dalam pelayanan
penanaman gereja baru. Kita seringkali menaruh diri kita seperti seorang pekerja
harian yang harus mengejar target yang diberikan kepada kita. Banyak kali
gereja ketika mengutus kita mereka tanpa sadar memberikan target yang bagi
mereka sendiri adalah sebuah kemustahilan. Dan hal itu membebani kita untuk
melakukan banyak program tanpa menilai apakah semua program tersebut Allah
kehendaki atau tidak. Pada akhirnya hubungan dengan Tuhan adalah sebuah keadaan
yang sulit untuk kita lakukan bahkan menjadi sesuatu yang bukan prioritas.
Untuk dapat menyelesaikan persoalan
ini mengenai siapakah kita,bagaimanakah keberadaan kita dihadapan Kristus?
Seperti apakah keadaan rohani kita? Maka kita akan membahasnya di beberapa
alinea berikut ini
Salib adalah fokusnya
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga
adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji
Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia. (Roma 8:17)
Dasar dari pemahaman kita adalah
kesadaran kita akan siapakah kita dihadapan Allah yakni kita adalah anakNya
yang telah ditebus dengan darahNya. Sebagai anak maka kita juga adalah ahli
waris yang pasti akan menerima janji janji Allah yang telah disediakan bagi
kita. Ini adalah sesuatu yang sangat penting akan perjalanan pelayanan kita
bahwa Tuhan telah menyediakan banyak berkat atas kita yang pada saat waktu yang
tepat dari pemandangan Tuhan akan dicurahkan bagi kita. Inilah langkah iman
yang radikal yang akan kita bahas nantinya dibagian berikutnya. Kita tidak
perlu takut dan cemas akan masa depan pelayanan penanaman gereja yang sedang
kita lakukan. Jikalau kita harus menderita maka ingatlah bahwa memang itu
adalah bagian dalam pekerjaan yang harus kita lewati untuk merasakan kemuliaan Tuhan
yang menakjubkan itu. Namun jika sebaliknya yang ada dalam hasrat kita hanyalah
kesenangan semata untuk mendapatkan kemuliaan pribadi maka kemuliaan Tuhan
nisacaya akan kita alami. Kita harus memiliki hubungan yang intim dengan
Kristus. PengorbananNya telah mengampuni semua dosa kita.
Sebuah semangat yang menggebu untuk
mengenalNya
Tanpa kita memahami dengan
jelas bahwa fokus keberhasilan kita dalam penanaman gereja adalah sebuah
hubungan yang bergairah dengan Raja diatas segala raja. Tanpa semangat yang
menggebu untuk mengenalNya maka dapat dipastikan bahwa kita akan salah dalam menentukan
sumber kekuatan kita dalam melaksanakan tugas penanaman gereja. Dengan mengenalNya
maka kita akan memahami bahwa semua pekerjaan Tuhan adalah sebuah pemahaman dan
kesadaran bahwa pelayanan adalah pekerjaan Tuhan maka hanya Tuhanlah yang dapat
memulainya, melakukannya dan hanya Tuhan yang sanggup menyelesaikannya. Kita
hanyalah alat ditanganNya untuk dipakai dalam penanaman gereja. Jika kita tidak
memiliki hubungan maka kita akan menganggap bahwa penanaman gereja adalah usaha
kita untuk mengeksplorasi kekuatan kita baik dari segi teologia dan tambah lagi
dengan sedikit kekuatan Tuhan.
Seberapa besar damai sejahterah kita
Sangat penting keadaan damai
dalam memulai sebuah pekerjaan Tuhan bagi seorang hamba Tuhan. Tanpa damai
sejahterah maka hal ini akan mengikis kekuatan Allah dalam pelayanan penanaman
gereja. Sumber damai kita bukan terletak pada diri kita namun pada pemahaman
siapakah kita dihadapan Allah? Siapakah Allah bagi kita? Kembali lagi kita akan
berbicara mengenai sebuah hubungan yang dalam dengan Tuhan akan membuat kita
mengenal diri kita dan memahami siapakah Tuhan bagi kita. Hal ini bukanlah
mengenai pemahaman kita mengenai sebuah teori tentang Allah yang kita dapat
dikelas Alkitaba, namun lebih lagi pada pengalaman kita dalam kehidupan kita
bersama dengan Allah. Semakin kita mengenalNya maka akan membawa kita pada
kedamaian hati. Kita tidak perlu mencari kepenuhan dengan sarana sarana
lainnya, cukup mengenal diri kita dan mengenal Allah kita.
Diperkenankan Oleh-Nya
Allah mengasihi kita bukan
karena apa yang sudah kita lakukan namun Dia mengasihi kita sebagai pribadi.
Memikirkan kita saja sudah sudah membuat Dia senang, dan Dia rindu
mengekspresikan perhatian dan kasih sayang-Nya kepada kita. Sama sekali tak ada
yang mungkin kita lakukan untuk menjadikan Dia kurang atau lebih mengasihi
kita. Hubungan kita dengan Dia didasarkan pada karakter Allah sendiri yang tidak
pernah berubah. “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku
melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yer 31:3)
Marilah sekarang
kita masuk pada bagian penting dalam penanaman gereja. Bagian pertama adalah
Visi
VISI
Adalah sebuah
perkara penting yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk dapat memiliki visi.
Visi dari seorang pemimpin Kristen haruslah sebuah visi yang berasal dari
Allah. Visi bisa jika bukan berasal dari Allah, maka hal ini pastilah merupakan
cita-cita, hasrat ataupun ambisi dari pemimpin itu sendiri. Mengenai penggenapan visi
kita tidak dapat menetapkan berapa lamanya sebab ini bukanlah waktu kita
melainkan waktu Tuhan. Namun alangkah baiknya kita perlu mempersiapkan diri
kita untuk waktu yang lama dan lebih bersabar akan waktu Tuhan. Mengapa
terkadang Tuhan menggunakan waktu yang panjang, karena Tuhan harus banyak
bekerja dalam diri kita dan mematikan kita. Mematikan kesombongan, kemampuan,
kehebatan, pengetahuan dan segalanya tentang kita, sebab visi bukan berbicara
tentang kita tetapi tentang Tuhan. Dunia selalu memberikan batasan dan hasil
yang sudah ditetapkan sebab dunia berbicara tentang diri sendiri dan tidak
berhubungan dengan Tuhan. Tuhan Yesus membutuhkan tiga puluh tahun untuk sampai
disalibNya, musa membutuhkan waktu empat puluh tahun untuk sampai pada
panggilannya membawa Israel keluar dari tanah Mesir, Daud membutuhkan lima
belas tahun untuk sampai pada tahtanya dari pengurapannya menjadi raja, Abraham
membutuhkan dua puluh lima tahun untuk sampai pada saat lahirnya Ishak.
Visi
adalah kehendak Allah atau penggambaran tentang masa depan yang diingikan
Allah, yang ada dalam jiwa sang pemimpin, yang sanggup menginspirasi orang
lain, membawa makna kepada karya Allah, memobilisasi mereka untuk mengambil
tindakan dan membantu mereka menutuskan apa yanag sebaiknya
dilakukan dan tidak dilakukan dalam melaksanakan karya
mereka.
Visi selalu menjadi masalah bagi pemimpin
yang berkarunia
Visi Allah akan membuat
seorang pemimpin dan para orang orang yang dipimpinnya berkobar kobar yang
memicu pengharapan. Visi akan membawa kita dari satu tempat ke tempat lain demi
maksud-maksudNya, bukan maksud kita.
Visi akan selalu
dimulai dari satu orang pemimpin, sampai pada akhirnya visi akan menjadi
pribadi, misalnya “visi saya” atau “panggilan saya”. Selalu saja visi awal
seorang pemimpin bersifat kabur dan tidak jelas baik bagi si pemimpin maupun
orang lain.
Saya membutuhkan
beberapa tahap untuk sampai pada visi saya hari ini. Semua dimulai pada tahun
1998 mengenai gambaran “memenangkan masa depan” dalam Yosua 1:1-9, sembahlah
Allah dalam roh dan kebenaran Yoh 4:24, sampai akhirnya kedua ayat ini sangat
mempengaruhi pelayanan saya di Airmadidi. Namun saya belum mampu menyusun visi
dalam sebuah kalimat yang bermakna dari sebuah kesimpulan dari kehidupan saya.
Tahun 2004 saya pindah pelayanan ke Luwuk melayani dengan mengikuti kata hati
yang bercampur sampai pada akhirnya tahun 2010 Tuhan memberikan sebuah ayat
Alkitab yang menggelegar di hati saya Roma 10:1-2 yang kemudian muncullah
istilah pedoman kami dalam pelayanan “CARE”, kami mendatangkan hasil yang
lumayan dari program CARE ini. Namun masih tetap visi menakutkan bagi saya
sebab belum bisa menjadi sebuah kalimat yang indah setelah tiga tahun kemudian
saya melompat penuh sukacita sebab butuh lima belas tahun saya baru bisa
menyusun sebuah visi dalam pelayanan saya. Namun hal tersebut masih 60 % nampak
di mata saya, pada akhirnya 8-12 April visi nampak jelas 100 %.
Seringkali para pemimpin muda
sangat tertarik dan juga takut terhadap visi. Mereka tahu kuasa visi, namun
mempertanyakan kesanggupan mereka sendiri untuk bersikap sebagai seorang
pemimpin yang digerakan oleh visi dari Allah. Nampaklah bahwa yang menjadi
viral diantara para pemimpin bahwa mereka meragukan apakah mungkin mereka mampu
menangkap visi dari Allah. Sebenarnya adalah bahwa visi adalah tentang Allah
bukan tentang anda dan saya. Allah itulah pencipta visi bagi kita.
Berhati hatilah mengikuti jalan yang
ditetapkan orang lain bagi anda
Banyak kali para pelayan
mengalami kegagalan ketika mereka mengikuti jalan orang lain sehingga mereka
tidak pernah bergumul untuk mencari visi Tuhan. Meninggalkan jalan yang telah
ditetapkan orang lain, untuk menuju arah kita adalah suatu keputusan yang
sangat menyeramkan. Hal tersebut membutuhkan sebuah tekad khusus untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada orang orang yang mencoba untuk menentukan
jalan kita.
Visi merupakan awal dari sebuah
kepemimpinan. Kepemimpinan kita sesungguhnya dimulai ketika visi mencul di
dalam diri kita. Tentulah vis adalah kunci prinsip kempemimpinan.
Seorang pemimpin
yang digerakan oleh visi maka dia akan memiliki gairah yang berkobar-kobar
bahkan dia akan dianggap sebagai korban dari visi yang hidup.
Visi
adalah sebuah gambaran yang jelas yang
dilihat oleh seorang pemimpin tentang masa depan bagi orang-orang dan
organisasi yang ia pimpin. Visi muncul dari kobaran yang Allah tempatkan dalam
diri seseorang. Ketika Allah memberikan suatu visi, dan seorang pemimpin akan
menangkapnya lalu mulai berlari dengannya, orang-orang melepaskan diri dari
pengekangan atau perlawanan apa pun untuk mengejarnya dengan segenap
kesanggupan dan karunia mereka.
Tanggung
jawab utama dari setiap pemimpin adalah secara efektif mengomunikasikan visinya
dan mengklarifikasikannya kepada pengikutnya. Sang pemimpin hidup dengan
visinya siang dan malam. Visi seumpama harta yang disayangi, dijaga dan
dilidungi. Sang pemipmpin selalu memikirkan, mengimpikan dan mendoakan visinya
lalu menyampaikan kepada yang lain sehingga visi tersebut dapat terlaksana.
Tetap
fokus pada visi menghasilkan tindakan. Hal itu menginspirasikan ekspetaksi
untuk melaksankan perkara-perkara besar dan mendorong upaya meraih keunggulan.
Jadi
kobaran (gairah) membentuk sebuah visi lalu lahirah suatu misi- komitmen untuk
menindaklanjuti visi tersebut. Misi dilaksankan dengan serangkaian program atau
sasaran yang menggenapi visi dengan cara yang berarti dan terukur.
Visi Harus Berasal Dari Yang Benar
Visi berasal dari mana? Allah?
Manusia? Atau kedua-duannya?
Kalau kita mendapati buku buku
terlaris hari ini dengan judul “kekuatan diri kita; galilah potensi kita;
temukan visi didalam diri anda; visi adalah integritas kita yang kita terapkan
untuk kemajuan” nampaknya visi adalah sesuatu yang kita sulap dari dalam diri
sendiri. Apakah demikian yang Alkitab katakan? Tidak, kitab suci mengajarkan
bahwa visi adalah produk dari Allah yang berkaraya dalam diri kita. Dialah yang
menciptakan visi dan kita menerimanya. Visi itulah yang menjadi poin penggerak,
suatu sasaran di masa depan bagi kita dan bagi orang-orang disekitar kita.
Beberapa Visi Dari Alkitab
Ketika kita mempelajari
kegiatan visi dalam Alkitab, kita menemukan bahwa:
1.
Allah berinisiatif
2.
Allah berfirman
3.
Allah menghubungi
4.
Allah mengundang
Allah menggunakan
visi dalam kehidupan para pemimpin untuk mewujudkan kehendak-Nya, untuk
menggerakan dan memotivasi kita.
1.
Visi tentang tujuan, dimana Abraham mendapatkan visi yang
hanya mengatakan “berangkatlah”
2.
Visi tentang pemberdayaan dan kebebasan, Musa mendapatkan
visi tentang pemberdayaan dan kebebasan.
3.
Visi tentang kemenangan, Yosua memenangkan masa depan
bagi bangsa Israel
4.
Deborah mendapatkan visi tentang perubahan
5.
Kaleb mendapatkan visi tentang masa depan (Yos 14:10-12)
Upaya
upaya mendefinisikan visi
Seandainya kita bertanya
kepada para pemimpin Kristen pada berbagai masa dalam sejarah Alitab “Apa Visi
Anda?” kemungkinan besar kita akan menjumpai berbagai jawaban:
1.
Sebuan bangsa yan gdipulihkan dan aman. Nehemian
2.
Musa... sebuah tanah perjanjian
3.
Paulus.... bangsa non Yahudi yang mendengarkan perwartaan
Injil
4.
Hudson Taylor... tiongkok yang percaya kepada Yesus
5.
Dr Bill Bright... kampus dan dunia dimenangkanbagi
Kristus
Visi harus
dibedakan menjadi dua bagian yakni visi pribadi dan visi organisasi.
Visi pribadi: suatu persepsi yang
diberikan Allah tentang apa yang Dia kehendaki bagi kehidupan kita
Visi organisasi: suatu gambaran
mental yang jelas tentang masa depan yang leboh baik yang menghormati kerajaan
Allah, yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya, yang
didasarkan pada pemahaman akurat tentang Allah, diri sendiri, dan
keadaan-keadaan
Visi Yang
Berhubungan Dengan Keseharian
Kebanyakan para pemimpin akan
merasakan penasaran dan juga ketakutan ketika berbicara tentang visi. Mari kita
mencoba untuk mengidentifikasi visi. Mengidentifikasisebuah visi sama halnya
dengan kita mencoba memburu sesuatu dengan menggunakan senapan angin. Dalam
senapan angin ada tiga faktor utama untuk membidik buruan yakni alat pengeker
berbentuk huruf V, sebuah tonjolan diujung senapan dan sasaran yang akan kita
bidik. Jika dikaitkan dengan visi maka ketiga hal penting dalam senapan angin
maka diperlukan yang namanya keselarasan. Keselaran ini menyangkut yang namanya
karunia-karunia dan kesanggupan sang pemimpin dengan panggilan yang spesifik,
dan kesempatan atau visi potensialnya. Kekeran berbentuk V adalah karunia,
bakat, dan kecakapan sang pemimpin, besi yang menonjol mewakili panggilan yang
spesifik dan sasaran adalah visi.
Jika kita tidak
memahami bagian dari huruf V dan besi yang menonjol diujung senapan maka semua
hal adalah visi dan semua hal harus dikejar. Hal ini menekankan pentingnya
memahami siapa anda sebagai seorang pemimpin. Karunia dan kesanggupan anda,
serta panggilan unikdan spesifik yang telah Allah tempatkan dalam diri anda
(cobalah merenungkan beberapa waktu). Maka ada tiga pertanyaan yang dapat
membantu kita menemukan keberadaan kita
1.
Apa maksud kehidupan saya? (untuk apa saya berada disini)
2.
Apa misi kehidupan saya? (saya paling baik dirancang oleh
Tuhan untuk melakukan apa)
3.
Apa visi kehidupan saya? (kemana tujuan saya dalam
kehidupan ini sesuai dengan rencana Allah)
Pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur dan jernih seperti kristal, anda
dan saya tidak boleh menjawabnya dengan keraguan sedikitpun
Mengklarifikasikan fokus visi
Upaya mencari visi adalah
sebuah kebingyngan yang disebakan si jahat diseputar upaya mengejar visi. Dalam
dunia rohani setan-setan disuruh mengganggu upaya pemimpin Kristen untuk
mengejar atau melibatkan diri dalam rencana visi Allah. Oleh sebab itu mengikuti
visi Allah dari awal sudah merupakan pertempuran rohani namun salah satu
langkah musuh jahat yang paling strategis adalah membingungkan sang pemimpin
dari awal tentang visi Allah.
Visi dari Allah selalu memiliki
nilai yang bening dan bahkan sebening kristal. Adalah tanggung jawab Allah
sendiri untuk menjadikannya sebening kristal bagi kita. Kalau ada kekaburan
berdoalah dan mintalah, jika visi itu memang visi ilahi, jadikanlah visi itu
sebening kristal. Lalu pastikanlah dan selidikilah kitab suci dan pastikanlah
visi sama sekali tidak bertentangan dengan firmanNya.
Beberapa penyebab visi menjadi kabur:
1.
Kesibukan
2.
Kenyamanan--- segalanya menjadi terlalu mudah dan tidak
mau keluar dari zona nyaman
3.
Terlalu banyak pilihan--- kita menjadi bingung karena banyaknya
kesempatan di depan kita
4.
Ketidaktentraman--- kalau kita tidak benar-benar mengenal
diri kita, mana mungkin kita tahu kita cocok melakukan apa atau kemana
seharusnya kita menuju
5.
Masa lalu kita
6.
Kemalasan--- tidak mau mengejar visi dari Allah
7.
Kurang berdoa
8.
Mencoba mengambil visi orang lain, dan hal itu sangat
tidak efektif karena bukan visi untuk waktu maupun tenpat di mana kita atau
para pengikut kita berada
9.
Tidak ada harapan mendaptkan visi dalam pelayana kita dan
karenanya kita tidak berusaha mengejar visi Allah
10.
Dosa tersembunyi selalu saja menumpulkan visi Allah
Mendapatkan visi Allah
George Barna membaginya menjadi
empat bagian penting dalam mendapatkan visi dari Allah:
1.
Kenalilah diri sendiri luar dalam
2.
Kenali lingkungan dan keadaan pelayanan kita
3.
Kenalilah Allah lewat doa, ibadah, serta merenungkan
firman Tuhan dan prinsip-prinsipnya
4.
Ujilah. Mintalah umpan balik dari beberapa orang yang
bisa anda percayai
Visi selalu hadir kala kita sedang sendirian
Kadangkala kita hidup di
lingkungan yang sibuk dan bising, namun kita dituntut untu memimpin dengan cara
berpikir yang jernih dan visioner. Cara berpikir kita yang pling jernih muncul
dalam keheningan... sebab kesendirian memberi kita kesempatan untuk bersaateduh.
Keresahan adalah dosa pemimpin
yang antusias. Semangat kita untuk pelayana seringkali itulah yang menjadikan
kita terlalu cemas dan aktif. Kita menambahkan program pada program. Suara kita
menjadi parau karena terlalu banyak berbicara. Tubuh dan jiwa kita menjadi
letih karena terlalu banyak hal yang kita lakukan.
Pelayan demi Allah
sering kali bisa menjadi musuh terbesar kita dalam penyembahan kita kepada
Allah.
Yesus mengatakan
“marilah ke tempat yang sunyi, supay kita sendirian” (Markus 6:31). Yesus
menghendaki para pemimpin bersaat teduh bersama Dia--- berhentilah berbicara
dan mulailah mendengarkan.
Mulailah belajar
untuk berdiam diri dihadapan Tuhan dan membiarkan Dia menyampaikan kehendakNya
pada kita. Berdiam dirilah tanpa mengatakan sepatah katapun dan belajarlah
untuk memiliki kepekaan yang tajam akan suaraNya. Kesibukan selalu saja
menumpulkan kepekaan kita akan pimpinanNya.
Kita tidak mengutamakan saat teduh
Allah selalu menantikan kita
untuk mendengarkan Dia. Sebagian besar para pemimpin menghabiskan banyak
waktunya untuk berbicara kepada Allah dan sedikit waktu untuk mendengar,
terlalu berisik dipikiran dan hati kita. Sebagian besar para pemimpin pemberita
Injil tidak mengutamakan saat teduh atau kesendirian, padahal para pemimpin
saat teduh harus menjadi komponen kehidupan pribadi kita. Maka prinsip kita
adalah “lebih dipimpin oleh Yesus”, dan satu satunya cara hal itu mungkin
terjadi adalah dengan mendengarkan-Nya semantara Dia berbicara lewat firman-Nya
dan melalui Roh.
Kebisingan, pembicaraan, dan
jadwal yang sibuk menumpulkan kepekaan kita, menutup telinga kita terhadap
suara-Nya yang lembut dan menjadikan kita kebal terhadap sentuhan-Nya.
Suara jenis apa yang ada di
sekeliling kita? Apa yang menghalangi anda bersaat teduh dan mendengarkan?
Berikut berberapa hal penyebabnya:
1.
Banyak pemimpin merasa terlalu sibuk meluangkan waktu
untuk mendengarkan (saya selalu merasa takut dengan kesibukan, da kesibukan
selalu saja menghancurkan sebuah hubungan yang intim dengan Tuhan). Kita
memiliki lalu lintas pikiran yang mengganggu kosentrasi kita sekaligus
melelahkan kita. Kesempatan yang baik terus muncul atau orang terus meminta
perhatian kita dan pada akhirnya kita kehilangan waktu untuk bersaat teduh.
2.
Banyak permimpin sesungguhnya bersikap mendua tentang
kesendirian
3.
Banyak juga para pemimpin takut dengan kesendirian.
Sebuah Renungan Untuk Visi
Apa sasaran saya?
Saya ingin dikenang sebagai apa?
Mengapa saya masih mencari visi?
Apakah saya
terkadang merasa marah karena kehidupan berlalu begitu saja tanpa ada artinya?
Apakah saya bertanya-tanya, “apa
yang bisa saya lakukan?”
Darimana datangnya
visi saya?
Bagaimana saya memberikan sebuah
penjelasan dari sebuah visi yang hebat dan berkualitas?
Apa yang anda
pelajari tentang visi Musa, Paulus dan tokoh tokoh Alkitab lainnya?
Penerapan Visi
Suatu saat di akhir tahun 2003
tepatnya setelah saya menikah dengan isteri dibulan Desember ada tawaran untuk
melayani di Luwuk. Sebagai sedikit gambaran adalah bahwa hampir tidak ada
satupun yang tertarik untuk melayani di kota kecil ini. Namun sekitar tahun
1998 saya mendapatkan visi pribadi mengenai “Memenangkan masa depan bersama
Tuhan”. Hal ini berlanjut ketika saya berkunjung ke Luwuk untuk mengisi sebuah
acara undangan ibadah di Luwuk, Tuhan menyatakan bahwa Luwuk bagaikan ladang
yang telah menguning. Bagaimana bisa dikatakan menguning? Sementara hampir
tidak ada satupun yang berkeinginan untuk melayani di kota ini. Inilah visi
sederhana yang Tuhan nyatakan disaat semua keadaan sepertinya tidak mungkin.
Kembali kepada tawaran ditahun 2003 untuk melayani di Luwuk, saat itu saya
belum memberikan jawaban untuk bersedia melayani dan harus digumuli terlebih
lagi. Doapun mengalir untuk menggumuli Luwuk. Sampai suatu saat perjalanan dari
Airmadidi ke Manado dalam sebuah angkutan kota, dan dalam batin terus berdoa
sampai akhirnya disekitaran kairagi Tuhan menyatkan dan berkata dengan
lembutnya “Ke Luwuk”, hanya itulah visi awal dari Tuhan.
Tuhan
terus membawa kami untuk mengenalNya melalui rancanganNya bagi kami. Dimulai
dari satu keluarga dan mengawali dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan akan
memberikan masa depan pelayanan yang kokoh. Lima belas tahun Tuhan menjernihkan
visi kami yang pada akhirnya menjadi seperti ini “Menjadi gereja yang MEMULIAKAN
(1 Kor 10:31) Allah dalam MISINYA (Roma 10:1-2) dikabupaten banggai serta BERTUMBUH
(Yoh 4:24) kearah Kristus dan HIDUP dalam FirmanNya serta diikat dalam PERSEKUTUAN
kasih yang saling melayani
Prinsip Prinsip Visi
Ada beberapa prinsip yang
seringkali diabaikan oleh banyak para pemimpin Kristen yang pada akhirnya
mereka sendiri tidak memahami apakah yang dipegangnya sebagai acuan pelayanan
adalah visi atau ambisi dari seorang pemimpin. Beberapa prinsip tersebut
adalah:
Allah
yang menanamkan visi. Terlalu banyak buku buku dan seminar-seminar yang
menurunkan derajat visi ke semacam latihan dan disiplin pribadi. Belajarlah
dari banyak kisah bagaimana Allah menanamkan visi kepada para tokoh-tokoh
Alkitab dan apa maksudnya Allah memberikan kisah-kisah visi.
Allah
juga berdaulat. Allah juga sanggup mengubah rencana-rencana dan bahkan
mengubah visi terutama kalau para pemimpin belum siap dan perlu bertumbuh
sebelum mereka mampu merangkul visi Allah bagi kehidupan mereka.
Membedakan visi Allah
Bagaimana caranya kita dapat
membedakan apakah kita sedang mengejar visi Allah bagi kehidupan mereka atau
sekedar mengikuti dorongan pribadi yang dipicu oleh kekurangan atau kebutuhan
kita sendiri? Maka kita harus menanyakan pada diri kita sendiri, apakah visi
kita konsisten dengan Alkitab?
Setiap Tempat Yang
Allah Berikan Adalah Kudus
Setelah kita berbicara
mengenai visi masuklah kita pada bagian penerapan atau pemaparan visi yang
telah Tuhan nyatakan pada kita. Pemaparan tersebut pastilah bukan diruang hampa
tanpa ada kesulitan kesulitan yang harus kita jalani. Ketika Tuhan mengutus
kita ke sebuah tempat ingatlah bahwa kita akan menghadapi banyak sekali
kesulitan. Namun ingatlah bahwa dibalik semua itu Tuhan memiliki rencana yang
agung bagi kita. Tentulah rencanaNya telah Tuhan nyatakan pada kita lewat visi
yang Tuhan sudah nyatakan pada kita sebelumnya. Rencana Allah ditempat dimana
Tuhan membawa kita itulah yang disebut dengan tanah kudus Allah.
Setiap tugas merupakan tanah
kudus sebab Yesus telah menyerahkan diriNya untuk hidup orang-orang yang hidup
disana. Setiap tempat itu penting karena Allah ingin kita mencapai sesuatu yang
supernatural.
Ingatlah dan hargailah tempat
dimana kita berada sekarang Allah sedang dan akan membuat perkara besar disana.
Hanya saja terkadang kita kurang sabar untuk melihat setiap pekerjaan Tuhan.
Kita selalu menuntut instan, sementara dihadapan Tuhan dalam pekerjaanNya tidak
ada yang instan, selalu membutuhkan waktu yang terkadang sangat panjang dan hal
ini telah dibahas dipembahasan sebelumnya.
Iman yang radikal
Setelah Tuhan
memberikan kita visi yang jelas bagi rancanganNya maka Tuhanpun memberikan kita
sebuah tugas disebuah tempat yang Tuhan inginkan kita bekerja disana.
Subscribe to:
Posts (Atom)
teologia sukses
TEOLOGIA SUKSES Pendahuluan Setelah era perang dunia ke-dua seluruh tatanan dalam kehidupan ...
-
TEORI-TEORI PENGILHAMAN Dari masa ke masa para ahli teologia selalu berusaha untuk dapat memberikan berbagai ma...