Thursday 2 April 2020

Penanaman Gereja "Church Planting"


Bab 1


Pemahaman Penanaman Gereja


                  Beberapa tahun yang lalu saya pernah mencoba untuk memulai sebuah pekerjaan yang baru yakni berkebun. Sebuah pengalaman yang tak pernah dilupakan. Sebelum memulai menanam dikebun maka kami memulai diskusi untuk menanam tanaman apa yang kiranya dapat MENGUNTUNGKAN kami, sehingga kami bisa memanfaatkan ke hal yang lainnya dari keuntungan itu.
                  Keuntungan dan memanfaatkan ke hal lainnya dari keuntungan itu !!! mungkin bagian ini akan menjadi menarik ketika kita mengaitkan hubungan antara penanaman gereja dengan keuntungan dan memanfaatkan keuntungan itu dengan hal hal lainnya. Penanaman Gereja akan sangat bermanfaat bagi Tubuh Kristus, tolong jangan disalah pahami mengenai keuntungan secara finansial ataupun keuntungan pribadi, tapi lebih pada kemuliaan Tuhan, yang berkaitan dengan pertumbuhan tubuh Kristus. Dengan penanaman gereja maka akan banyak orang yang akan dibawa kepada Kristus untuk menjadi anggota tubuh Kristus. Bagaimana dengan manfaat kentungan lainnya dengan hal hal lainnya. Keuntungan lainnya dalam penanaman gereja sangat berkaitan erat dengan penginjilan, pemuridan, pembinaan bagi para pemimpin, peribadatan dan banyak hal lainnya yang dapat menguntungkan bagi orang percaya.
                  Maka dapatlah kita simpulkan bahwa penanaman gereja adalah membentuk sebuah pelayanan baru dalam ruang lingkup organisasi gereja dengan menggunakan cara penginjilan dan pemuridan, untuk berkumpul dalam sebuah peribadatan serta dapat bertumbuh dewasa kearah Kristus yang kembali para orang percaya memberitakan Injil.
                  Penanaman gereja
                  Betapa pentingnya penanaman gereja maka sudah seharusnya gereja tidak bisa memandang rendah pelayanan ini. Banyak kali para hamba Tuhan gagal dalam pekerjaan pelayanan penanaman gereja disebabkan banyak hal. Dalam diktat ini akan difokuskan pada dua topik yakni pemahaman konsep yang benar mengenai arti dari hamba Tuhan dan hubungan antara karunia dan penanaman gereja.

Hamba Tuhan
                  Sebuah kata yang unik dan sering kali membingungkan. Membingungkan karena konsep hamba Tuhan akan berkaitan dengan kepemimpinan. Bagaimana bisa berkaitan arti antara hamba dan pemimpin? Ini seperti memasukan lingkaran kedalam kotak.
                        Pertama bahwa seorang pelayan adalah seorang hamba. Seorang yang dapat kita bayangkan dengan pakaian yang kumal dan tidak memiliki harga diri serta mencerminkan kebodohan, tidak memiliki martabat, dan banyak hal lainnya yang menyebabkan kita sama sekali tidak memiliki sesuatu yang membanggakan. Dan ini adalah sebuah gambaran yang paling tidak disukai oleh banyak para pelayan. Pelayan saat ini sangat senang dengan gaya hidup selebriti. Mereka memahami bahwa seorang pelayan haruslah kaum profesional yang selalu tujuannya adalah memuliakan diri dengan bergelimangnya pujian sebagai tujuan utama dalam pelayanannya. Kita bukanlah kaum profesional namun kita adalah seorang hamba yang kepentingan utamanya adalah merindukan Allah dalam doa, berduka cita atas dosa dosa kita ( Yak 4:9), meneladani kekudusan Kristus (Fil 3:14), melatih tubuh dan menguasainya (1 Kor 9:27) serta pikul salib dan sangkal diri (Luk 9:23). Namun seorang pelayan juga adalah seorang pemimpin. Maksud dari perkataan menjadi seorang pemimpin tidaklah sama dengan konsep pemimpin dari sudut pandang dunia. Dalam pandangan dunia kepeminpinan akan sangat dipengaruhi oleh jabatan, hirarki, kekuasaan, uang, kemuliaan diri dan sebagainya yang semuanya berfokus pada kemuliaan diri.
 Seorang pemimpin dimata Tuhan adalah menyadari fakta bahwa kita hidup dalam dunia yang sangat jahat dan berbeda dengan konsep Alkitab. Namun Yesus mengingatkan kita bahwa kita harus menjadi serupa dengan Kristus, dan konsep Yesus sebagai seorang pemimpin adalah menjadi seorang yang melayani bukan yang dilayani.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:28-29)
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." ( Markus 10:45)

Maka hubungan seorang pelayan antara hamba dan pemimpin adalah bahwa seluruh kepentingannya hanyalah kepentingan Tuhan bukan kepentingan kita. Seorang hamba akan sangat puas hidupnya ketika dia dapat memuaskan hati Tuhan, bahkan dalam hubungannya dengan kata pemimpin, tetap kita adalah seorang pelayan bukan seorang selebritis yang rakus akan pujian dan haus mencari pengakuan dari orang lain.
                  Dasar dari kehidupan seorang hamba Tuhan adalah sebuah kehidupan yang mati. Mati bagi diri kita, kesenangan kita, kebanggaan kita, kemuliaan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, kawan kita. Dasar yang kedua adalah bahwa seorang hamba Tuhan adalah kehidupan bagi Kristus untuk melakukan apa yang menjadi kesukaan Kristus. Dalam Yesus kita menemukan Seseorang yang bagi-Nya kita layak untuk meninggalkan segala sesuatu. Dalam Yesus kita juga bisa menjumpai kasih yang sangat besar dan tak ada bandingnya, dalam Yesus kita juga menemukan kepuasan yang akan mengatasi segala keadaan, dan tujuan yang melampaui segala pengejaran apapun juga. Kita akan rindu, rela dan penuh sukacita kehilangan nyawa demi mengenal, mengikuti, serta memproklamirkan Yesus.
Sangatlah jelas bahwa seorang hamba Tuhan adalah seorang yang dengan tepat mencerminkan hati, pikiran, perasaan dan semuanya tentang Yesus, inilah kemuliaan. MemuliakanNya bukanlah menunjukan kelebihan kita tapi kebesaran Tuhan atas kita. Jika kita terjebak pada konsep untuk menunjukan kelebihan kita maka kita sedang dalam pelayan yang bermental selebriti. Kehidupan seorang pemimpin seharusnya menjadi pengikut Kristus yang menjalani kehidupan yang begitu penuh menyatakan kasih dan Roh Allah dalam diri kita sehingga menarik orang lain kedalam hubungan dengan Kristus yang menyelematkan. 


Bab 2 Lima Langkah



                  Bagian ini bukanlah langkah langkah praktis kita dalam melaksanakan penanaman gereja tapi lebih pada persiapan, pengubahan, juga pengenalan diri kita sebagai pelaksana dari sebuah pekerjaan yang agung. Jika kita tidak mengenal siapakah dan apakah ada yang perlu diubahkan dan dipersiapkan maka pastilah kita akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam pelayanan tersebut.
                  Sebelum kita memasuki langkah langkah tersebut maka kita akan melihat beberapa evaluasi tentang diri kita sebelum memasuki dunia rimba pelayanan yang menakjubkan. Yesus mengatakan bahwa kita diutus bukan ditengah tengah domba namun seperti domba diutus ditengah tengah srigala.
           
            Siapakah Kita
                  Saya adalah salah satu dari sedikit orang yang tidak terlalu menikmati bagian dalam perjalanan panjang baik menggunakan kapal laut, mobil maupun pesawat. Tujuan saya bukanlah proses dari perjalanan tersebut namun lebih lagi yakni tujuan. Setelah sampai ditujuan maka saya akan melompat pada proses kenikmatan lainnya. Bagi sebagian orang sangat menikmati perjalanan tersebut, mereka menikmati pemandangan alam yang indah, angin yang berhembus, bahkan tantangan badai yang bisa menerpa perjalanan mereka. Walaupun tujuan dimana tempat yang akan dituju juga adalah sesuatu yang pastinya adalah bagian yang juga sangat menyenangkan.
            Pada proses penanaman gereja, Tuhan senang membawa kita bukan hanya pada tujuan namun sebuah proses yang panjang dan terkadang melewati badai yang menakutkan. Maka tanpa memahami siapakah kita maka pasti akan mengalami kegagalan karena kita akan menggunakan sumber yang salah sebagai kekuatan kita.
Dalam mengarungi dunia penanaman gereja hal terpenting adalah kita mengetahui dimana posisi kita saat ini dihadapan Allah. Tanpa memahamai posisi kita dihadapan Allah akan membuat kita berjalanan dalam sebuah perjalanan dengan langkah dan tujuan yang keliru. Saya kasih contoh jika kita berada dihutan rimba tanpa kita memahami dimana posisi kita maka akan sulit untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses keluar dari hutan.
Sebagai seorang pemimpin, kalau kita tidak menyadari posisi kita dimana kita berada maka kita telah kehilangan pegangan lalu menyimpang, kepemimpinan apapun yang berikan mungkin tidak membatu memimpin para pengikut kita ke tujuan yang diinginkan.
Yang dimaksudkan disini adalah memahami dengan jelas keadaan perasaan kita dengan keadaan yang kita alami dalam kaitannya dengan pelayanan yang kita jalani. Hal ini sangat membutuhkan sebuah hubungan yang sangat dalam dengan Tuhan. Sebuah kejujuran dihadapan Tuhan tanpa ada alasan apapun untuk membela diri kita dengan keadaan yang sesungguhnya. Sudah seharusnya kita dengan lirih berkata kepada Roh kudus disetiap doa kita “oh Tuhan sorotlah aku dengan cahaya kemuliaanMu, singkapkanlah diriku yang sesungguhnya, biarlah terangMu membuka semua dosa dan pelanggaranku di hadapanMu ya Tuhan”. Tak ada satupun termasuk diri kita sendiri mengenal dengan jelas keadaan kita. Hanya Tuhanlah yang mengenal dengan jelas keadaan kita. Dari sinilah baru kita bisa bergerak maju untuk melangkah setelah kita memahami degan jelas keadaan kita. Kita mengenal terlalu banyak para pelayan yang tidak menyadari perasaan-perasaan mereka dan kehilangan persepektif tentang dimana mereka berasal bahkan tentang siapa mereka. Sayangnya, kebenaran ini sering kali tidak tampak jelas hingga terjadi semacam kejatuhan kepemimpinan.
                  Penyebab kita tidak memahami keadaan kita adalah bahwa kita tidak menyadari tentang kritik ataupun saran yang diberikan kepada kita. Hal ini ada beberapa faktor, bisa karena kita merasa lebih paham tentang segala sesuatunya, tidak mempercayai orang disekitar kita, kesombongan kita, dan yang paling inti adalah kita tidak memiliki hubungan yang indah dan intim dengan Tuhan menyebabkan mata rohani kita buta atas cara Tuhan menegor kita. Kita diharapkan memiliki teman yang cukup dekat dan mengasihi Tuhan dan kita, orang-orang yang sanggup menatap langsung mata kita dan berkata “Omong Kosong”.
                  Penghalang selanjutnya adalah ketidaknyamaan dalam kehidupan kita sebagai seorang pelayan. Ketidaknyamanan akan menghasilkan sebuah kepemimpinan yang keliru. Ketidaknyamanan mengikis kepercayaan diri para pelayan dan membuat kita kesulitan memipin yang lain. Ketidaknyamana bisa disebabkan trauma masa lalu juga bisa disebabkan adanya kesalahpahaman dengan orang lain dalam pelayanan kita, tapi berkaitan dengan penanaman gereja yang seringkali membuat kita tidak merasa nyaman adalah mengenai tempat baru, keadaan baru, fasilitas yang tidak memadai, daerah tempat yang tidak kita ingini, jauh dari orang yang kita harapkan ada disisi kita, budaya yang berbeda dengan budaya kita.
                  Penyebab ketiga adalah kesibukan kita dalam pelayanan penanaman gereja baru. Kita seringkali menaruh diri kita seperti seorang pekerja harian yang harus mengejar target yang diberikan kepada kita. Banyak kali gereja ketika mengutus kita mereka tanpa sadar memberikan target yang bagi mereka sendiri adalah sebuah kemustahilan. Dan hal itu membebani kita untuk melakukan banyak program tanpa menilai apakah semua program tersebut Allah kehendaki atau tidak. Pada akhirnya hubungan dengan Tuhan adalah sebuah keadaan yang sulit untuk kita lakukan bahkan menjadi sesuatu yang bukan prioritas.
            Untuk dapat menyelesaikan persoalan ini mengenai siapakah kita,bagaimanakah keberadaan kita dihadapan Kristus? Seperti apakah keadaan rohani kita? Maka kita akan membahasnya di beberapa alinea berikut ini
            Salib adalah fokusnya
                  Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:17)


                  Dasar dari pemahaman kita adalah kesadaran kita akan siapakah kita dihadapan Allah yakni kita adalah anakNya yang telah ditebus dengan darahNya. Sebagai anak maka kita juga adalah ahli waris yang pasti akan menerima janji janji Allah yang telah disediakan bagi kita. Ini adalah sesuatu yang sangat penting akan perjalanan pelayanan kita bahwa Tuhan telah menyediakan banyak berkat atas kita yang pada saat waktu yang tepat dari pemandangan Tuhan akan dicurahkan bagi kita. Inilah langkah iman yang radikal yang akan kita bahas nantinya dibagian berikutnya. Kita tidak perlu takut dan cemas akan masa depan pelayanan penanaman gereja yang sedang kita lakukan. Jikalau kita harus menderita maka ingatlah bahwa memang itu adalah bagian dalam pekerjaan yang harus kita lewati untuk merasakan kemuliaan Tuhan yang menakjubkan itu. Namun jika sebaliknya yang ada dalam hasrat kita hanyalah kesenangan semata untuk mendapatkan kemuliaan pribadi maka kemuliaan Tuhan nisacaya akan kita alami. Kita harus memiliki hubungan yang intim dengan Kristus. PengorbananNya telah mengampuni semua dosa kita.
            Sebuah semangat yang menggebu untuk mengenalNya
                  Tanpa kita memahami dengan jelas bahwa fokus keberhasilan kita dalam penanaman gereja adalah sebuah hubungan yang bergairah dengan Raja diatas segala raja. Tanpa semangat yang menggebu untuk mengenalNya maka dapat dipastikan bahwa kita akan salah dalam menentukan sumber kekuatan kita dalam melaksanakan tugas penanaman gereja. Dengan mengenalNya maka kita akan memahami bahwa semua pekerjaan Tuhan adalah sebuah pemahaman dan kesadaran bahwa pelayanan adalah pekerjaan Tuhan maka hanya Tuhanlah yang dapat memulainya, melakukannya dan hanya Tuhan yang sanggup menyelesaikannya. Kita hanyalah alat ditanganNya untuk dipakai dalam penanaman gereja. Jika kita tidak memiliki hubungan maka kita akan menganggap bahwa penanaman gereja adalah usaha kita untuk mengeksplorasi kekuatan kita baik dari segi teologia dan tambah lagi dengan sedikit kekuatan Tuhan.
            Seberapa besar damai sejahterah kita
                  Sangat penting keadaan damai dalam memulai sebuah pekerjaan Tuhan bagi seorang hamba Tuhan. Tanpa damai sejahterah maka hal ini akan mengikis kekuatan Allah dalam pelayanan penanaman gereja. Sumber damai kita bukan terletak pada diri kita namun pada pemahaman siapakah kita dihadapan Allah? Siapakah Allah bagi kita? Kembali lagi kita akan berbicara mengenai sebuah hubungan yang dalam dengan Tuhan akan membuat kita mengenal diri kita dan memahami siapakah Tuhan bagi kita. Hal ini bukanlah mengenai pemahaman kita mengenai sebuah teori tentang Allah yang kita dapat dikelas Alkitaba, namun lebih lagi pada pengalaman kita dalam kehidupan kita bersama dengan Allah. Semakin kita mengenalNya maka akan membawa kita pada kedamaian hati. Kita tidak perlu mencari kepenuhan dengan sarana sarana lainnya, cukup mengenal diri kita dan mengenal Allah kita.
            Diperkenankan Oleh-Nya
                  Allah mengasihi kita bukan karena apa yang sudah kita lakukan namun Dia mengasihi kita sebagai pribadi. Memikirkan kita saja sudah sudah membuat Dia senang, dan Dia rindu mengekspresikan perhatian dan kasih sayang-Nya kepada kita. Sama sekali tak ada yang mungkin kita lakukan untuk menjadikan Dia kurang atau lebih mengasihi kita. Hubungan kita dengan Dia didasarkan pada karakter Allah sendiri yang tidak pernah berubah. “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yer 31:3)
Marilah sekarang kita masuk pada bagian penting dalam penanaman gereja. Bagian pertama adalah Visi

VISI
            Adalah sebuah perkara penting yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk dapat memiliki visi. Visi dari seorang pemimpin Kristen haruslah sebuah visi yang berasal dari Allah. Visi bisa jika bukan berasal dari Allah, maka hal ini pastilah merupakan cita-cita, hasrat ataupun ambisi dari pemimpin itu sendiri.                      Mengenai penggenapan visi kita tidak dapat menetapkan berapa lamanya sebab ini bukanlah waktu kita melainkan waktu Tuhan. Namun alangkah baiknya kita perlu mempersiapkan diri kita untuk waktu yang lama dan lebih bersabar akan waktu Tuhan. Mengapa terkadang Tuhan menggunakan waktu yang panjang, karena Tuhan harus banyak bekerja dalam diri kita dan mematikan kita. Mematikan kesombongan, kemampuan, kehebatan, pengetahuan dan segalanya tentang kita, sebab visi bukan berbicara tentang kita tetapi tentang Tuhan. Dunia selalu memberikan batasan dan hasil yang sudah ditetapkan sebab dunia berbicara tentang diri sendiri dan tidak berhubungan dengan Tuhan. Tuhan Yesus membutuhkan tiga puluh tahun untuk sampai disalibNya, musa membutuhkan waktu empat puluh tahun untuk sampai pada panggilannya membawa Israel keluar dari tanah Mesir, Daud membutuhkan lima belas tahun untuk sampai pada tahtanya dari pengurapannya menjadi raja, Abraham membutuhkan dua puluh lima tahun untuk sampai pada saat lahirnya Ishak.
            Visi adalah kehendak Allah atau penggambaran tentang masa depan yang diingikan Allah, yang ada dalam jiwa sang pemimpin, yang sanggup menginspirasi orang lain, membawa makna kepada karya Allah, memobilisasi mereka untuk mengambil tindakan dan membantu mereka menutuskan apa yanag sebaiknya
dilakukan dan tidak dilakukan dalam melaksanakan karya mereka.
           
            Visi selalu menjadi masalah bagi pemimpin yang berkarunia
                  Visi Allah akan membuat seorang pemimpin dan para orang orang yang dipimpinnya berkobar kobar yang memicu pengharapan. Visi akan membawa kita dari satu tempat ke tempat lain demi maksud-maksudNya, bukan maksud kita.
Visi akan selalu dimulai dari satu orang pemimpin, sampai pada akhirnya visi akan menjadi pribadi, misalnya “visi saya” atau “panggilan saya”. Selalu saja visi awal seorang pemimpin bersifat kabur dan tidak jelas baik bagi si pemimpin maupun orang lain.
Saya membutuhkan beberapa tahap untuk sampai pada visi saya hari ini. Semua dimulai pada tahun 1998 mengenai gambaran “memenangkan masa depan” dalam Yosua 1:1-9, sembahlah Allah dalam roh dan kebenaran Yoh 4:24, sampai akhirnya kedua ayat ini sangat mempengaruhi pelayanan saya di Airmadidi. Namun saya belum mampu menyusun visi dalam sebuah kalimat yang bermakna dari sebuah kesimpulan dari kehidupan saya. Tahun 2004 saya pindah pelayanan ke Luwuk melayani dengan mengikuti kata hati yang bercampur sampai pada akhirnya tahun 2010 Tuhan memberikan sebuah ayat Alkitab yang menggelegar di hati saya Roma 10:1-2 yang kemudian muncullah istilah pedoman kami dalam pelayanan “CARE”, kami mendatangkan hasil yang lumayan dari program CARE ini. Namun masih tetap visi menakutkan bagi saya sebab belum bisa menjadi sebuah kalimat yang indah setelah tiga tahun kemudian saya melompat penuh sukacita sebab butuh lima belas tahun saya baru bisa menyusun sebuah visi dalam pelayanan saya. Namun hal tersebut masih 60 % nampak di mata saya, pada akhirnya 8-12 April visi nampak jelas 100 %.
                  Seringkali para pemimpin muda sangat tertarik dan juga takut terhadap visi. Mereka tahu kuasa visi, namun mempertanyakan kesanggupan mereka sendiri untuk bersikap sebagai seorang pemimpin yang digerakan oleh visi dari Allah. Nampaklah bahwa yang menjadi viral diantara para pemimpin bahwa mereka meragukan apakah mungkin mereka mampu menangkap visi dari Allah. Sebenarnya adalah bahwa visi adalah tentang Allah bukan tentang anda dan saya. Allah itulah pencipta visi bagi kita.

            Berhati hatilah mengikuti jalan yang ditetapkan orang lain bagi anda
                  Banyak kali para pelayan mengalami kegagalan ketika mereka mengikuti jalan orang lain sehingga mereka tidak pernah bergumul untuk mencari visi Tuhan. Meninggalkan jalan yang telah ditetapkan orang lain, untuk menuju arah kita adalah suatu keputusan yang sangat menyeramkan. Hal tersebut membutuhkan sebuah tekad khusus untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang orang yang mencoba untuk menentukan jalan kita.
            Visi merupakan awal dari sebuah kepemimpinan. Kepemimpinan kita sesungguhnya dimulai ketika visi mencul di dalam diri kita. Tentulah vis adalah kunci prinsip kempemimpinan.
Seorang pemimpin yang digerakan oleh visi maka dia akan memiliki gairah yang berkobar-kobar bahkan dia akan dianggap sebagai korban dari visi yang hidup.
            Visi adalah sebuah gambaran yang  jelas yang dilihat oleh seorang pemimpin tentang masa depan bagi orang-orang dan organisasi yang ia pimpin. Visi muncul dari kobaran yang Allah tempatkan dalam diri seseorang. Ketika Allah memberikan suatu visi, dan seorang pemimpin akan menangkapnya lalu mulai berlari dengannya, orang-orang melepaskan diri dari pengekangan atau perlawanan apa pun untuk mengejarnya dengan segenap kesanggupan dan karunia mereka.
            Tanggung jawab utama dari setiap pemimpin adalah secara efektif mengomunikasikan visinya dan mengklarifikasikannya kepada pengikutnya. Sang pemimpin hidup dengan visinya siang dan malam. Visi seumpama harta yang disayangi, dijaga dan dilidungi. Sang pemipmpin selalu memikirkan, mengimpikan dan mendoakan visinya lalu menyampaikan kepada yang lain sehingga visi tersebut dapat terlaksana.
            Tetap fokus pada visi menghasilkan tindakan. Hal itu menginspirasikan ekspetaksi untuk melaksankan perkara-perkara besar dan mendorong upaya meraih keunggulan.
            Jadi kobaran (gairah) membentuk sebuah visi lalu lahirah suatu misi- komitmen untuk menindaklanjuti visi tersebut. Misi dilaksankan dengan serangkaian program atau sasaran yang menggenapi visi dengan cara yang berarti dan terukur.
           
            Visi Harus Berasal Dari Yang Benar
                  Visi berasal dari mana? Allah? Manusia? Atau kedua-duannya?
                  Kalau kita mendapati buku buku terlaris hari ini dengan judul “kekuatan diri kita; galilah potensi kita; temukan visi didalam diri anda; visi adalah integritas kita yang kita terapkan untuk kemajuan” nampaknya visi adalah sesuatu yang kita sulap dari dalam diri sendiri. Apakah demikian yang Alkitab katakan? Tidak, kitab suci mengajarkan bahwa visi adalah produk dari Allah yang berkaraya dalam diri kita. Dialah yang menciptakan visi dan kita menerimanya. Visi itulah yang menjadi poin penggerak, suatu sasaran di masa depan bagi kita dan bagi orang-orang disekitar kita.

            Beberapa Visi Dari Alkitab
                  Ketika kita mempelajari kegiatan visi dalam Alkitab, kita menemukan bahwa:
1.      Allah berinisiatif
2.      Allah berfirman
3.      Allah menghubungi
4.      Allah mengundang
Allah menggunakan visi dalam kehidupan para pemimpin untuk mewujudkan kehendak-Nya, untuk menggerakan dan memotivasi kita.
1.      Visi tentang tujuan, dimana Abraham mendapatkan visi yang hanya mengatakan “berangkatlah”
2.      Visi tentang pemberdayaan dan kebebasan, Musa mendapatkan visi tentang pemberdayaan dan kebebasan.
3.      Visi tentang kemenangan, Yosua memenangkan masa depan bagi bangsa Israel
4.      Deborah mendapatkan visi tentang perubahan
5.      Kaleb mendapatkan visi tentang  masa depan (Yos 14:10-12)

Upaya upaya mendefinisikan visi
                  Seandainya kita bertanya kepada para pemimpin Kristen pada berbagai masa dalam sejarah Alitab “Apa Visi Anda?” kemungkinan besar kita akan menjumpai berbagai jawaban:
1.      Sebuan bangsa yan gdipulihkan dan aman. Nehemian
2.      Musa... sebuah tanah perjanjian
3.      Paulus.... bangsa non Yahudi yang mendengarkan perwartaan Injil
4.      Hudson Taylor... tiongkok yang percaya kepada Yesus
5.      Dr Bill Bright... kampus dan dunia dimenangkanbagi Kristus
Visi harus dibedakan menjadi dua bagian yakni visi pribadi dan visi organisasi.
            Visi pribadi: suatu persepsi yang diberikan Allah tentang apa yang Dia kehendaki bagi kehidupan kita
            Visi organisasi: suatu gambaran mental yang jelas tentang masa depan yang leboh baik yang menghormati kerajaan Allah, yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya, yang didasarkan pada pemahaman akurat tentang Allah, diri sendiri, dan keadaan-keadaan


Visi Yang Berhubungan Dengan Keseharian
                  Kebanyakan para pemimpin akan merasakan penasaran dan juga ketakutan ketika berbicara tentang visi. Mari kita mencoba untuk mengidentifikasi visi. Mengidentifikasisebuah visi sama halnya dengan kita mencoba memburu sesuatu dengan menggunakan senapan angin. Dalam senapan angin ada tiga faktor utama untuk membidik buruan yakni alat pengeker berbentuk huruf V, sebuah tonjolan diujung senapan dan sasaran yang akan kita bidik. Jika dikaitkan dengan visi maka ketiga hal penting dalam senapan angin maka diperlukan yang namanya keselarasan. Keselaran ini menyangkut yang namanya karunia-karunia dan kesanggupan sang pemimpin dengan panggilan yang spesifik, dan kesempatan atau visi potensialnya. Kekeran berbentuk V adalah karunia, bakat, dan kecakapan sang pemimpin, besi yang menonjol mewakili panggilan yang spesifik dan sasaran adalah visi.
Jika kita tidak memahami bagian dari huruf V dan besi yang menonjol diujung senapan maka semua hal adalah visi dan semua hal harus dikejar. Hal ini menekankan pentingnya memahami siapa anda sebagai seorang pemimpin. Karunia dan kesanggupan anda, serta panggilan unikdan spesifik yang telah Allah tempatkan dalam diri anda (cobalah merenungkan beberapa waktu). Maka ada tiga pertanyaan yang dapat membantu kita menemukan keberadaan kita
1.      Apa maksud kehidupan saya? (untuk apa saya berada disini)
2.      Apa misi kehidupan saya? (saya paling baik dirancang oleh Tuhan untuk melakukan apa)
3.      Apa visi kehidupan saya? (kemana tujuan saya dalam kehidupan ini sesuai dengan rencana Allah)
Pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur dan jernih seperti kristal, anda dan saya tidak boleh menjawabnya dengan keraguan sedikitpun

            Mengklarifikasikan fokus visi
                  Upaya mencari visi adalah sebuah kebingyngan yang disebakan si jahat diseputar upaya mengejar visi. Dalam dunia rohani setan-setan disuruh mengganggu upaya pemimpin Kristen untuk mengejar atau melibatkan diri dalam rencana visi Allah. Oleh sebab itu mengikuti visi Allah dari awal sudah merupakan pertempuran rohani namun salah satu langkah musuh jahat yang paling strategis adalah membingungkan sang pemimpin dari awal tentang visi Allah.
            Visi dari Allah selalu memiliki nilai yang bening dan bahkan sebening kristal. Adalah tanggung jawab Allah sendiri untuk menjadikannya sebening kristal bagi kita. Kalau ada kekaburan berdoalah dan mintalah, jika visi itu memang visi ilahi, jadikanlah visi itu sebening kristal. Lalu pastikanlah dan selidikilah kitab suci dan pastikanlah visi sama sekali tidak bertentangan dengan firmanNya.
            Beberapa penyebab visi menjadi kabur:
1.      Kesibukan
2.      Kenyamanan--- segalanya menjadi terlalu mudah dan tidak mau keluar dari zona nyaman
3.      Terlalu banyak pilihan--- kita menjadi bingung karena banyaknya kesempatan di depan kita
4.      Ketidaktentraman--- kalau kita tidak benar-benar mengenal diri kita, mana mungkin kita tahu kita cocok melakukan apa atau kemana seharusnya kita menuju
5.      Masa lalu kita
6.      Kemalasan--- tidak mau mengejar visi dari Allah
7.      Kurang berdoa
8.      Mencoba mengambil visi orang lain, dan hal itu sangat tidak efektif karena bukan visi untuk waktu maupun tenpat di mana kita atau para pengikut kita berada
9.      Tidak ada harapan mendaptkan visi dalam pelayana kita dan karenanya kita tidak berusaha mengejar visi Allah
10.  Dosa tersembunyi selalu saja menumpulkan visi Allah

Mendapatkan visi Allah
      George Barna membaginya menjadi empat bagian penting dalam mendapatkan visi dari Allah:
1.      Kenalilah diri sendiri luar dalam
2.      Kenali lingkungan dan keadaan pelayanan kita
3.      Kenalilah Allah lewat doa, ibadah, serta merenungkan firman Tuhan dan prinsip-prinsipnya
4.      Ujilah. Mintalah umpan balik dari beberapa orang yang bisa anda percayai

            Visi selalu hadir kala kita sedang sendirian
                  Kadangkala kita hidup di lingkungan yang sibuk dan bising, namun kita dituntut untu memimpin dengan cara berpikir yang jernih dan visioner. Cara berpikir kita yang pling jernih muncul dalam keheningan... sebab kesendirian memberi kita kesempatan untuk bersaateduh.
                  Keresahan adalah dosa pemimpin yang antusias. Semangat kita untuk pelayana seringkali itulah yang menjadikan kita terlalu cemas dan aktif. Kita menambahkan program pada program. Suara kita menjadi parau karena terlalu banyak berbicara. Tubuh dan jiwa kita menjadi letih karena terlalu banyak hal yang kita lakukan.
Pelayan demi Allah sering kali bisa menjadi musuh terbesar kita dalam penyembahan kita kepada Allah.
Yesus mengatakan “marilah ke tempat yang sunyi, supay kita sendirian” (Markus 6:31). Yesus menghendaki para pemimpin bersaat teduh bersama Dia--- berhentilah berbicara dan mulailah mendengarkan.
Mulailah belajar untuk berdiam diri dihadapan Tuhan dan membiarkan Dia menyampaikan kehendakNya pada kita. Berdiam dirilah tanpa mengatakan sepatah katapun dan belajarlah untuk memiliki kepekaan yang tajam akan suaraNya. Kesibukan selalu saja menumpulkan kepekaan kita akan pimpinanNya.

            Kita tidak mengutamakan saat teduh

                  Allah selalu menantikan kita untuk mendengarkan Dia. Sebagian besar para pemimpin menghabiskan banyak waktunya untuk berbicara kepada Allah dan sedikit waktu untuk mendengar, terlalu berisik dipikiran dan hati kita. Sebagian besar para pemimpin pemberita Injil tidak mengutamakan saat teduh atau kesendirian, padahal para pemimpin saat teduh harus menjadi komponen kehidupan pribadi kita. Maka prinsip kita adalah “lebih dipimpin oleh Yesus”, dan satu satunya cara hal itu mungkin terjadi adalah dengan mendengarkan-Nya semantara Dia berbicara lewat firman-Nya dan melalui Roh.
                  Kebisingan, pembicaraan, dan jadwal yang sibuk menumpulkan kepekaan kita, menutup telinga kita terhadap suara-Nya yang lembut dan menjadikan kita kebal terhadap sentuhan-Nya.
                  Suara jenis apa yang ada di sekeliling kita? Apa yang menghalangi anda bersaat teduh dan mendengarkan? Berikut berberapa hal penyebabnya:
1.      Banyak pemimpin merasa terlalu sibuk meluangkan waktu untuk mendengarkan (saya selalu merasa takut dengan kesibukan, da kesibukan selalu saja menghancurkan sebuah hubungan yang intim dengan Tuhan). Kita memiliki lalu lintas pikiran yang mengganggu kosentrasi kita sekaligus melelahkan kita. Kesempatan yang baik terus muncul atau orang terus meminta perhatian kita dan pada akhirnya kita kehilangan waktu untuk bersaat teduh.
2.      Banyak permimpin sesungguhnya bersikap mendua tentang kesendirian
3.      Banyak juga para pemimpin takut dengan kesendirian.

            Sebuah Renungan Untuk Visi
Apa sasaran saya? Saya ingin dikenang sebagai apa?
            Mengapa saya masih mencari visi?
Apakah saya terkadang merasa marah karena kehidupan berlalu begitu saja tanpa ada artinya?
            Apakah saya bertanya-tanya, “apa yang bisa saya lakukan?”
Darimana datangnya visi saya?
            Bagaimana saya memberikan sebuah penjelasan dari sebuah visi yang hebat dan berkualitas?
Apa yang anda pelajari tentang visi Musa, Paulus dan tokoh tokoh Alkitab lainnya?
           

            Penerapan Visi
                  Suatu saat di akhir tahun 2003 tepatnya setelah saya menikah dengan isteri dibulan Desember ada tawaran untuk melayani di Luwuk. Sebagai sedikit gambaran adalah bahwa hampir tidak ada satupun yang tertarik untuk melayani di kota kecil ini. Namun sekitar tahun 1998 saya mendapatkan visi pribadi mengenai “Memenangkan masa depan bersama Tuhan”. Hal ini berlanjut ketika saya berkunjung ke Luwuk untuk mengisi sebuah acara undangan ibadah di Luwuk, Tuhan menyatakan bahwa Luwuk bagaikan ladang yang telah menguning. Bagaimana bisa dikatakan menguning? Sementara hampir tidak ada satupun yang berkeinginan untuk melayani di kota ini. Inilah visi sederhana yang Tuhan nyatakan disaat semua keadaan sepertinya tidak mungkin. Kembali kepada tawaran ditahun 2003 untuk melayani di Luwuk, saat itu saya belum memberikan jawaban untuk bersedia melayani dan harus digumuli terlebih lagi. Doapun mengalir untuk menggumuli Luwuk. Sampai suatu saat perjalanan dari Airmadidi ke Manado dalam sebuah angkutan kota, dan dalam batin terus berdoa sampai akhirnya disekitaran kairagi Tuhan menyatkan dan berkata dengan lembutnya “Ke Luwuk”, hanya itulah visi awal dari Tuhan.
                  Tuhan terus membawa kami untuk mengenalNya melalui rancanganNya bagi kami. Dimulai dari satu keluarga dan mengawali dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan masa depan pelayanan yang kokoh. Lima belas tahun Tuhan menjernihkan visi kami yang pada akhirnya menjadi seperti ini “Menjadi gereja yang MEMULIAKAN (1 Kor 10:31) Allah dalam MISINYA (Roma 10:1-2) dikabupaten banggai serta BERTUMBUH (Yoh 4:24) kearah Kristus dan HIDUP dalam FirmanNya serta diikat dalam PERSEKUTUAN kasih yang saling melayani
           
            Prinsip Prinsip Visi
                  Ada beberapa prinsip yang seringkali diabaikan oleh banyak para pemimpin Kristen yang pada akhirnya mereka sendiri tidak memahami apakah yang dipegangnya sebagai acuan pelayanan adalah visi atau ambisi dari seorang pemimpin. Beberapa prinsip tersebut adalah:
            Allah yang menanamkan visi. Terlalu banyak buku buku dan seminar-seminar yang menurunkan derajat visi ke semacam latihan dan disiplin pribadi. Belajarlah dari banyak kisah bagaimana Allah menanamkan visi kepada para tokoh-tokoh Alkitab dan apa maksudnya Allah memberikan kisah-kisah visi.
            Allah juga berdaulat. Allah juga sanggup mengubah rencana-rencana dan bahkan mengubah visi terutama kalau para pemimpin belum siap dan perlu bertumbuh sebelum mereka mampu merangkul visi Allah bagi kehidupan mereka.

            Membedakan visi Allah
                  Bagaimana caranya kita dapat membedakan apakah kita sedang mengejar visi Allah bagi kehidupan mereka atau sekedar mengikuti dorongan pribadi yang dipicu oleh kekurangan atau kebutuhan kita sendiri? Maka kita harus menanyakan pada diri kita sendiri, apakah visi kita konsisten dengan Alkitab?

Setiap Tempat Yang Allah Berikan Adalah Kudus
                  Setelah kita berbicara mengenai visi masuklah kita pada bagian penerapan atau pemaparan visi yang telah Tuhan nyatakan pada kita. Pemaparan tersebut pastilah bukan diruang hampa tanpa ada kesulitan kesulitan yang harus kita jalani. Ketika Tuhan mengutus kita ke sebuah tempat ingatlah bahwa kita akan menghadapi banyak sekali kesulitan. Namun ingatlah bahwa dibalik semua itu Tuhan memiliki rencana yang agung bagi kita. Tentulah rencanaNya telah Tuhan nyatakan pada kita lewat visi yang Tuhan sudah nyatakan pada kita sebelumnya. Rencana Allah ditempat dimana Tuhan membawa kita itulah yang disebut dengan tanah kudus Allah.
                  Setiap tugas merupakan tanah kudus sebab Yesus telah menyerahkan diriNya untuk hidup orang-orang yang hidup disana. Setiap tempat itu penting karena Allah ingin kita mencapai sesuatu yang supernatural.
                  Ingatlah dan hargailah tempat dimana kita berada sekarang Allah sedang dan akan membuat perkara besar disana. Hanya saja terkadang kita kurang sabar untuk melihat setiap pekerjaan Tuhan. Kita selalu menuntut instan, sementara dihadapan Tuhan dalam pekerjaanNya tidak ada yang instan, selalu membutuhkan waktu yang terkadang sangat panjang dan hal ini telah dibahas dipembahasan sebelumnya.

Iman yang radikal
                  Setelah Tuhan memberikan kita visi yang jelas bagi rancanganNya maka Tuhanpun memberikan kita sebuah tugas disebuah tempat yang Tuhan inginkan kita bekerja disana.
                 

teologia sukses

   TEOLOGIA SUKSES Pendahuluan                   Setelah era perang dunia ke-dua seluruh tatanan dalam kehidupan ...